cerita mbun

7 Cara Atasi Anak Tantrum Dibawah 2 Tahun Tanpa Drama

10 komentar
                                       Mengatasi anak tantrum dibawah 2 tahun


Tantrum adalah kondisi ketika anak marah, menangis, berteriak hingga menjerit yang disebabkan ia belum dapat mengkomunikasikan apa yang dia mau. Karena keinginannya tidak dapat tersalurkan dan orang tua juga tidak mengerti apa yang ia mau, akhirnya anak menjadi tantrum.

Selain dari segi negatif, tantrum juga ada segi positifnya. Anak jadi bisa meluapkan emosinya dan belajar bagaimana orang tua mengelola emosinya dengan cara melihat orang tua mengatasi tantrum anak tersebut.

Selan anak jadi tahu keinginannya, ia jadi belajar untuk mengkomunikasikan sesuatu dengan caranya. Tapi, seringnya ibunya justru malah ikutan tantrum ya, hehe.

Awalnya aku tidak menyadari kalau Aqlan mengalami tantrum. Aku mengira Aqlan hanya menangis seperti halnya yang ia lakukan ketika mengingankan sesuatu. 

Setelah aku perhatikan, ada yang berbeda dari biasanya. Ia menangis lebih kencang dari biasanya. Dan setelah aku pelajari ternyata Aqlan sedang mengalami tantrum.

Ciri-Ciri Anak Tantrum


Penyebab anak menjadi tantrum

Setelah aku mengamati bagaimana Aqlan tantrum, sekarang aku jadi tahu ciri-ciri anak tantrum. Aqlan sendiri mulai tantrum dari usia 1 tahun lebih sampai sekarang 18 bulan. Dan selama itu kalau tidak salah baru 3 kali tantrum. Untuk itu aku menulis artikel ini dalam rentan waktu dibawah 2 tahun. 

1. Tidak Tahu Keinginannya


Tantrum terjadi begitu saja. Ssa8at sedang bermain tiba-tiba dia mengingkan sesuatu yang kita tidak mengerti. Akhirnya dia menangis dengan kencang tidak seperti biasanya.

Kalau menangis karena tahu sebabnya, berarti dia tidak sedang tantrum. Karena diberi solusi langsung berhenti nangisnya. 

Tapi, kalau tidak jelas dan semakin kencang itu termasuk ciri tantrum. Seperti ada yang mendistrak otaknya untuk melakukan sesuatu.

2. Melemparkan Barang


Saat makan dan tidak tahu maunya apa, piring gelasnya bisa dilempar begitu saja. Alhasil makanannya jadi berantakan yang berujung jadi tidak makan.

Saat seperti itu anak sedang menunjukkan kekesalan dan bentuk frustasinya. Apa saja yang ada disekitar dia langsung dilempar.

3. Mengamuk


Aqlan kalau marah emang langsung rebahan di lantai. Tapi kalau tantrum rebahannya bisa sampai membenturkan kepalanya dan kakinya menendang-nendang.

Untungnya membentur dan menendang tidak lama, lebih lama nangis sambil rebahan. Kalau sampai terus berulang lama, bahaya juga ya bisa membahayakan dirinya.

4. Berteriak


Dalam keadaan tantrum nangisnya disertai dengan teriakan atau jeritan. Keadaan seperti ini yang biasanya ikut memancing orang bertanya-tanya apa yang sedang terjadi.

Cara Atasi Anak Tantrum Dibawah 2 Tahun Tanpa Drama 


Mengatasi anak tantrum tetap tenang

Udah kita lelah seharian mengurus urusan domestik ditambah anak nangis kencang tidak tahu maunya apa. Kebayang kan rasanya bagaimana? 

Cara pola asuh kita di nilai disini. Apakah kita akan ikut marah dengan anak atau kita dengan tenang menghadapinya? Tentu tidak mudah ya ketika kita dituntut sabar dalam keadaan lelah. 

Yang selalu jadi patokan aku biasanya selalu ingat kalau rumah bisa dibersihkan lagi, tapi kalau anak? Susah untuk membersihkannya kalau kita malah ikut membentak anak. Anak akan dengan mudah menyerap perilaku kita. 

