cerita mbun

Cara Menjadi Wanita Bahagia

17 komentar

Definisi bahagia


Perasan insecure menjadi ibu rumah tangga kerap kali menimpa diriku. Kadang perasaan itu muncul disaat aku sedang lelah mengerjakan domestik atau melihat bahagianya teman yang sedang bekerja di ranah publik. 

Pernah nggak sih kamu merasa tiba-tiba sedih? Atau tiba-tiba galau padahal sedang tidak ada masalah, semua baik-baik saja tapi rasanya kamu cape banget dan sedih. 

Aku pernah merasakan itu, stres dan sedih sama diri sendiri. Merasa tidak mampu dan tidak berdaya. Kalau dibilang kurang bersyukur, rasanya juga bukan. Beberapa teman menebak mungkin aku butuh healing atau bertemu seseorang selain suami dan anakku. Apa iya semuanya bisa mengembalikanku pada keadaan normal kembali? Apa iya dengan healing yang dimaksud jalan-jalan bisa membuatku bahagia?

Saat aku merasakan itu semua, tiba-tiba Blogspedia menggelar webinar pertama kali yang bertema menjadi wanita bahagia. Webinar ini terselenggara karena obrolan di grup yang ramai membahas tentang kesehatan mental. Ketua Blogspedia Pak Sugianto yang akrab disapa Pak Ugi mengusulkan kita membahas kesehatan mental melalui webinar yang rencananya Insya Allah akan dilakukan secara rutin setiap 1 bulan sekali. 

Tema kesehatan mental sangat luas, dilakukan voting untuk menentukan tema yang akan dibahas. Kebanyakan memilih tema menjadi wanita bahagia.

Blogspedia menghadirkan psikolog cantik bernama Faizah M.Psi seorang lulusan Universitas Brawijaya jurusan psikologi. Acara tersebut dimulai dengan selayang pandang tentang Komunitas Blogspedia yang dibawakan langsung oleh founder Blogspedia Coach Marita Ningtyas. 

Sebelum mbak Faizah menjelaskan tentang materi, beliau melakukan pre test untuk menentukan kondisi mental kita saat itu. Sama dengan keadaanku, hasil test menunjukkan bahwa aku sedang tidak baik-baik saja. Mbak Faizah ini baik sekali orangnya terlihat dari cara beliau yang begitu sabar menjelaskan dan membantu kita untuk menjadi wanita bahagia. 

Memang apa sih definisi bahagia itu? Apa yang membuat kita bahagia? Kenapa perasaan bahagia kita bisa naik turun? Lalu bagaimana solusinya? Baca sampai selesai yaaa.

Definisi Bahagia

Bahagia adalah perasaan nyaman, aman dan puas. Banyak yang menganggap kalau bahagia itu atas kepemilikan sesuatu terhadap barang atau orang. Bisa berbelanja dan bertemu dengan orang akan membuat bahagia.

Tapi, kenapa yaa artis yang bagi kita sudah punya segalanya, followers-nya jutaan, keluarga yang sehat dan bahagia tapi kok malah terjerat kasus narkoba? Perceraian atau bertikai dengan temannya dan masalah-masalah yang lain.

Apakah dengan memiliki barang branded kita bahagia? Atau dengan memiliki pasangan yang cantik atau tampan juga membuat kita bahagia? Sebagian bagi wanita berbelanja baju juga bisa membuat bahagia. Apa benar?

Mungkin perasaan di atas bisa membuat bahagia, tapi hanya sesaat saja. Bukan patokan atau menjadi standar buat diri kita bahagia. Sesungguhnya bahagia itu muncul dari dalam diri kita. 

Kebahagian itu sesuatu dari dalam. Nggak perlu tas branded, pasangan cantik atau tampan, ada kalanya kita punya semuanya tapi tidak bahagia. Melihat kasus yang sedang ramai dibicarakan, kamu tahu artis Amar Zoni dan Irish Bella? 

