cerita mbun

Rumah Sejarah Djiauw Kie Siong Rengasdengklok, Karawang

15 komentar


Teras rumah sejarah Djiauw Kie Siong
Tampak depan Rumah Sejarah Djiauw Kie Siong 

Pada Desember tahun lalu aku kedatangan tamu yang tidak pernah aku sangka bakal berkunjung ke rumah kami di Karawang. Meski pernah satu kamar di asrama putri saat kuliah dulu, setelah lulus kuliah kami sudah jarang berkomunikasi kembali sampai aku pun tidak tahu apa kegiatan Tyas, temanku ini.

Pernah sesekali saling menyapa di media sosial tapi itu tidak intens, tiba-tiba aku melihat story Instagramnya dan langsung aku sapa lewat DM. Kami cerita banyak hal dan dia bilang ingin berkunjung ke rumahku di Karawang.

Kurang lengkap rasanya kalau tidak mengajak Tyas jalan-jalan. Tyas yang dari Jakarta sudah bosan dengan mall, aku ajak saja jalan-jalan yang tidak jauh dari rumah. Tyas juga menyukai sejarah, jadi sekalian saja aku kenalkan Rumah Sejarah milik Djiauw Kie Siong yang ada di Rengasdengklok. 

Sebenarnya aku juga ingin ajak Tyas ke Kampung Turis Karawang setelah dari rumah sejarah, namun karena sangat jauh jadi aku urungkan lagi. Di save dulu untuk list jalan-jalan nanti jika Tyas berkunjung lagi ke Karawang, hehe. 

Jujur saja ya, meski lahir dan tinggal di Karawang aku baru kali pertama kesini setelah menikah, karena setelah menikah ikut suami yang tinggal di dekat rumah sejarah ini. Waktu kuliah, pernah organisasi daerah yang aku ikuti berkunjung kesana, namun sayangnya aku tidak bisa ikut saat itu.

Turut haru sekali Karawang bisa menjadi saksi kemerdekaan Republik Indonesia meski rumah sejarah tidak dijelaskan secara detail di dalam buku sejarah. Di buku sejarah saat sekolah dulu hanya dijelaskan bahwa Soekarno "diculik" ke Rengasdengklok Karawang saat malam sebelum proklamasi.

Detail rumah siapa yang disinggahi oleh Soekarno dan kenapa Soekarno singgah di sana tidak banyak yang membahasnya. Ditulisan aku ini aku akan membahas rumah Djiauw Kie Siong yang merupakan turunan Tionghoa tersebut. Ada apa saja di rumah Djiauw Kie Siong? Simak terus tulisanku yaa.

Alamat Rumah Sejarah Djiauw Kie Siong

Rumah Sejarah Rengasdengklok ini milik Rumah Djiauw Kie Siong yang bekerja sebagai petani. Kini rumah tersebut diurus oleh keturunan Djiaw Kie Siong. Meski ditetapkan sebagai cagar budaya, pengelolaannya masih diurus dan dikelola oleh keluarga. 

Markas Tentara PETA
Monumen Tugu Kebulatan Tekad yang dulunya Markas Tentara PETA (Pembela Tanah Air)

Alamat rumah Djiaw Kie Siong cukup jauh dari pusat kota Karawang sekitar 30 menit. Rumah Djiaw Kie Siong sendiri berjarak kurang lebih enam puluh sembilan kilometer dari Jakarta.

Beralamat di Jalan Perintis Kemerdekaan No. 33 Rengasdengklok Utara, Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, Jawa Barat yang lokasinya dekat tugu Monumen Kebulatan Tekad dengan simbol tangan yang menjulang tinggi. Dulunya tempat Markas PETA (Pembela Tanah Air). Karena dekat Markas PETA itulah dirasa aman untuk Soekarno menempati rumah Djiauw Kie Siong yang saat itu rumah paling besar di Bojong.