Berikut tips bagaimana caraku memperlakukan Aqlan ketika sedang tantrum. Meski Aqlan jarang tantrum, terbukti cara ini berhasil membuatku lebih waras. Mom happy, anak happy dan daddy pun happy, hehe. 

1. Tetap Tenang

Bukan membiasakan yang tidak biasa. Tapi, apapun permasalahannya tentu kita jangan panik. Tenang adalah kunci mengatasi semua permasalahan. Termasuk mengatasi anak yang sedang tantrum.

Ambil nafas lebih dalam lalu keluarkan pelan-pelan. Bersikap tenang akan menghasilkan keputusan yang bijak dan jernih. Jadi, jangan sampai kita malah ikut tersulut emosi anak ya, Bun.

2. Biarkan Saja

Jangan bicara apapun apalagi sampai mengoceh panjang lebar. Tidak akan ada artinya dan tidak akan didengar oleh anak. Biarkan saja dia melampiaskan emosinya. Biarkan dia menangis.

Dia butuh waktu sendiri untuk menangis. Sama seperti kita yang dewasa jika kesal dan marah ingin sendiri dulu dan tidak ingin diganggu kan? Aku berpikir seperti itu maka aku biarkan saja. 

3. Awasi Anak

Diam bukan berarti tidak peduli ya. Diam sambil mengawasi, karena khawatir anak akan melukai dirinya sendiri. Kita juga bisa perhatikan gerakan apa saja yang ia lakukan.

Sejauh ini sih Aqlan tidak pernah melakukan hal yang membahayakan orang lain. Pernah sampai nangis sejadi-jadinya sambil tiduran dan menghentakkan kakinya. 

Meski begitu, aku harus tetap waspada. Karena yang dia lakukan juga termasuk bahaya, bagaimana jika dia kebentur kepalanya ke lantai. Sakit dan marahnya makin menjadi. 

Makanya diam-diam juga aku sambil videoin Aqlan nangis agar aku bisa aku amati perkembangan tantrumnya seperti apa. Semakin memudar atau memburuk emosinya. Ini membantu juga kita antisipasi jika tantrumnya terjadi lagi.

Kadang dilain waktu aku perlihatkan foto dan video yang menunjukkan dia sedang tantrum. Responnya dia malah tertawa sendiri, hihi. Kalau sudah begini, bagaimana aku bisa marah pada anak yang selucu ini. 

4. Beri Anak Ruang

Kesabaran kita diuji disini. Kadang ada rasanya ingin ikutan teriak dan nangis. Tapi, kita harus bisa tahan untuk tidak melakukan itu didepan anak meski Aqlan masih bayi.

Untuk melatih emosiku juga, beri Aqlan ruang untuk menangis, juga memberi ruang untuk diri kita sendiri agar tetap waras. Aku akan pergi ke kamar dengan pintu terbuka sedangkan Aqlan menangis di ruang tamu. Meski pindah ruangan, tetap bisa mengawasi dari dalam.

Ibu dan bayi sama-sama butuh ruang untuk mengelola emosi. Kalau udah pindah ruang, biasanya akan ada rasa untuk segera merangkul anak dan menyambutnya dengan tenang.

5. Bawa Anak ke Tempat Aman

Kalau lagi main diluar rumah tiba-tiba Aqlan kesal dan siap meledak, aku segera bawa Aqlan ke dalam rumah. Biarkan dia menangis didalam rumah bukan diluar. Karena diluar akan banyak suara yang mencoba menenangkan yang tidak tepat jika diterapkan untuk Aqlan.

Anak juga akan semakin menjadi jika dibiarkan terus berada dikeramaian. Ditempat yang nyaman dan sepi, anak akan lebih leluasa untuk menangis.

6. Peluk Anak

Setelah nangisnya mulai mereda dan terlihat kondusif, segera peluk anak. Aku langsung gendong Aqlan mencoba menenangkannya dengan memberi pelukan dan mengusap-usap punggungnya.

