cerita mbun

Tips Membiasakan Anak Membaca Buku

Posting Komentar
Cara membiasakan anak membaca buku
Sumber: Canva
Seru sekali hari Jumat malam jam 7 bisa berkesampatan mengikuti bincang hangat bersama kak Helena Safitri tentang Tips Membiasakan Anak Membaca Buku. Sebelumnya aku juga sudah pernah menulis tentang cara mengenalkan buku pada anak. Diskusi semalam menambah wawasan aku terkait perbukuan khususnya pada anak.

Aku dibuat takjub saat moderator menyampaikan CV beliau yang penuh dengan segudang prestasi. Berpengalaman dalam dunia parenting, ibu yang seorang Blogger ini sudah mengikuti banyak pelatihan dan komunitas. Melahirkan buku solo dan antologi.

Sekolah Alam Semesta – Cerita Homescholling Anak Usia Dini (0-6 tahun) salah satu karya solonya yang membuat aku penasaran apa saja sih isi buku di dalamnya? Kalau kamu penasaran juga boleh berkunjung ke blog kak Helena di helenamantra.com.

Perlukah Membaca Buku untuk Anak?

Pertanyaan yang dibuka kak Helena malam itu adalah perlukah membaca buku untuk anak? Jelas perlu dong ya, tanpa buku darimana kita bisa mendapatkan ilmu dan pengetahuan. Iya nggak? Dengan buku anak jadi bisa belajar tentang jiwa kepemimpinan

Tips membiasakan membaca buku ala Helena Safitri

Semua peserta diskusi sepakat kalau perlu membiasakan buku pada anak sejak kecil, memang sepenting itu membaca buku bagi kehidupan. Bukan hanya membaca buku, namun memahami makna dari buku tersebut apa yang disampaikan oleh penulisnya.

Kak Helena pernah punya pengalaman membacakan buku pada anak dengan buku  cerita pendek yang ilustratornya menarik, tapi tidak paham pembahasannya, asal dibacakan saja pada anak ehh anaknya malah tidak tertarik.

Ini bener banget dan relate sama aku, kalau kita paham bahasan dari bukunya, kita jadi mudah menyampaikannya pada anak. Bercerita jadi seru dan indah. Anak jadi tertarik pada buku yang kita ceritakan dan mau mendengarkan.

Aku pernah juga ikut salah satu webinar menulis buku cerita anak. Dijelaskan bahwa jika kita menulis buku cerita anak, sebaiknya juga disukai dan dipahami oleh orang dewasa. Ketika buku cerita anak sudah disukai oleh orang dewasa, maka anak juga akan suka karena ceritanya menarik dan mudah dipahami.

Namun, sayangnya minat baca di Indonesia masih tergolong rendah. Kenapa ya bisa begitu? Apakah pengaruh dari gadget? Katanya gadget adalah nanny terbaik bagi anak. Dikasih gadget aja, anak sudah anteng, hehe.

Tantangan Minim Literasi Anak Indonesia

Kak Helena membagikan fakta literasi di Indonesia adalah Program for International Student Assessment (PISA) 2022 Indonesia Peringkat ke-68 dari 81 negara. 37,32 % termasuk golongan rendah pada tahun 2019 oleh Indeks Aktivitas Literasi Membaca. Hasil Asesmen Nasional (ANBK) tahun 2022 juga menunjukkan hasil kalau 2 peserta didik belum bisa mencapai kompetisi minimum literasi.

Fakta tersebut jadi tantangan sendiri bagi literasi di Indonesia. Kalau bukan kita orang tua yang menumbuhkan minat baca pada anak, siapa lagi?

Salah satu yang menjadi tantangan itu adalah akses. Bagaimana anak-anak Indonesia mau membaca buku kalau aksesnya saja tidak ada?

Ini benar sekali di kota Karawang saja untuk akses membaca masih minim. Waktu sekolah pernah ke perpustakaan daerah yang ada di pusat kota Karawang. Apakah sekarang masih ada atau tidak, aku juga tidak tahu. Saat itu ke sana juga sepi tidak banyak yang mengunjungi, bukunya juga terbatas. Kalau kalian tahu, kasih tahu aku ya siapa tahu kita bisa baca buku bareng di perpustakaan, hehe. 

Selain di pusat kota, aku tidak tahu di mana lagi ada perpustakaannya. Kapan lalu aku senang lihat media sosial di alun-alun Karawang ada sekelompok mahasiswa yang menggelar lapak untuk membaca buku untuk dipinjamkan. 

Bukunya ada khusus anak-anak dan dewasa. Kegiatan literasi seperti itu harusnya layak di apresiasi dan didukung oleh pemerintah daerah sehingga banyak anak-anak dan dewasa yang membaca buku.