Kalau kita lihat, Amar punya segalanya. Punya harta dan rumah yang mewah untuk berteduh, istri cantik dan anak-anak yang lucu. Tapi, kenapa masih saja dia membuat ulah dengan memakai narkoba?

Lalu Gisella Anastasia yang juga melakukan kesalahan padahal sudah dikaruniai keluarga yang bahagia. Namanya hidup sawang sinawang. 

Lalu apa sih yang salah? Bisa jadi salah dari mind set dan kebiasaan. Kebiasaan yang seperti apa? Tapi, sebelumnya kita harus tahu dulu nih fakta tentang wanita yang beredar di masyarakat.

Fakta Tentang Wanita

Berdasarkan hasil penelitian Homewood Health United Kingdom, 47 persen perempuan beresiko tinggi mengalami gangguan mental. Perempuan lebih rentang dua kali lipat terlena depresi dibanding laki-laki. 
Urusan domestik perempuan banyak mengambil peran dan seringkali menjadi objek permasalahan. Kalau rumah berantakan, pasti yang disalahkan istrinya. Istrinya ngapain aja sih? Kok rumah masih berantakan? Ya mohon maaf nih, istri itu bukan pembantu yang harus membersihkan rumah setiap saat jadi kinclong.

Pressure wanita yang tinggi

Bukan hanya rumah, tapi soal pengasuhan juga. Kalau anaknya tidak mau makan, yang disalahkan selalu ibunya yang nggak kreatif, malas dan nggak mau pusing. Begitu juga jika anak dicap sebagai anak nakal. Ibunya siapa sih ini? Lain cerita jika anaknya pintar, yang dipuji malah bapaknya. Pantesan anaknya pintar, bapaknya juga pintar. Hoalah...

Padahal zaman Rasulullah dulu, tugas ibu hanya mendidik anak. Tidak bisa semua dipukul rata kepada perempuan. Semua punya porsinya masing-masing.

Analoginya begini, semua orang harus minum air tiga liter sehari. Padahal tidak semua orang membutuhkan minum yang banyak. Ada kondisi tubuh yang jika minum banyak justru membahayakan. Takaran untuk anak-anak juga disesuaikan.

Belum lagi jika wanita pulang larut malam karena bekerja, langsung aja tuh dikomentari ini itu yang membuat stres. Cara berpakaian juga sama. Udah sering dengar kan ya? Padahal perempuan berhak berdaya dan berkarya.

Jadi yang punya beban lebih adalah wanita dan anak perempuan. Tuntutan perempuan lebih banyak untuk rumah dan parenting. Pressure terhadap perempuan luar bias banyak dan tak jarang keluar dari sesama perempuan.

Aku merasakan sendiri bagaimana beratnya pressure tersebut ketika aku sudah melahirkan yang membuat aku terkena baby blues. Melahirkan secara operasi caesar membuat wanita dipandang sebelah mata, belum lagi tidak bisa menyusui ASI juga dianggap bukan ibu seutuhnya. Hal-hal yang seperti itu bisa membuat kebahagiaan wanita naik turun.

Banyak Hal yang Membuat Kebahagiaan Wanita Naik Turun

1. Masalah Biologis

Adanya ketidakseimbangan hormon membuat kebahagiaan wanita menjadi mood swing. Mood-nya menjadi berubah sesuka hati. Biasanya terjadi ketika menstruasi, hamil dan melahirkan. 

Aku merasakan betul bagaimana tidak nyamannya perasaan itu. Waktu hamil selalu merasa sedih kalau ditinggal suami kerja. Padahal sebelumnya biasa saja mau pergi kerja atau kemanapun. Lucunya, aku selalu menangisi setiap suami kerja, aku sampai bilang nggak usah kerja, di rumah aja, wkwkwk. Ehh suami ada aja jawabnya, "aku juga kalau anaknya presiden nggak mau kerja", wkwkwk.

