cerita mbun

Kebiasaan Suami Istri yang Bisa Jadi Bom Waktu Dalam Pernikahan

Bom waktu dalam pernikahan

Memiliki keluarga yang harmonis adalah impian bagi semua pasangan suami istri. Seiring berjalannya waktu ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Kerap kali ujian datang dan saat itulah kita jadi belajar bagaimana cara kita untuk tetap bisa menjadi keluarga yang harmonis tanpa memendamnya sendirian.

Setiap pernikahan memiliki tantangannya sendiri. Pernikahan terasa lebih mudah jika keduanya saling terbuka dan menerima. Mau menyimpan egonya demi terciptanya keluarga yang harmonis. 

Sudah terbiasa dengan pasangan, membuat kita cuek dengan sikap pasangan. Kegiatan sehari-hari membuat kita lupa sama pasangan. Semua terjadi begitu saja. Merasa semua baik-baik saja padahal salah satu memendam perasaan yang tidak menyenangkan dan sudah siap meledak jika ada trigger yang memicunya. 

10 Perilaku Suami Istri yang Bisa Jadi Bom Waktu

Setuju nggak Bun kalau pernikahan itu belajarnya seumur hidup? Meski sudah mengenal lama pasangan dan pernikahan yang lama, tetap harus melakukan yang terbaik agar bisa menjadi istri salihah. Tanaman saja perlu dirawat agar tumbuh subur, sama halnya dengan pernikahan yang terus dipupuk agar selalu harmonis sampai akhir hayat.

Tidak ada yang dipendam apalagi unek-unek sama pasangan yang bisa jadi bom waktu dan meledak kapan saja. Ini jelas berbahaya. Maka hindari hal-hal yang bisa menjadi pemicunya.

1. Tidak Terbuka Soal Keuangan

Masalah keuangan sangat sensitif untuk dibicarakan. Sebaiknya untuk selalu bersifat terbuka dalam hal apapun, tidak ada yang ditutupi. Beritahu soal keuangan kepada pasangan agar tidak menimbulkan kecurigaan pada pasangan.

Apabila digunakan untuk keperluan pribadi dalam penggunaannya tidak boros sehingga tetap memprioritaskan kebutuhan keluarga.  Jika salah satu merasa boros tentu ini akan menjadi konflik yang berkepanjangan.

2. Tidak Melibatkan Pasangan Saat Mengambil Keputusan

Kehidupan rumah tangga bukan hanya tentang suami atau istri saja. Tapi juga melibatkan kedua belah pihak. Sebagai kepala keluarga memang suami yang memimpin rumah tangga namun sebelum memutuskan, tentunya perlu ada diskusi bersama.

Melibatkan pasangan membuat pasangan merasa dihargai dan diakui keberadaanya. Baik suami atau istri sama-sama turut andil dalam mengambil keputusan. 

3. Tidak Melibatkan Pihak Ketiga Jika Ada Masalah

Permasalahan dalam rumah tangga cukup diselesaikan bersama. Jangan terlalu sering menceritakan permasalahan keluarga ke orang lain kecuali memang permasalahan besar yang memerlukan pihak ketiga untuk menyelesaikannya.

Sering menceritakan permasalahan rumah tangga kepada orang lain membuat pasangan tidak nyaman dan masalah semakin runyam. Curhat kepada teman sewajarnya karena masalah rumah tangga memang lebih dirahasiakan berdua saja. 

Jika butuh bantuan, jangan ragu untuk menghubungi psikolog. Kalau perlu cerita, carilah orang yang tepat yang mampu menyelesaikan permasalahan rumah tangga. 

4. Memilih Diam dan Menghindar Saat Ada Konflik

Terbiasa diam saat ada masalah, merasa masalah jadi selesai dengan sendirinya padahal diam bukan berarti menyelesaikan masalah. Dengan sikap pasangan yang diam, salah satunya bisa merasa diabaikan dan bisa menjadi bom waktu suatu saat karena merasa hubungannya seperti silent treatment
Silent treatment pernikahan
Sumber: Canva
Jika harus menunggu waktu yang tepat maka bicarakan dengan pasangan beritahu kalau saat ini emosinya sedang tidak stabil, tunggu 30 menit baru akan bicara lagi. Jangan langsung menghindar atau mendiamkan sampai berhari-hari lamanya.