Kalau kamu dari arah Tol Karawang Barat, kamu bisa menuju ke arah Tanjung pura. Dari sana kamu terus saja menuju Bojong. Di lapangan Bojong ini tak jauh lokasi rumah sejarah  Rengasdengklok. Bila bertanya pada penduduk lokal kamu akan segera diarahkan menuju lokasi. 

Mudah sekali mencari sejarah rumah Soekarno di Rengasdengklok karena posisinya yang strategis dekat Bojong yang dijadikan penduduk sebagai pusat kulinernya Rengasdengklok. Di sana banyak jajanan Karawang dan wahana bermain anak. Gambaran umumnya mungkin mirip alun-alun kalau di kota-kota besar. 

Penduduk di sini kalau mau jalan-jalan atau cari makan enak selain ke pusat kota ya ke Bojong ini. Selepas mengunjungi rumah sejarah kamu bisa mampir mencari khas kuliner sebagai pelepas lelah. Banyak kuliner yang terkenal, salah satunya Sorabi Hijau Rengasdengklok yang antriannya khusus orang-orang yang sabar dan mau menunggu, alias selalu penuh, hehe.

Peristiwa Rumah Sejarah Djiauw Kie Siong di Rengasdengklok

Rumah sejarah tadinya terletak di pinggir Sungai Citarum, namun khawatir abrasi dan lama-lama terkikis air, rumah tersebut dipindahkan tidak jauh dari lokasi awal berdirinya. 
Meski dipindahkan, namun keotentikannya tetap terjaga loh. Sudah ada sejak 100 tahun lebih rumah yang dibangun pada tahun 1920 masih kokoh dan terawat dengan baik. 

Dipindahkan dengan sangat hati-hati, karena dindingnya terbuat dari kayu dan bilik anyaman jadi memindahkannya dengan melepas kayu tersebut dan memasangkannya kembali. Dinding kayu tersebut memudahkan proses pemindahan rumah. Sekarang diberi cat pernis kayu warna coklat untuk menjaganya agar tidak mudah dimakan rayap.

Bagian ruang tamu rumah sejarah
Ruang tamu rumah sejarah Djiauw Kie Siong 

Rumah sejarah Rengasdengklok dipilih karena jarak ke Rengasdengklok jauh dari jangkauan tentara Jepang. Awalnya pemuda membawa Soekarno ke Markas PETA, namun dirasa kurang aman, pemuda membawanya ke rumah Djiauw Kie Siong yang dirasa aman karena untuk menuju rumah tersebut harus melewati semak belukar dan persawahan. 

Djiauw Kie Siong yang juga tergabung sebagai tentara PETA tinggal bersama istri dan 9 anaknya. Saat Soekarno singgah di rumahnya, keluarga Djiauw Kie Siong mengungsi ke rumah sanak saudaranya. 

Soekarno dibawa oleh Pemuda ke rumah sejarah Djiauw Kie Siong pada tanggal 16 Agustus 1945. Golongan muda tersebut diantaranya Sukarni, Aidit, Wikana dan Chairul Saleh. Tujuannya adalah untuk segera mengumumkan proklamasi dan tidak terpengaruh oleh Jepang yang sudah menjanjikan kemerdekaan. Peristiwa tersebut lebih dikenal dengan Peristiwa Rengasdengklok.

Setelah Soekarno kembali ke Jakarta dengan pemuda dan mengumumkan Kemerdekaan, Djiauw Kie Siong dan keluarganya kembali ke rumahnya. Saat kembali ke rumah Djiauw Kie Siong melihat robekan kertas, tapi Djiauw Kie Siong tidak membacanya dan segera membakarnya. Tentara Jepang masih beroperasi saat itu, Djiauw Kie Siong khawatir terjadi sesuatu padanya dan keluarganya jika mereka tahu kalau Soekarno telah singgah di rumahnya. 

Ada Apa Saja di Rumah Sejarah Rengasdengklok? 

