cerita mbun

Langkah Bijak Menggunakan Media Sosial

17 komentar
Zaman era digital

Di zaman digital ini sudah hal yang biasa menggunakan media sosial sebagai bentuk komunikasi. Seperti halnya kita menggunakan aplikasi pesan online untuk berkirim kabar dan berkumpul dalam satu grup menggantikan peran SMS pada zamannya.

Hadirnya internet mempermudah kita komunikasi bukan hanya via Whatsapp, tapi lebih dari itu kita bisa melihat wajah seseorang meski kita tidak bertemu secara langsung, yang ada di luar kota maupun antar negara. Kita juga bisa melihat aktivitas yang dilakukan teman, saudara atau rekan melalui platform berbagai media sosial pribadinya.

Hal-hal yang bersifat pribadi sekarang bisa kita lihat karena penggunanya yang menampilkan sendiri kegiatan pribadinya. Tapi, bahaya nggak sih kalau semuanya bisa kita lihat dan tampilkan ke khalayak ramai? Adakah batasan untuk kita menggunakan media sosial?

Apa Itu Media Sosial?

Media sosial merupakan platform digital sebagai bentuk komunikasi dan informasi yang bisa diakses siapa saja, kapan saja dan di mana saja. Media sosial juga dibagi kedalam beberapa jenis, yaitu layanan jejaring sosial (Facebook, Twitter dan LinkedIn), layanan berbagai media (Instagram, Youtube, Snapchat dan Tiktok, Forum Diskusi (Quora, Reddit dan Kaskus) dan layanan blogging (Blogspot, Wordpress, Tumblr dan Medium). Dari sekian banyak platform media sosial, mana yang sering kamu gunakan?

Media sosial berhubungan dengan banyak orang. Membuka media sosial ibarat kita membuka pintu dan sedang berjalan-jalan. Meski kita sedang di rumah, saat membuka media sosial kita merasa sedang berinteraksi secara langsung dengan orang lain. Apalagi jika sama-sama online, rasanya jarak bukan lagi suatu hambatan.
"Maka dari itu, meski tidak tatap muka secara langsung, perlu adanya etika layaknya kita bertemu orang di dunia nyata. Saling menyapa dengan perkataan sopan dan tidak menyakiti. Mudahnya kita berinteraksi bukan berarti kita bebas melakukan apa saja. Tetap harus memperhatikan kenyamanan orang lain."

 

Kenapa Sih Perlu Beretika dalam Media Sosial?


Tidak bertatap muka tersebut membuat kita dengan mudahnya berkomentar dan mengutarakan apa saja. Tidak merasa bersalah telah membuat komentar yang menyakiti hati. Mentang-mentang kita tidak kenal, lalu bebas berkomentar apa saja tanpa mempedulikan bagaimana perasaan orang yang menerima komentar tersebut.

Definisi media sosial

Paling banyak menerima komentar negatif adalah seorang public figure. Banyak yang dari mereka sampai memutuskan untuk ke psikolog karena komentar yang menyakitkan hati dan ada juga yang melapor ke kepolisian karena sudah masuk perbuatan kriminal yang merugikan. Bukan hanya dari komentar, tak jarang pelaku menyalahgunakan akun para selebritis untuk kepentingan pribadi. 

Berbagai macam tindakan kriminal bisa terjadi di media sosial. Dari mulai iseng berkomentar sampai ke tindak pidana. Hati-hati menggunakan media sosial, karena perbuatan yang kita lakukan di awasi oleh Undang-Undang ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik) No. 19 tahun 2016 atas perubahan UU No. 11 tahun 2008.

Media sosial yang sering aku gunakan adalah instagram, yang sangat membantuku untuk personal branding sebagai Blogger. Aku lebih menyukai instagram karena banyak konten lucu yang menghibur. Sudah menjadi kebiasaan, selalu aku lihat komentar yang tak kalah lucu. Ada juga komentar yang memantik perdebatan. Aku selalu menahan setiap kali ingin berkomentar. Rasanya tidak mau ikut-ikutan meninggalkan jejak digital di kolom komentar meski berkomentar hal yang baik. 

Pernah berkomentar di Youtube karena videonya yang relate dengan aku yang mengalami baby blues pasca melahirkan saat itu. Kalau sudah menggunakan sosial media, rasanya menyenangkan dan tidak mau berhenti apalagi untuk aku yang butuh hiburan mumet dengan segala rutinitas.