Setelah melahirkan apalagi banyak pressure, jadi mudah sekali mood berubah. Sampai merasa bukan ibu yang baik dan sempurna. Selalu dihinggapi rasa bersalah. Bahagia melahirkan anak, tapi disisi lain sedih yang tak bisa dijelaskan.

Suami atau laki-laki juga berperan penting untuk mengenali istri atau wanita yang sedang mengalami perubahan hormon tersebut. Harus bisa lebih peka dan memahami kalau istrinya sedang mood swing. Sabar ya bapak-bapak, hehe. 

2. Trauma Masa Lalu

Ada kejadian yang "belum selesai" terjadi di masa lalu. Misalkan karena pola asuh, kekerasan seksual atau pelecehan. Pasti berat dan tidak mudah untuk melupakannya, karena kita tidak amnesia jadi masih ingat apa yang orang lain lakukan kepada kita. 

Sudah menjadi ibu pun, aku juga masih mengingat kejadian yang tidak menyenangkan di masa lalu. Kalau tiba-tiba otak mengingat kejadian itu, aku seketika langsung sedih dan mudah menangis. Menyalahkan diri dan merasa sendiri. 

Yaa, aku juga punya masa lalu yang suram, yang aku ingin membuangnya tapi tidak bisa. Kejadian-kejadian masa lalu seeing bermunculan seolah siap menerkamku.

3. Pola Hidup yang Buruk

Tidak terpenuhinya gizi mudah membuat kebahagiaan wanita naik turun. Sebaiknya kita menjalankan pola hidup yang sehat dengan berolahraga dan makanan yang bergizi.

Kalau badanku mulai terasa pegal dan tidak enak, itu alarm bahwa tubuhku butuh olahraga. Aku suka berolahraga, seminggu minimal sekali aku rutinkan. Penting untuk kita konsen olahraga.

Suntuk rasanya kalau jarang olahraga, pikiran negatif lebih mudah datang. Kalau makan makanan yang kurang gizi pun, otak jadi tidak bisa berpikir dengan produktif. Maka tidak heran jika kebahagiaan wanita jadi menurun.

4. Kurang Interaksi Sosial

Manusia makhluk sosial bukan hanya sebuah jargon, tapi memang benar adanya kalau manusia butuh interaksi berbagi pikiran dan menyalurkan 20.000 kata, tapi bukan buat ghibah yaa, hehe.

Jujur saja aku bukan orang yang tertarik buat interaksi dengan orang lain. Malah aku sering menghindari interaksi dengan orang. Tapi, itu dulu sebelum aku menikah dan punya anak.

Menyandang status istri membuatku sudah tidak bisa lagi hanya ngumpet di kamar dan pura-pura tidur karena males bertemu orang. Jadi istri aku harus berbaur untuk berinteraksi. Tidak perlu setiap hari, cukup untuk menunjukkan kalau kamu masih sehat, hehe.

Sesekali saja aku keluar rumah, biar tidak sumpek juga di dalam rumah terus. Berbanding terbalik ketika punya anak, aku malah lebih sering di luar rumah karena mau tidak mau aku harus menemani Aqlan yang sedang bermain. Meski begitu, tetap aku batasi jika Aqlan tidur aku lebih suka di dalam rumah.

Kini, aku merasakan kalau interaksi sosial itu perlu. Ada kalanya aku butuh bertemu seseorang selain suami dan anakku demi menyalurkan 20.000 kata ini, haha. Demi menjaga kewarasanku ternyata aku butuh orang lain. Meski intensitas tidak sering, sesekali aku memang perlu keluar rumah bertemu tetangga atau teman lama. 

5. Hubungan Buruk dengan Pasangan

Haduh ini memang paling bikin pusing sih. Emang kalau lagi berselisih dengan suami menjalani hari itu rasanya berat banget. Begitu juga suami meski dia laki-laki ya. Dia sering bilang, "aku tuh pusing kalau kamu udah marah, cape tau berantem terus."