Gimana di tempat kalian? Apakah bukunya mudah diakses?

Tips Membiasakan Anak Membaca Buku

Ada banyak cara untuk membiasakan anak membaca buku yang beberapa sudah aku terapkan. Kak Helena membagikannya kedalam tips berikut.

1. Mudah Mengakses Bahan Bacaan

Ibarat perpustakaan daerah tadi, di rumah juga sebaiknya anak mudah untuk mengakses buku. Misalkan sediakan tempat atau rak khusus buku disimpan di temat biasa anak beraktivitas. Dengan begitu anak jadi mudah jika ingin membaca buku dan yang dilihatnya selalu tentang buku. 

Selama ini ternyata aku salah malah menjauhkan rak buku dari anak karena khawatir jadi rusak dirobek sama Aqlan. Aqlan bayi senang mengambil buku dari rak kecil lalu merobeknya. Gara-gara itu aku jadi memindahkan rak buku yang sulit dijangkau oleh Aqlan. 

Padahal tidak usah dipindahkan, kita pantau saja anak agar tidak merobek buku. Buku yang dirobek juga tidak banyak kan? Membereskan kembali buku juga tidak sampai 10 menit? Huhu. 

Ajak anak ke toko buku terdekat
Sumber: Canva
Ajak anak ke perpustakaan, bazar, toko buku, taman baca atau read aloud event, apa saja yang berkaitan dengan buku. Beri hadiah buku pada anak.

Buku juga bisa kita bawa sebagai bekal selain dari makanan dan minuman saat sedang bepergian. Sembari menunggu antrian atau selama di perjalanan kita bisa membacakannya buku.

2. Memilih Buku yang Tepat

Kenalkan buku sesuai dengan minat anak agar anak semakin tertarik dengan buku atau saat sedang kita bacakan buku. Aqlan suka yang berhubungan dengan mobil kontruksi seperti beko, pemadam kebakaran, polisi, maka dia akan lebih tertarik dengan buku yang ada hubungannya dengan kendaraan tersebut. 

Selama ini apa saja yang aku bacakan Aqlan akan selalu tertarik, tidak pernah bosan walaupun itu-itu saja. Buku 4 kata ajaib favorit Aqlan karena ada gambar es buah dan hewan di dalamnya. 

Pilih buku sesuai jenjang usia anak juga ya Bun sambil membiarkan anak memilih buku yang ia mau baca. Aqlan tipikal anak yang kalau udah suka sama satu barang, dia akan terus sayang sama barang itu dan membawanya kemanapun ia pergi.

Kak Helena juga membagi perjenjangan usia anak dalam membaca buku.

  • Pembaca dini: 0 - 7 tahun
  • Pembaca awal: 6-8 tahun, 7-9 tahun, 8-10 tahun
  • Pembaca Semenjana: 10-13 tahun
  • Pembaca Madya: 13-15 tahun
  • Pembaca Mahir: >16 tahun

3. Bookish Play

Membuat aktivitas yang berkaitan dengan buku, seperti menyanyi, membuat eksperimen, memasak dan lain sebagainya. 

Membuat catatan daftar buku apa saja yang sudah dibaca atau yang akan dibaca. 

4. Jadilah Teladan

Anak biasanya suka tertarik dengan apa yang orang tua lakukan. Manfaatkan hal itu dengan membaca buku di dekat anak.

Rutinitas membaca buku tidak hanya untuk anak, tapi untuk orang tua. Aku juga kalau baca buku pasti di samping Aqlan, biasanya dia selalu ingin tahu buku apa yang aku baca. 

Jadwalkan membaca anak sebelum atau sesudah tidur. Membuat jadwal membaca membuat anak tahu kalau baca buku itu sebuah rutinitas yang perlu ia lakukan. Dari yang tadinya membaca hanya 1 judul, lama-lama nagih membaca banyak buku. 

Sekarang ada banyak sumber bacaan buku baik buku fisik atau buku digital. Jika yang digital cari yang bisa kita print secara pribadi. Bukan hanya aku saja yang juga punya pengalaman membiasakan anak membaca buku, tapi Mom Blogger dari Batam ini juga punya pengalaman yang unik karena usia anak bungsu yang tidak jauh dari Aqlan. 


Kesimpulan

Rendahnya minat baca di Indonesia masih menjadi tantangan hingga kini, apalagi kurangnya akses terhadap bacaan.

Kita bisa memulai membiasakan anak membaca buku dengan mudahnya memberi akses terhadap bacaan anak. Manfaatkan perpustakaan, taman baca dan free eBooks untuk menunjang minat baca pada anak. 

Related Posts

Posting Komentar