Di Rumah sejarah terdapat foto-foto Soekarno dan Djiauw Kie Siong yang tersusun rapi di dalam lemari kaca. Juga ada beberapa foto Soekarno di ruang tamu. Sosok inspiratif yang lain juga turut menghiasi dinding ruang tamu.

Rumah Sejarah merupakan rumah kayu dengan jendela warna hijau. Pagarnya dicat warna merah putih dengan tulisan Rumah Sejarah Djiauw Kie Song.

Rumah singgah Soekarno di Rengasdengklok
Tempat tidur Soekarno di Rumah Sejarah 

Terdapat dua kamar tempat beristirahat, yang satu kamar Soekarno dengan tempat tidur yang masih kokoh terbuat dari kayu jati. Namun, tempat tidur Soekarno yang aslinya sudah dibawa ke museum di Bandung. 

Lantainya yang membuat aku kagum, ternyata itu masih lantai pertama saat rumah itu di bangun yang bernama Terakota. Kok bisa awet banget sampai sekarang ya? 

Penasaran, aku pun mencari tahu tentang Terakota ini. Dilansir wikipedia, Terakota mengacu pada keramik glasir yang memiliki badan berpori dan berwarna merah. Penggunaannya juga bisa untuk kendi, pipa air dan hiasan pada kontruksi bangunan. 

Tanahnya bersifat halus. Mungkin karena pembuatannya dengan cara dibakar itulah yang membuatnya masih terlihat kuat sampai sekarang. Menginjakkan kaki di Terakota juga kaki jadi adem banget. Aku jadi membayangkan bagaimana Soekarno pada masa itu berdiri di rumah itu menginjakkan kakinya di keramik Terakota. 

Rumah sejarah wajib banget di kunjungi untuk menambah wawasan sejarah. Mengingat jaraknya yang tidak jauh dari Ibu Kota Jakarta. Hingga saat ini masih selalu ramai dikunjungi baik warga lokal maupun warga di luar Karawang. Bahkan ada yang datang dari luar negeri. 

Rumah sejarah ramai dikunjungi setiap perayaan kemerdekaan 17 Agustus. Seperti sudah ritual wajib untuk mengunjungi rumah sejarah Djiauw Kie Siong pada hari kemerdekaan.

Jika ingin mengunjungi rumah sejarah Rengasdengklok, kamu cukup mengisi buku tamu yang sudah disediakan sesudah pintu masuk yang disimpan di atas meja. Melihat buku kunjungan tersebut banyak dikunjungi baik oleh komunitas atau individu. Baik murid sekolah atau mahasiswa. Tidak jauh dari rumah sejarah, terdapat makam Djiauw Kie Siong dan keluarganya. 

Tidak ada tiket khusus untuk masuk ke rumah sejarah Djiauw Kie Siong, kamu hanya membayar parkir saja dan menyumbang ke kotak infaq jika kamu mau. Rumah sejarah hanya bisa kita lihat pada bagian ruang tamu saja karena bagian belakangnya ditinggali oleh keturunan Djiauw Kie Siong yang merawat rumah tersebut.

Alasan itulah yang membuat keluarganya untuk tidak meminta pendanaan ke pemerintah setempat. Jadi jika ada kerusakan, keluarga menggunakan uang pribadi dan infaq.

Kesimpulan

Meski hanya singgah sebentar saja, rumah sejarah milik Djiauw Kie Siong tetap menjadi saksi detik-detik proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. 

Menjadi peristiwa yang sangat penting dalam sejarah, rumah tersebut ramai dikunjungi dari lokal maupun luar Karawang. Meski sebagai cagar budaya, pengelolaan tetap dilakukan oleh keturunan Djiauw Kie Siong.

Kalau kamu ke Karawang, jangan lupa mampir ke rumah sejarah Djiauw Kie Siong. Mengunjungi rumah singgah Soekarno, membuat aku merasakan bagaimana perjuangan bangsa Indonesia saat itu. Perasaan senang, bangga, haru bisa kamu rasakan saat mengunjungi rumah tersebut.