Kalau dipikir-pikir berselisih masalah hal yang nggak seharusnya diributkan malah bisa didiskusikan berdua. Dasar si ego ini kadang lebih besar menutup kebaikan-kebaikan yang ada.

Dari situlah kami belajar lebih baik meminimalisir perdebatan. Alhamdulillah jadinya kalau kita damai, mood juga jadi bagus dan produktif. Menjalani hari dengan semangat dan tidak loyo. Jadinya sekarang malah tenang banget kita selalu bercanda dan nggak diem-dieman. Nggak mau juga sampai merasakan Quiet Quitting dalam pernikahan.

Akibat Kebiasaan dan Mind Set Tidak Diubah atau Berlarut-larut

Kita bisa kok mengelola emosi untuk menjadikan kita pribadi yang lebih baik dan tidak mudah tersulut emosi. Apalagi buat sumbu pendek kaya aku, mudah sekali untuk terbakar. 

Yuk, kita kelola emosi agar tidak terjadi hal-hal berikut;

1. Kesedihan Tanpa Sebab

Sekarang orang lebih mudah mendiagnosa diri sendiri hanya berdasarkan apa yang dia rasakan saja. Padahal depresi hanya bisa psikolog dan psikiater yang mendiagnosanya.

Kalau pun kamu merasa sedih tanpa sebab yang membuatmu sangat tidak nyaman, sebaiknya kamu mengunjungi psikolog agar ketahuan permasalahan dan cara mengatasinya. 

2. Selalu Khawatir 

Semakin banyak tanggungjawab semakin aku khawatir terhadap sesuatu. Khawatir ini sering membuat aku overthingking yang berlebihan. Padahal kita tidak perlu khawatir dengan sesuatu yang tidak terjadi.

3. Perubahan Suasana Hati

Gampang banget suasana hati aku berubah. Kalau ada orang yang merusak mood aku, langsung deh jadi sedih, sebal, kecewa dan marah yang justru malah dipendam sendiri.

Kalau dibanding aku yang dulu, sekarang sudah mulai bisa mengatur suasana hati yang sering berubah. Tidak nyaman soalnya berlarut-larut suasana hati berubah tuh.

4. Masalah Tidur

Masalah tidur ini penting banget. Apalagi punya toodler yang aktif, rasanya sulit sekali tidur teratur. Kalau sudah cape banget seringkali tertidur bareng anak, lalu kembali bangun tengah malam. Ahh pokoknya nggak sehat banget dan berantakan jam tidurnya. 

Padahal dulu teman-teman di kosan sudah tahu kalau aku anak yang jadwal tidurnya tepat waktu. Tidak pernah begadang dan tidur cukup sekalipun tugas si kampus merajalela.

5. Depresi

Setiap orang punya kisah stresnya masing-masing. Hal ini membuat kita semakin terpuruk jika tidak mendapat dukungan dari orang terdekat. 

Jika mengalami depresi harus segera ditangani agar tidak semakin memburuk. Situasi seperti bisa saja terjadi pada semua wanita. Aku rasanya juga sangat depresi ketika aku tidak bisa memberikan ASI. 

6. Gangguan Kecemasan

Selain khawatir, memiliki rasa cemas juga sangat tidak nyaman. Kecemasan bisa membuat kita bingung mau melakukan sesuatu. Biasanya melakukan hobi, tapi kalau sudah cemas rasanya enggan melakukan hobi yang kita suka.

7. Gangguan Makan

Biasanya kalau kita sedih dan stres rasanya tidak mau makan atau malah pengennya makan terus sehingga pola makan juga jadi tidak sehat. 

Kalau aku termasuk yang melampiaskan pada makanan Jiak sedang stress. Tak heran badanku mengembang ke samping. Makanya jangan mudah melabeli aku dengan, "subur ya sekarang bahagia banget kayanya." Hei, ini karena aku melampiaskannya pada makanan bukan karena aku sedang bahagia. Tapi, ya aku aminkan saja, hehe.

