cerita mbun

Harus Sabar, Begini Cara Mengajarkan Anak Puasa Ramadan

Cara mengajarkan anak puasa

Baru Januari kemarin usia Aqlan genap 3 tahun. Masih terlalu dini untuk belajar berpuasa. Meski begitu, aku sudah mengenalkannya apa itu puasa di bulan Ramadan. Mengenalkan anak puasa Ramadan bukan harus selalu anak turut serta puasa, mengingat usianya yang masih terlalu dini.

Mengenalkan konsep berbuka puasa dan sahur, shalat tarawih dan tadarus adalah caraku saat ini untuk mengenalkan Aqlan tentang puasa agar nanti semakin ia tumbuh, ia sudah tidak kaget lagi mengenai ibadah dan kegiatan yang dilakukan di bulan Ramadan. 
"Batur buka milu buka, batur sahur milu sahur." Istilah dalam Bahasa Sunda yang artinya orang buka puasa, ikut buka puasa. Orang sahur, ikut sahur. Aqlan ada di fase ini yang masih belajar tentang konsep buka puasa dan sahur. 
Harus sabar dan pelan-pelan untuk mengajarkan anak puasa. Aku memilih untuk mengenalkannya dulu tentang puasa, sambil belajar cari tahu bagaimana mengajarkan anak puasa melalui teman, tetangga atau saudara yang anaknya sudah mulai belajar berpuasa. Ajarkan juga anak menyambut bulan puasa Ramadan agar semakin semangat belajar puasanya. 

Melihat anak-anak sudah mulai belajar berpuasa, dalam hati aku jadi membayangkan, gimana ya prosesnya nanti ketika Aqlan berpuasa? Apakah banyak mengeluhnya? Atau malah menolak berpuasa? Huhu pasti di situ kesabaran kita diuji ya, Bun.

Untuk mencegah anak menolak belajar puasa, yuk kita sama-sama belajar tips mengajarkan anak berpuasa Ramadan agar anak riang gembira dan ikhlas menjalaninya.

Tips Mengajarkan Anak Puasa Ramadan

1. Berikan Pemahan pada Anak tentang Puasa

Bunda jangan langsung menyuruh anak untuk tidak makan dan minum seharian begitu saja. Anak pasti kebingungan dan kaget disuruh tiba-tiba tidak makan dan minum. Namun, berikan pemahaman mengapa kia harus puasa, pahalanya, dan manfaat puasa itu sendiri. Makna puasa harus sudah dijelaskan pada anak dengan bahasa anak sehari-hari.

Usia Aqlan adalah usia rasa ingin tahunya tinggi. Jadi, aku manfaatkan untuk mengenalkan puasa dan memberikan pemahaman di usia segini. Anak akan bertanya dan kita pelan-pelan jelaskan dengan bahasa yang sederhana yang dimengerti anak-anak.

2. Ajarkan Puasa Setengah Hari

Tidak usah langsung sampai magrib, Bunda bisa mengajarkan anak puasa sampai jam 9 pagi untuk permulaan. Berikutnya hingga dzuhur dan begitu seterusnya hingga anak bisa mencoba puasa hingga magrib.

Pengalaman kecilku dulu juga begitu, dalam sebulan puasa banyak bolongnya. Tapi, tidak apa-apa karena sedang proses belajar. Lama-lama juga akan terbiasa berpuasa hingga selesai.

Teringat dulu belajar puasa jam 9 sudah mulai lemas kehausan. Akhirnya untuk permulaan adzan dzuhur sudah buka puasa. Dulu perasaan lama sekali menunggu datangnya adzan dzuhur, sekarang malah waktu terasa begitu cepat. Mungkin karena sudah bukan anak kecil lagi dan terbiasa puasa ya, hehe.  

3. Jangan Memaksa Puasa Jika Anak Tidak Kuat

Inginnya kita sebagai orang tua anak langsung bisa melakukan sesuatu dengan sempurna. Padahal dilihat dari sudut pandang anak, mereka juga sedang belajar mengenai sesuatu termasuk puasa. Mereka tidak bisa langsung seperti kita, apalagi kondisi fisiknya juga tidak sekuat kita yang dewasa.

Meski puasa sebagai detox, kekebalan tubuh dan baik bagi tubuh, jika anak sudah mulai terasa kelelahan dan segera ingin berbuka, jangan paksa anak untuk terus berpuasa. Cek kondisi anak apakah memungkinkan untuk melanjutkan puasa atau tidak. 