Oh iya, apalagi sekarang banyak HRD yang melihat rekam jejak digital calon karyawan dari media sosialnya loh. Jangan sampai meninggalkan jejak yang tidak baik ya. 

Padahal membuka media sosial secara berlebihan juga tidak baik loh. Kita mungkin scroll selama 5 menit, tapi kalau setiap membuka handphone kita scroll, bila dijumlahkan mungkin bisa sampai 3 jam lebih. Sayang ya waktunya jadi terbuang untuk hal yang produktif. 

Lain cerita jika kita menggunakan media sosial untuk berjualan. Kalau hanya untuk scroll? Rasanya tidak bijak dan hanya akan membuat mata menjadi lelah.

Lalu, bagaimana caranya kita bijak menggunakan media sosial yang rasanya sulit sekali untuk dihentikan? Aku sendiri karena sudah ketergantungan dengan internet, wifi mati atau sinyalnya jelek saja udah uring-uringan dan rasanya pusing sekali. 

Sudah ditahap kecanduan, ingin seperti Marissa Anita yang justru malah meminimalisir penggunaaan media sosial dengan konsep digital minimalism. Kalau disuruh puasa media sosial, apakah kamu bisa?

Kalau aku rasanya nggak bisa, tapi pengen juga sih mencoba sehari saja dulu atau kalaupun tidak bisa, mari kita bijak menggunakan media sosial agar tidak merugikan diri sendiri dan orang lain.

Langkah Bijak Menggunakan Media Sosial

Batasi waktu screentime
Jangan sampai kita terlalu terlena dengan media sosial hingga lupa dengan dunia nyata yang lebih butuh banyak interaksi dengan tetangga di samping dan depan rumah. Terlalu mengagungkan media sosial, sampai bertemu dengan teman asik sendiri dengan gadget-nya masing-masing. Duh jangan yaaa, mari kita lebih bijak menggunakan media sosial.

1. Jaga etika berkomunikasi

Seperti yang sudah aku sampaikan bahwa kita harus menjaga etika dalam bermedia sosial. Bukan hanya kita yang menggunakannya, tapi demi kenyamanan orang lain juga yang menggunakan media sosial.  

Kalau tidak suka dengan postingan orang lain, kamu boleh skip untuk tidak menontonnya. Tidak perlu berkomentar dengan kata negatif yang menimbulkan permusuhan. Kita tidak tahu keadaannya seperti apa, sebaiknya jangan berasumsi sendiri.

2. Validasi Informasi

Banyak opini bertebaran setiap kali kita menggunakan media sosial. Jangan sampai kita terbawa opini yang menyesatkan sehingga mudah berasumsi dan menyebar berita hoax. Cari dulu kebenarannya baru kita bagikan. Sekarang juga sudah banyak aplikasi yang bisa memvalidasi kebenaran informasi. 

Apalagi sekarang musim pemilu, orang bisa dengan mudahnya menyebar informasi yang hoax dan saling mengadu domba. Jangan mau diadu yaa!

3. Bijak dalam Screentime

Batasi penggunaan media sosial. Menggunakan media sosial terlalu lama juga tidak baik. Beri waktu 1-2 jam dalam sehari. Bila perlu pasang alarm untuk komitmen kita tidak screentime lebih dari waktu yang terlah disepakati.

Lalu bagaimana jika pekerjaannya memang di media sosial? kalau untuk bekerja ya tidak masalah ya, yang jadi perhatian kan hanya scroll yang tidak jelas yang bisa membuat kita lalai sama pekerjaan.

4. Tidak Menyebarkan Data Pribadi

Kita mungkin senang jika mengunggah kebersamaan bersama keluarga, namun jika sudah menyerempet ke ranah permasalahan pribadi dan terkait data sebaiknya tidak diunggah di media sosial. Hal tersebut bisa disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggungjawab.

Seperti alamat rumah, nomor identitas, tanda tangan dan berkas-berkas lainnya. Juga ketika kita sedang bertengkar dengan pasangan, tidak menceritakannya di media sosial.

5. Manfaatkan Medsos dengan Baik

Gunakan media sosial sebagaimana fungsinya. Manfaatkan media sosial sebagai wadah menyalurkan bakat dan membuat karya. Bisa berupa bentuk gambar atau video. Siapa tau bisa menghasilkan uang.