Setelah Tahu Akibatnya, Bagaimana Membangun Kebiasaan yang Baik?

Tidak mau kan hal-hal diatas yang berdampak pada tubuh kita membuat kita semakin terpuruk? Meski tidak mudah, kita bisa coba pelan-pelan untuk melakukan kebiasaan baik. 

Menerima masa lalu

Kebiasaan baik sudah aku coba, walaupun aku juga masih fighting untuk hidupku sendiri, setidaknya aku mau mencoba bangkit dari keterpurukan. 

1. Merelakan Masa Lalu

Masa lalu sudah terjadi dan tidak bisa kita rubah. Dalam Islam pun tidak baik jika kita berandai-andai. Terus mengingat masa lalu, akan menghalangi masa depan. 

Akui kesalahan, terima keadaan dan meminta maaf adalah cara untuk membentuk kebiasaan baik. Meminta maaf jika suka marah-marah sama anak, bersikap tidak baik kepada orang tua atau bersikap judes sama teman. 

Jika kita tidak diperlakukan tidak baik sama orang, bukan berarti kita harus bersikap tidak baik atau membalasnya. Tidak semua orang perlu tahu perasaan kita yang sesungguhnya. Bersikap baik kepada orang tersebut adalah cara cerdas kita mengelola emosi kita. 

2. Mengelilingi Diri dengan Orang Bahagia dan Positif

Perlunya kita menjaga jarak dengan orang yang membawa emosi negatif dalam hidup kita. Bukan kita memutus silaturahmi, tapi jaga jarak ini penting untuk hidup yang lebih waras. Tenaga kita jadi terkuras untuk berbuat hal yang tidak baik. Akupun sudah melakukan jaga jarak dengan orang yang membuatku sedih. 

Dikelilingi orang yang positif dan bahagia akan membawa kita pada kebiasaan baik. Pertahankan jika kamu dikelilingi orang yang vibes-nya positif banget. 

Kamu bisa mendapatkan lingkungan tersebut di kantor, rumah atau saling berkabar dengan teman lama.

3. Luangkan Waktu untuk Diri Sendiri

Kita perlu me time loh, nggak harus mahal atau bepergian. Di rumah juga kita bisa me time.

Kalau me time terbaikku adalah dengan nonton drama Korea sama jajan seblak, hehe. Kalau kamu me time-nya seperti apa?

4. Menyadari Tidak Sempurna

Tidak bisa kita ikuti standar masyarakat. Tidak bisa membuat semua orang bahagia dan memaksa untuk mengerti kita.

Terima saja orang lain bilang sesuatu yang tidak menyenangkan hati kita. Kita juga tidak harus jadi ibu yang sempurna. Kalau lelah istirahat aja tidak apa-apa.

Jika ada rezeki lebih, sesekali boleh banget untuk laundry atau pesan makanan online. Boleh banget untuk delegasikan urusan domestik jika kita mulai overwhelmed.

5. Dengarkan Bahasa Tubuh

Tubuh tahu kalau lagi tertekan dan cape. Resapi dan dengarkan baik-baik. Bisa ditandai dengan rambut mulai rontok, mata yang hitam, mudah mengantuk, punggung sakit, dan lain-lain yang bisa dirasakan oleh diri sendiri.

Aku tahu alarm tubuhku saat ketika aku memaksakan suatu aktivitas padahal aku sudah kelelahan. Hari itu kegiatanku padat, hingga sampai rumah, malamnya aku masih diajak untuk mengikuti Tabligh Akbar tak jauh dari rumah. 

Aku sangat antusias dan memang sudah niat ingin hadir. Namun, saat acara berlangsung aku mulai tidak nyaman, pinggangku rasanya kencang, aku lemas dan penglihatan ku seperti kabur. Sungguh rasanya aku sakit kepala dan sesak nafas. Tapi, aku masih memaksakan diri ingin mengikuti sampai selesai.