Jangan sampai hal yang tidak diinginkan terjadi. Sebaiknya biarkan anak berbuka jika sudah lemas dan kelelahan. Bunda bisa memberikan berbagai menu berbuka puasa agar ia kembali bersemangat. 

4. Jadi Contoh yang Baik untuk Anak

Kalau bukan kita siapa lagi yang mencontohkannya? Anak lebih menyerap apa yang kita lakukan daripada yang kita ucapkan. Karena anak juga mengamati perilaku kita.

Kita juga sebaiknya memberikan contoh bagaimana menjalani puasa yang baik. Bukan sekedar menahan haus dan lapar, tetapi juga menahan marah di bulan puasa. Kalau Bunda sedang berhalangan tidak puasa, sebaiknya jangan makan dan minum di depan anak. Anak belum mengerti dan pasti sulit juga untuk kita menjelaskannya.

Meski sulit dijelaskan, tetap coba beri pemahaman perlahan. Meski anak juga tidak mengerti, setidaknya anak tahu siapa saja yang diwajibkan untuk berpuasa.

Khawatir malah anak tidak bersemangat untuk puasa. Ibu saja tidak puasa, kenapa aku harus puasa? Dulu Mamaku juga begitu, kalau tidak puasa makannya sembunyi-sembunyi untuk menjaga aku agar tidak tergoda makanan. Mama selalu begitu bahkan hingga aku dewasa, katanya menghargai orang yang puasa.


5. AJarkan Anak Tangani Rasa Haus dan Lapar

Ketika anak merasa lapar, kita ajarkan anak tangani rasa haus dan lapar. Sembari belajar menangani masalah. Masalahnya lapar dan haus. Lalu bagaimana solusinya?

Solusinya mulai dari ari mempersiapkan makanan yang membuat kita kuat berpuasa dengan mengonsumsi makanan serat dan minum air putih yang cukup. Saat sedang terasa lapar, kita ajarkan juga bahwa tubuh butuh istirahat, sebaiknya istirahat agar tidak mudah merasa lapar.

Kenalkan berbagai kegiatan agar anak tidak bosan saat puasa. Temani anak dalam proses belajar puasanya.

6. Berikan Reward

Ada erbagai macam statement tentang pemberian hadiah bagi ana yang berpuasa. Ada yangs setuju dan tidak setuju. Hal pro dan kontra tentu sudah biasa. Aku pernah melihat tayangan televisi ada artis yang sedang diwawancarai perihal pemberian hadiah ini.

Aku lupa siapa, katanya, beliau tidak memberi hadiah untuk anak yang sedang berpuasa karena khawatir anak berpuasa tujuannya karena hadiah bukan karena Allah.

Hmmm…kalau aku punya pandangan sendiri. Kalau aku termasuk yang memberikan anak hadiah ketika belajar puasa agar anak semangat belajar puasanya. Hadiah tersebut bisa berupa pujian dan semangat karena anak telah mau mencoba belajar puasa.

"Terima kasih ya Nak, sudah mau belajar puasa."
"Semangat ya, kamu pasti bisa puasa lagi sampai magrib!"
"Kamu keren, sudah bisa menahan lapar, haus dan amarah hari ini!"  

Memberi hadiah materi dengan menanyakan anak ingin dibelikan hadiah apa. Anggap saja seperti pemberian THR untuk saudara dan sepupu. Kita saja memberikan saudara THR kenapa anak sendiri tidak diberikan hadiah?

Worth it kok untuk memberikan hadiah atas kerja kerasnya yang sudah mau berusaha belajar puasa. Pemberian hadiah ini atas dasar usahanya dan kesungguhannya untuk belajar puasa.

Bunda termasuk yang mana nih, memberikan hadiah atau tidak?

Kesimpulan

Semoga tips mengajarkan anak berpuasa di atas bermanfaat ya. Jangan lupa sesuaikan juga dengan kondisi psikis dan fisik anak. Jangan terlalu memaksakan juga jangan terlalu acuh dengan tidak mengenalkan puasa pada anak.

Perlahan namun pasti lama-lama anak akan mengerti tentang kewajibannya berpuasa. Memberikan hadiah adalah salah satu cara menghargai proses yang anak lakukan.


Related Posts

Posting Komentar