Karena Aqlan belum bisa bicara lancar, tapi dia sudah bisa mengerti ketika diajak komunikasi. Biasanya bayi membutuhkan ASI untuk membuatnya nyaman. Setelah peluk bisa langsung dibere susu.

7. Alihkan Perhatiannya

Setelah mulai mereda, ajak anak untuk melakukan kegiatan yang ia suka. Misalkan menyiran tanaman, bermain bola, boneka atau apa saja.

Kalau aku ajak Aqlan bermain diluar atau makan cemilan kesukaanya. Karena kebetulan Aqlan suka ngemil, dia akan anteng kalau diakasih cemilan.

Bukan untuk melupakan emosinya, tapi untuk membuat dia kembali ceria. Sambil melakukan kegiatan, sambil bertanya kenapa tadi dia seperti itu dan apa yang dia inginkan.

Mungkin karena masih bayi, kadang Aqlan sudah lupa apa yang terjadi. Ketika aku tanya kdnag dia cuek saja atau dia menunjukkan sesuatu untuk mengungkapkan apa yang ia inginkan. 

Jadi, Bun sayang banget yah kalau kita ikutan emosi saat anak tantrum. Bukannya meredakan malah semuanya jadi tantrum bareng, hehe. Padahal tantrum adalah kesempatan kita dekat dengan anak terjalin. Dan kita bisa bonding dari situ.
 

Kesimpulan


Keluarga bahagia agar tetap waras

Tantrum setiap anak bisa berbeda-beda ya. Ciri dan cara mengatasi diatas adalah versiku sebagai ibu, bukan ahli psikolog. Aku hanya berbagi cara dan bagaimana kebiasaan Aqlan saat tantrum.

Cara yang aku lakukan ini terbukti mengatasi tantrum tanpa drama. Dan akupun tetap waras. Meski kalau orang lain lihat, tega ya kok anak nangis malah didiemin. Aku yakin setiap ibu punya cara sendiri yang terbaik versi dirinya.

Setiap anak juga punya kebutuhan yang berbeda. Maka, solusinya pun bisa jadi berbeda. Cara Aqlan bisa jadi tidak bisa diterapkan kepada anak yang kain. Begitu sebaliknya. Hargai setiap keputusan Ibu.

Aku juga masih belajar sampai saat ini dan berharap jangan ada tantrum-tantrum yang lain. Kalau Bunda Ceria dirumah gimana nih mengatasi anak yang sedang tantrum? Pernah liat juga gak Ibu yang lagi menghadapi anak yang sedang tantrum ditempat umum? Yuk berbagi dikolom komentar yaa.




Related Posts

10 komentar

  1. Dl anakQ yg pertama terkadang mengalami tantrum ini, lmyn menguji kesabaran c menghadapinya...hee

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaa mbak apalagi kalau lagi cape juga, emosinya jadi makin menjadi wkwk

      Hapus
  2. Paling susah ngendalikan emosi diri sendiri sih sebenernya hiks akhirnya nyesel huhu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah mbak itu bener bgt. Makanya harus bisa ngontrol diri dulu sebelum keluar kata gak enak huhu

      Hapus
  3. Bener banget, nih, Mbak, ibunya malah suka ikutan tantrum. Kalau anakku dua tahun ke bawah aman. Justru pas sudah disapih itu subhanallah allahuakbar.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Biasanya ibunya tantrumnya ke suami ya mbak, hehe. Wah beda² ya usia mulai tantrumnya mbaa..

      Hapus
  4. Iya mbk sangat susah bersikap tenang dan sabar saat kita lelah. Tapi ya begitulah jd ibu dalam kondisi apapun mesti ttp waras.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mbak kalau udah cape tuh ya ampuuun udah kek reog 😂

      Hapus
  5. Ponakan dari suamiku juga tantrum..tapi sudah parah sepertinya. Soalnya dz sering ditinggal ibunya dirumah sendirian

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya ampun kasian sampai ditinggal sendiri gitu yaa mba.

      Hapus

Posting Komentar