Namun ternyata aku tidak sanggup, aku lalu di bawa ke klinik namun tenaga medis disana tidak sanggup dan menyarankan aku untuk ke UGD rumah sakit. Akhirnya aku di bawa ke rumah sakit, dipakaikan infusan dan selang karena sesak nafas akibat gerd yang naik ke dada. Dari situ aku mulai mengenali tanda-tanda tubuhku menunjukkan alarm.
Kalau sudah lelah aku istirahat. Tidak memaksakan tubuhku lagi. Istirahat tidak buang-buang waktu kok. Justru itu investasi terbaik buat kita. 

6. Positive Talk

Tidak perlu pujian dari pasangan atau teman. Puji diri sendiri. Sama orang aja kita baik, masa sama diri sendiri nggak? Sedekah buat diri sendiri. Mengapresiasi apa yang sudah dicapai.

Misalkan lagi ngaca pas lihat ternyata senyumnya manis ya atau hebat banget deh hari ini sudah berhasil presentasi.

Baik-baik sama diri sendiri, karena kita juga manusia. Jangan keras sama diri sendiri. Tidak usah sempurna juga tidak apa-apa kok.

7. Berdoa / Meditasi

Bagi seorang muslim pentingnya shalat dalam ibadah. Tarik nafas perlahan hitung 1-10 rasakan hembusan angin dan suara motor.

Kita bisa coba dengan konsep mindfullness. Kita menyadari ada disini sedang apa dan bersama siapa. Konsepnya mengambil keputusan secara sadar.

8. Kurangi Screen Time 

Ini nih point pentingnya di zaman digital seperti ini. Melihat media sosial bisa menjadi trigger sehingga menimbulkan perasaan tidak nyaman dan cemas.

Lihat media sosial, lihat teman yang usahanya melejit sudah punya cabang baru mungkin bisa jadi membuat kita berpikir, kok kita gini-gini aja ya? 

Mulai sekarang unfollow berita-berita negatif, seperti kriminal, pelecehan dan kekerasan. Pilihan kita untuk skip jika melihat hal kaya gitu. Aku juga paling tidak suka melihat berita seperti ini yang bisa membuat aku takut dan cemas. 

Bukan hanya asupan gizi untuk makan saja, tapi otak juga perlu diberi asupan yang baik. Mulai sadari jika itu adalah pilihan yang bisa kita kendalikan. Aku lebih senang melihat reels yang lucu-lucu, karena itu sangat menghibur.

9. Bergerak

Otak bisa memproduksi hormon bahagia. Tanya pada diri sendiri kapan terakhir kita berolahraga. Cukup jalan 15 menit setiap hari apalagi jika terkena sinar matahari karena bisa memberikan vitamin D yang bisa membunuh stres. 

Dengan kita banyak olahraga menghasilkan hormon bahagia. Memang kalau habis olahraga rasanya tuh bahagia aja dan jadi semangat lagi. 

10. Banyak Bersyukur

Jangan lihatnya ke atas terus, nanti lehernya sakit, hehe. Lihat ke bawah dan kita akan bersyukur dengan apa yang Allah beri sama kita. Allah itu sayang sama kita.

Kalau kata Dewi Sandra di Youtube-nya Putri Tanjung, bilang, "sudahkah kita bersyukur atau bersyukurnya kita sama Allah?" Ya ampun ini kan deep banget ya. Rasanya aku jauh dari kalimat ini.

Pernah juga aku di fase tidak bersyukur dengan nikmat Allah. Rasanya seperti sulit menerima kenyataan. Bersyukur ini harus dilakukan secara sadar. Kalau kita sudah penuh memaknai bersyukur maka kita akan lebih bisa menghadapi masalah yang datang.

11. Self Care

Jangan lupa cintai diri sendiri dengan pola tidur yang cukup, makanan bergizi dan merawat diri. Buat yang suka begadang, jangan sering-sering ya, ini juga nggak bagus buat tubuh. Aku juga masih suka tidur larut karena harus menyelesaikan deadline, ini nggak baik sebetulnya makanya aku nggak sering-sering tidur larut. Minimal 8 jam ya buat orang dewasa.