Memanfaatkan media sosial untuk hal yang positif seperti mencari informasi yang bermanfaat atau ide bisnis sebagai ikhtiar kita merintis bisnis baik dengan sistem online maupun offline

Kesimpulan

Kita sudah memasuki hidup era digital. Semua kegiatan banyak dilakukan dengan internet. Dengan mudahnya kita terhubung dengan orang lain yang jaraknya jauh. 

Gunakan media sosial dengan bijak agar kita merasakan dampak positif dari menggunakan media sosial. Jangan lupakan etika bermedia sosial agar sama-sama nyaman bermedia sosial.



Related Posts

17 komentar

  1. Setuju. Medsos bisa digunakan untuk sarana berbuat kebaikan atau keburukan, menambah pahala atau dosa. Bahkan dari medsos bisa mendapatkan keberuntungan tak terduga. Terkadang kalau dirasa toksik bisa puasa medsos dulu hehe..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Keberuntungan tak terduga itu dapat giveaway contohnya yaa, haha. Bener kalau udah lelah sama medsos, istirahat dulu aja.

      Hapus
  2. Duh jadi inget suka komen2 di postingan media.. sebenarnya yg ditakutkan kalo krna undang2 ITE itu bisa kena kasus.. kudu hati2 lagi ni kalo komentar..atau lebih baik diam aja

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya gapapa mba kalau komennya positif, hihi. Bener harus lebih hati-hati lagi.

      Hapus
  3. Nah, soal data pribadi ini aku beneran wanti wanti ke anak2. Jangan sampai teledor karena salah satu kaitannya dengan data perbankan nanti setelah dewasa nanti.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener mba apalagi anak masih belum sepenuhnya paham kaya orang dewasa ya.

      Hapus
  4. Relate banget sama aku yang suka lupa waktu main medsos, bahkan kadang pengennya nyari inspirasi eh taunya nyasar ke mana. Lupa niatnya. 😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. haha jempolnya masih pengen main kemana-mana ya mbak. Malah jadi lupa tujuan awal.

      Hapus
  5. Ada satu aplikasi social media yang sedang aku hapus karena memang aku merasa sudah kecanduan. Namun, masih ada aplikasi lain, ya, jadi masih tetap bisa scroling. He-he.

    Aki juga kepikiran pengen puasa social media. Sekarang ada alasan sedang ikut kelas editing. Nanti, deh, kalau kelasnya sudah selesai, mudah-mudahan bisa istirahat dulu. Dipikir-pikir mah cape oge. He-he.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waduh penasaran apa tuh yang dihapus? hehe. Bener teh lama-lama cape oge, huhu.

      Hapus
  6. APa yang kita tulis adalah salah bentuk siapa diri kita, jika kita mengisinya dengan hal positif bisa dipastikan memang energi kita positif dan meberikan energi positif bagi pembacanya dan juga sebaliknya, sehingga kita wajib banget untuk bijak dalam menggunakannya, maka gunakan sosial media untuk hal positif

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mbak gunakan untuk hal yang positif aja.

      Hapus
  7. Setuju banget mba. Penting banget etika berinteraksi di media sosial.
    Meskipun tak bertatap muka secara langsung, tetap perlu adanya etika layaknya kita bertemu orang di dunia nyata. Sopan dan gak menyakiti orang lain.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak, anggap aja sedang ketemu langsung biar punya batasan.

      Hapus
  8. Nah bener banget ya kak, kita harus bijak menggunakan sosmed karena takutnya data bisa kesebar kalau membuat status. Apalagi jaman sekarang banyak banget kasus berawal dari media sosial

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak banyak orang yang nggak bertanggungjawab yang memanfaatkan keadaan di media sosial, huhu.

      Hapus
  9. kadang pengen ngasih komen ke salah satu postingan yang memang agak riskan buat dikomentarin, jadi was was, takutnya ada yang salah paham dan kena UU ITE.
    Dulu mungkin banyak yang asal komen aja di medsos, sekarang sudah ada UU ITE dan hukumannya lumayan juga

    Mungkin kalau mau mengkritisi suatu keadaan misalnya, bisa menggunakan media lain seperti melalui rubrik surat pembaca di koran atau melalui blog aja.

    BalasHapus

Posting Komentar