cerita mbun

Kesabaranku Setipis Tisu. Apa Sih Penyebabnya?

Apa sih penyebabnya?

Selain BunZ yang seorang financial planner tentang compulsive shopping yang aku tulis kemarin, di instagram aku juga mengikuti psikolog cantik Analisa Widyaningrum. Tahu kan ya? Aku mengikuti Mbak Analisa ini gara-gara lihat youtobe channel-nya yang banyak membahas tentang psikologi, termasuk masalah kesehatan mental. Melipir deh ke instagramnya karena kepo, hehe.

Gak ingin berhenti di aku, makanya aku ingin membagikannya hal yang berkaitan dengan aku, termasuk masalah kesabaran yang setipis tisu ini. Kata-kata gaul yang sempat ramai di tiktok ini dimaknai dengan mudahnya tersulut emosi. 

Ya, aku termasuk orang yang moody, jadi cepat marah, tapi 5 menit lagi cepat baikan lagi. Bukan prestasi yang patut dibanggakan, hanya saja hal yang terlihat sekecil itu aku sendiri merasakan dampak yang besar bagi diriku sendiri.

Hal yang mungkin terlihat menyebalkan bagi ornag lain, tapi tidak untukku yang berjuang keras megatasi pengelolaan emosi ini. Mesti tidak yang tersulut menggebu-gebu, tapi cukup dengan "diam saja" justru itu malah lebih tajam dari setajam silet, hehe.

Apa Sih yang Menyebabkan Marah?


Marah adalah emosi atau perilaku yang dirasakan akibat dari kejadian yang tidak sesuai dengan keinginan kita. Kejadian yang menyinggungku sedikit aja aku bisa marah, meski marah dalam hati. Tidak sampai marah-marah. Semakin kesini, semakin sadar kalau aku gak mau kehilangan orang-orang terdekat hanya karena aku marah tanpa sebab.
"Ketika aku dikritik atau kita dihadapkan sama sesuatu yang menyebalkan, terkadang mudah sekali untuk langsung merasa marah dan kesal". -Analisa Widyaningrum
Perkataan Mbak Analisa ini relate banget sama aku yang mudah merasa demikian. Waktu kuliah aku tuh sampai nulis di lemari baju besar-besar "jangan mudah marah!". Sampai aku ketemu suamiku yang aku merasa lebih bisa mengendalikan emosiku karena banyak belajar darinya.

Bahkan dirinya dihadapkan sama sesuatu yang lebih besar tapi gak pernah dendam atau marah sama orang lain. Malah mau berteman sama siapa aja termasuk yang menyakiti hatinya. Duh kenapa ada orang yang berhati besar ya? Kok ga marah sih? Harusnya kalau aku pasti marah.

Begitupun dengan mamaku, yang tidak pernah merasa marah sekalipun ia diperlakukan tidak baik oleh orang lain. Kenapa gak nurun ke anaknya aja sih? Kenapa harus aku yang mudah marah? Asli, rasanya gak enak banget.

Biasanya kalau orang marah mudah juga untuk mengeluarkan kata-kata tidak enak. Tapi, kalau aku enggak, makanya lebih memilih diam. Takut hal-hal yang tidak diinginkan terjadi dan melukai banyak orang. Lebih baik diam kan? Nanti kalau udah reda baru bicara dan perhatikan apa penyebab yang membuat kita marah.

Penyebab Dibalik Mudah Marah

Banyak penyebab yang terjadi ketika orang marah. Kita juga gak bisa judge seseorang yang sedang marah. Sering juga aku dengar orang lain bilang:

  • "Ih sensitif banget sih"
  • "Gitu aja marah"
  • "Sabar dikit lah"
  • "Kaya anak kecil banget sih marah Mulu"

Tidak membenarkan perbuatan marah tersebut, tapi ternyata ada hal-hal yang aku tidak sadari yang sudah terjadi ke belakang. Tidak semua versi Mbak Analisa ini sama semua denganku, tapi ada beberapa yang relate. Bisa jadi malah berkaitan juga dengan kamu.

1. Coba Berdamai dengan Situasi yang Kurang Nyaman

Ini bener sih, terjadi sama keluarga aku juga ada momen yang membuatku tidak nyaman dan mencoba berdamai dengan keadaan karena aku tidak ingin mama kecewa. Hasilnya, aku jadi mudah marah sama hal yang bisa menyinggungku.

2. Inner Child yang Terluka

Siapa yang punya inner child yang belum sembuh? Inner child merupakan kejadian masa lalu yang masih belum selesai. Sifat kekanak-kanakan yang terjadi ketika sudah dewasa. Kalau menelisik ke belakang aku gak ada sih luka di masa lalu, Alhamdulillah banyak belajar dari orang tua. Hanya saja memang banyak yang terjadi justru ketika aku sudah dewasa.

Tapi, marah ini sudah ada sejak dulu. Ya, memang bakat aja ini mah, wkwkwk. Kalau kamu gimana? Apakah punya pengalaman yang tidak menyenangkan ketika masih kecil?

3. Beban Hidup yang Dipikul

Banyaknya permasalahan yang terjadi juga bisa memancing si emosi ini ya. Dari permasalahan ekonomi atau lifestyle yang lainnya. Bisa jadi generasi sandwich yang harus menanggung ekonomi keluarga, mengurus sesuatu, sekolah atau di tempat kerja yang tidak nyaman. Banyak banget memang permasalahan hidup seakan tidak ada habisnya. Permasalahan setiap orang beda-beda utuk itu alangkah bijaknya kita bisa berempati.

Mungkin menurutmu hal biasa karena kamu tidak merasakan, tapi bagi orang lain mungkin hal yang paling membuat marah. Makanya, jangan bilang ,"yaelah, gitu doang marah".

4. Harapan yang Tak Sesuai Ekspektasi

"Jangan pernah berekspektasi!" itu yang selalu aku tanamkan pada diri. Soalnya kalau ekpektasi tidak sesuai yang kita mau hasilnya kita bisa marah atau kecewa. Ini sering banget terjadi sama aku sebelum aku rubah mindset itu. Kalau harapan boleh ya namanya berharap sesuatu tapi tidak disertai dengan bayangan realisasi yang indah-indah. Aku udah lebih rileks dalam hal ini.

5. Pengalaman yang Menyakitkan

Mengalami berbagai macam kejadian yang tidak menyenangkan juga bisa jadi trigger kita untuk marah. Merasa orang lain tidak mengeri kita, tidak pernah merasakan apa yang kita rasakan atau menuduh orang tidak peduli bisa membuat kita merasa marah. Padahal itu semua juga bukan tugas orang lain.

Marah merupakan sifat alami dari seseorang menanggapi perbuatan orang lain terhadap kita dan sebagai bentuk menjaga diri dari rasa sakit dan terluka. Kalau marah sama anak, boleh gak?

Kemarahan bisa sebagai pelindung, namun juga bisa sebagai bentuk agresi atau kekerasan. Semua ini tergantung bagaimana kita meresponnya dengan sadar dan baik.

"Marah boleh, marah-marah jangan ya!"

Penutup

Perkara marah aja bisa jadi panjang banget ya. Untuk itu, kita bisa marah pada tempatnya. Jangan sampai marah kita menimbulkan perbuatan yang tidak terpuji.

Bismillah, semoga kita bisa lebih bijak dalam mengelola emosi lagi ya. Marah terus gak enak, nanti cepat tua, hehe.


Related Posts

Posting Komentar