Minum vitamin untuk menjaga daya tahan tubuh. Kalau mau tidur jangan sering lihat handphone, jauhkan handphone dari tempat tidur kita. Tidur menjadi berkualitas tidak sebentar-sebentar cek handphone.

12. Melakukan Hobi

Melakukan hobi yang kita sukai juga bisa membuat kita bahagia. Rasanya senang ya melakukan hal yang kita suka? Bahkan tak terasa bisa berlarut dengan menekuni hal yang kita sukai.

Sama dengan bersama pasangan, orang yang kita sukai, senang kan kalau lama-lama sama pasangan? Hehe.

13. Berpikir Positif 

Berpikir positif juga bisa membuat kita bahagia. Tidak semua masalah yang datang gara-gara kita. Ketika kerja ada bos marah sama kita, jangan langsung menduga-duga karena kita. Tanyakan kepada orang terdekat, konfirmasi apakah sedang ada masalah sehingga bos menjadi marah-marah terus. 

14. Keluar Rumah

Indonesia punya banyak keuntungan dengan negara yang paling banyak mendapatkan sinar matahari. Manfaatkan dengan banyak melakukan aktivitas di luar rumah di pagi hari.

Keluar rumah bertemu teman, saling memberikan kue juga tidak harus menunggu lebaran ya. Kalau ada rezeki lebih, bisa kita ajak makan dan menghubungi teman lama.

15. Menulis

Tulislah apa yang kamu rasakan. Biar lebih dapat feel-nya kamu bisa menulis dengan pulpen. Dengan begitu kamu bisa menggerakkan mata dan tangan untuk mengingat apa yang terjadi.

Biasakan menulis apa yang terjadi di jurnal. Aku masih menulis diary loh sampai sekarang. Bisa bantu kita untuk mengevaluasi apa yang sudah terjadi. Biasanya kalau ada yang membuatku marah, kesal dan sedih aku selalu menuliskannya di buku. 

Hingga nanti aku bisa menertawakan apa yang terjadi di masa lalu. Menulis memang guru terbaik bagi kehidupan. Menulis membuat kita menjadi lebih lega menghadapi kondisi yang tidak menyenangkan.

Kesimpulan

Ada banyak kejadian yang membuat kebahagiaan wanita naik turun. Apalagi fakta wanita di masyarakat yang membuat pressure terhadap wanita semakin tinggi. 

Fokus pada hal-hal positif yang kita sukai. Jangan mengira-ngira apa yang terjadi. Terus lakukan kebiasaan baik agar energi negatif tidak mudah masuk ke dalam diri.

Kebiasaan baik apa yang sering kamu lakukan? Share di kolom komentar ya! 

Related Posts

17 komentar

  1. Menarik topiknya lebih ke kesehatan mental. Untuk wanita poinnya lebih ke interaksi sosial yang Terkadang kurang diperhatikan. Tidak baik jika memilih mengurung diri akibat lingkungan toksik atau asyik dengan lingkungan pergaulannya sendiri karena ada yang kurang di lingkungan keluarga. Semuanya harus seimbang dan positif lingkungannya. Terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul diusahakan harus bisa seimbang ya kak. Semoga kita bisa lebih menjaga mental kita dengan lebih baik.

      Hapus
  2. Kebiasaan baik yang sudah aku lakukan adalah berterima kasih pada diri sendiri. Daan kalau lelah, ya aku tidur hehe. Aku buka Tim deadliner. Jadi aku punya deadline sendiri. Meminimalisir resiko, kalau diri minta istirahat hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama mbaa, nggak bisa kalau deadliner suka jadi deg-degan, wkwkwk. Aku kalau siang juga sekarang lebih memilih tidur siang, nggak mau memaksakan. Terima kasih sama diri sendiri udah hebat sampai hari ini dan seterusnya.