5. Fokus Menjadi Orang Tua Bukan Pasangan

Setelah menyandang status sebagai orang tua, tentunya kita menjadi orang tua baru yang lebih banyak belajar tentang cara merawat bayi. 

Memberikan perhatian lebih pada anak, sibuk mencari tahu dan menjaga anak hingga lupa ada tanggung jawab lain kita pada pasangan. Jangan lupa peran kita sebagai pasangan bukan hanya orang tua. 

Sesekali pergi berdua dengan pasangan untuk menikmati quality time bersama pasangan. Pergi menonton bioskop atau di rumah bercengkrama berdua sambil menikmati kudapan hangat.

6. Merasa Paling Banyak Berkorban

Dalam pernikahan ada tugas dan fungsi yang sudah disepakati bersama. Jika tidak setuju dengan tanggungjawab masing-masing sebaiknya dibicarakan agar tidak menjadi unek-unek.

Jangan merasa menjadi "paling" banyak berkorban dalam rumah tangga karena semua ada perannya masing-masing. 

7. Mengungkit Masalah yang Terjadi di Masa Lalu

Perbedaan dalam rumah tangga selalu ada. Biasanya ketika bertengkar perempuan sering mengungkit masalah yang lampau dan sudah selesai namun di ungkit kembali.

Terus mengungkit masa lalu bisa menimbulkan pertengkaran. Mungkin pasangan terlihat biasa saja, tapi bisa meledak kapan saja karena memendamnya seolah tidak terjadi apa-apa.

8. Tidak Mengapresiasi Pasangan

Tugas Ayah yang bekerja dan Ibu mengurus rumah sudah menjadi kegiatan sehari-hari. Padahal kegiatan tersebut perlu di apresiasi karena bekerja di kantor dan mengurus keluarga di rumah penuh juga tidak mudah.
10 perilaku kebiasaan suami istri yang jadi bom waktu
Sumber: Canva
Memberikan semangat atau terima kasih karena sudah bekerja keras. Ayah juga bisa mengucapkan terima kasih kepada istri karena sudah menjaga anak, mengurus rumah seharian. Masing-masing punya beban kerja yang berat dan layak di apresiasi.

Suami dengan segala tantangannya di kantor dan istri dengan segala hiruk pikuknya di rumah. Maka saling mengapresiasi pasangan bisa jadi motivasi untuk bekerja lebih giat. Memuji masakan istri juga bisa membuat istri senang loh, hehe.

9. Berlaku Tidak Adil

Jika suami termasuk sandwich generation yang harus membantu keluarga, bersikaplah terbuka jangan sampai istri merasa kebutuhan keluarga tidak terpenuhi dengan baik.

Bersikap adil kepada dua keluarga besar dari pihak istri maupun suami dan tidak ada yang ditutupi.

10. Kurang Mendengarkan Pasangan 

Saling terbuka satu sama lain adalah kunci komunikasi yang baik. Saat berdiskusi cobalah mendengarkan pasangan dengan baik, jangan menyela saat pasangan sedang berbicara.

Menyampaikan pendapat adalah hak masing-masing. Berbicara dengan baik dan lembut sehingga tidak menimbulkan pertengkaran yang baru. 

Kesimpulan

Banyak perilaku suami istri yang tanpa sadar bisa menjadi boomerang di kemudian hari. Terbuka dengan pasangan menjadikan keluarga semakin harmonis. 

Membentuk keluarga yang harmonis mudah kok. Dimulai dari mengapresiasi hal-hal kecil dan menghargai keberadaan pasangan.


Referensi:

https://www.ibupedia.com/artikel/keluarga/hindari-15-hal-ini-agar-tidak-merusak-hubungan-pernikahan









Related Posts

Posting Komentar