Related Posts

15 komentar

  1. Ternyata Rengasdengklok itu bukan rumahnya Soekarno, kukira rumah yang lain. 😃

    BalasHapus
  2. Oh ternyata peristiwa rengasdengklok itu terjadi di sini ya, aku baru tau ternyata di rumah salah satu tentara PETA. Baru kepikiran sekarang juga, waktu itu soekarno dibawa kemana ya di Rengasdengklok? Kapan-kapan pengen ke sini deh

    BalasHapus
  3. Ternyata peristiwa rengasdengklok itu terjadi di rumah Djiaw Kie Siong. Berarti kalau kita mau ke museum rengasdengklok, berkunjung ke rumah sejarah ini ya mbak?

    BalasHapus
  4. aku suka berkunjung ke tempat2 yg punya sejarah begini dan menikmati banjir perasaan2 yg muncul. masuk ke daftar kunjungan kl ke karawang nih, thanks mba!

    BalasHapus
  5. Menikmati sejarah melalui berkunjung ke tempat/lokasi sejarah ini memang menyenangkan yah dibandingkan belajar sejarah waktu jaman sekolah. Kalau g mampir ke blog nya Mba, aku lupa kayaknya kalau pernah ada peristiwa Rengasdengklok :( . Terimakasih sudah berbagi, Mba.

    BalasHapus
  6. Wah, sangat menarik. Selama ini aku gak krpijiran di mana lokasi Bung Karno diculik jrlang memproklamasikan kemerdekaan itu. Ini lokasi yang amaaat penting bagi bangsa kita, lho

    BalasHapus
  7. Wah kapan lagi ke Karawang harus mampir ke rumah sejarah ini.
    Anak saya suka kalau diajak mengunjungi lokasi wisata sejarah seperti ini
    Dia suka nanya detail
    Kalau ga ada guide bisa kewalahan sayanya. Hehehe

    BalasHapus
  8. Sering mendengar sejarah tempat ini padahal lumayan dekatd ari Bekasi tai saya belum pernah ke sana untuk melihatnya, kapan-kapan wajib banget nyobain ke sana biar tahu dan merasakan makna sejarahnya

    BalasHapus
  9. Detail sejarah yang benar-benar menambah perspektif saya akan Pak Soekarno. Saya salut juga dengan Djiauw Kie Siong yang rumahnya mau dijadikan tempat penculikan Pak Soekarno. 2 orang ini jadi tanda bahwasanya pribumi dan warga keturunan bisa hidup damai dan saling membantu.

    BalasHapus
  10. Kapan kapan kalau ke karang aku mau mampir ke sini ah.Aku suka wisata sejarah soalnya

    BalasHapus
  11. wisata sejarah penuh makna, cocok juga ajak anak2 /keluarga untuk mengenal sejarah

    BalasHapus
  12. Wow ternyata Rengasdengklok yang ada di buku sejarah ada di Karawang. Alhamdulillah ya masih terawat dengan baik oleh keturunan Djiauw Kie Siong. Udah gitu utk melihat bangunan bersejarah ini cuma bayar seikhlasnya luar biasa. Owalah ternyata udah dipindahkan dari rumah asalnya ya demi diselamatkan dari abrasi sungai. Untungnya tidak mengurangi sejarahnya krn emang dirawat dengan baik ya.

    BalasHapus
  13. Huhuhu... sedih deh sampai seumur ini belom pernah ke sini. Baru tau ternyata peristiwa rengasdengklok itu terjadi di sini. Tau gitu dari dulu-dulu aku jalan-jalang ke rumah ini kalau ke Karawang...

    BalasHapus
  14. Wuahhh luar biasa banget umur rumahnya bisa setua itu yaa, ortu ku belum lahir berarti sudah ada tuh.. Wah semoga kelak bisa mampir dan berkunjung juga kesana. Peristiwa sejarah yang harus selalu dikenang dan dilestarikan.

    BalasHapus

Posting Komentar