      Hapus
  3. Kadang kalau ada cowok nih yang bilang, "wanita maunya dimengerti" maka kita (perempuan) harus berani bilang, " memang lelaki tidak mau dimengerti". Dan trauma masa lalu kerap kali berhubungan sama stigma² dan tuntutan masyarakat dengan wanita. ❤️❤️

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener mbak, padahal pengen dimengerti juga tuh, hehe. Bikin trauma yaaa masa lalu dan stigma ini.

      Hapus
  4. Perempuan memang rentan terkena gangguan kesehatan mental. Kadang banyaknya tuntutan dari keluarga bahkan orang lain yang sebenarnya tak harus semuany dipikirkan, sangat mempengaruhi kesehatan mental perempuan. Tak hanya dari perempuan sendiri yang harus pandai 'memanage' dirinya tapi juga butuh dukungan dari orang2 di sekitarnya untuk menjaga kesehatan mentalnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Rentan banget mbak, aku sendiri kadang mudah ke trigger. Betul, selain diri sendiri lingkungan juga penting banget untuk mendukung semua itu.

      Hapus
  5. Perempuan dengan segala perasaannya yang halus memang cukup rentan untuk kehilangan kebahagiaan dengan cepap pun demikian untuk mendapatkannya kembali. Saya cukup sering melakukan semua saran di atas, sesuai dengan kebutuhan saat itu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Perempuan lebih banyak menggunakan perasaannya ya sehingga rentan terkena kesehatan mental. Alhamdulillah ya mbak agar lebih sehat jiwa dan raganya.

      Hapus
  6. Wah, menarik sekali webinarnya. Sayang sekali, aku waktu itu nggak bisa join. Nggak tahu lagi sibuk apa. Padahal aku juga merasa sedang tidak baik-baik saja.

    Sebagai ibu rumah tangga full, aku pun punya perasaan tidak berdaya (bukan daya secara fisik). Dengan menulislah aku merasa ada melalui karya. Ciee, padahal nulisnya masih gitu-gitu aja. He-he.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada rekamannya kok teh, pernah di share juga jadi bisa di tonton lagi. Aaaahhh aku juga mengalami hal yang sama. Alhamdulillah menulis jadi jalan ninja ya teh, hehe.

      Hapus
  7. Hai, Mba Fida. Tips ini juga wajib dibaca lho sama wanita di luar sana yang memilih untuk berkarir. Faktanya stress tidak pilih-pilih orang. Insecure pun begitu. Pada dasarnya setiap wanita diuji dengan tantangannya dan pilihannya masing-masing.

    Tapi, tips untuk memilih/melakukan hal yang disukai adalah pilihan tepat. Setuju dengan tips di atas agar tetap waras sebagai wanita baik apa pun perannya.

    Semangat Mba Fida, kita semua keren!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaaa mbak baik yang berkarir di ranah publik atau di rumah perempuan rentan stres. Alhamdulillah yang penting bisa melewati fase-fase penuh tantangan ya. Keren semuaaaa, hehe.

      Hapus
  8. Banyak sekali yang bisa kita lakukan agar kita tetap bahagia ya mba, banyak doa, usaha, pikiran positif dan saat sedang sedih atau apapun itu perasaan kurang baik harus selalu disalurkan ke hal yang positif

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya bahagia bisa kita ciptakan. Kalau lagi sedih, lakukan kegiatan yang positif biar nggak berlarut sedihnya.

      Hapus
  9. yang bisa mengerti cara menjadi bahagia adalah diri sendiri, nggak ada salahnya take a break kalau misalnya kita capek sama urusan kerjaan misalnya, bersenang-senang untuk recharge energi
    terus berkumpul dengan lingkungan yang positif memang ngaruh banget mbak, karena kita kebawa buat bertindak positif juga

    BalasHapus

Posting Komentar