cerita mbun

Teruntuk Bunda Ceria Pembaca Setiaku

17 komentar

 

Nama Persona dan Empatiku

Berawal Dari Komentar

Ada perubahan ketika aku memutuskan untuk fokus menulis di blog. Berawal dari yang tadinya hanya curhat saja sampai ingin berbagi informasi dan pengalaman. Yang tadinya asal nulis panjang kali lebar aja, sekarang mulai memperhatikan teknis menulis dan perintilannya. Ternyata gak mudah memang, selama ini sudah salah menilai suatu artikel. Dibalik satu artikel, ternyata ada gagasan yang mahal, proses belajar panjang dan jam tidur yang berkurang.

Semakin berkembangnya blog pribadiku dengan adanya yang komentar itu sudah bikin hati senang banget. Apalagi dibaca sama teman sendiri sambil memuji. Sekarang meluas yang berkomentar teman sesama blogger. Ada salah satu teman yang komentarnya selalu aku ingat. “Tulisannya bagus, terus semangat menulis ya” dan “relate banget sama kehidupan aku juga sama”.

"Tanpa disadari, komentar yang baik mampu menjadi motivasi bagi orang lain."

Senang banget baca komentar seperti itu jadi terus memotivasi aku menulis yang bermanfaat bagi pembacaku. Jadi terpacu lagi dan terus cari tahu hal yang baru tentang blog. Yang tadinya mungkin hanya aku yang mengalami, ternyata ada juga loh diluar sana yang mengalami. Jadi untuk yang merasa sedang ada masalah, ayo bangkit karena bukan kamu aja yang punya masalah. Bukan kamu juga yang bahagia.

Sesuai tagline Cerita Mbun, jadi semakin ingin  berbagi kisah dan pemikiran lebih banyak lagi untuk pembaca setiaku. Dari komentar-komentar yang positif itulah, yang dirasakan oleh mereka tulisanku ini bermanfaat dan relate dengan kehidupan mereka, akhirnya aku bisa mengetahui siapa saja pembaca setiaku. 

Kira-kira siapa saja ya pembaca setia blog Cerita Mbun?

Profil Pembaca Setiaku

Pembaca setiaku ini adalah seorang yang akan menikah, baru menikah dan sudah punya anak. Anaknya ini ada di range usia 1-3 tahun. Diusia bunda 23-30 tahun.

Ibu bekerja dan ibu rumah tangga. Yang pekerja ini bekerja disebuah perusahaan swasta dan instansi pemerintahan.

Nama Persona

Pembaca setiaku bernama Tiara, Leli dan Rina. Mereka ibu muda yang baru memiliki anak. Mereka sosok yang ceria dan humoris. Maka aku beri nama panggilan untuk mereka adalah Bunda Ceria

Menggambarkan sosok yang selalu ceria meski statusnya sudah berubah menjadi seorang istri atau ibu. Bertambah kewajibannya tanpa mengurangi rasa keakuan. 

Bunda Ceria berdarah Sunda yang berasal dari kota Bandung, Jawa Barat. Ketiganya lumayan tinggi dan berkulit putih. Karena begitu mencintai adat istiadat daerahnya, terkadang gaya bicaranya suka campur. Menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa Sunda.

1. Tiara (25 tahun)

Seorang istri yang baru menikah dan sedang hamil. Tingginya 160cm. Tiara bekerja sebagai pegawai di Instansi pemerintah. Sambil mempersiapkan diri menjadi seorang ibu nantinya, ia mencari tahu tentang proses hamil dan melahirkan. Juga tentang bagaimana sebuah hubungan pernikahan yang harmonis.

Maka dari itu dia mencari tulisanku tentang tips menjaga hubungan rumah tangga tetap harmonis, pengalaman hamil dan melahirkan. Karena dia juga seorang introvert yang mencari tahu tentang tulisan tentang sebuah sudut pandang.

Gamis dan kerudung panjang menggambarkan visualisasi dirinya. Tertutup dan ramah. Sangat menjaga nilai-nilai adab dan tata krama.

Sosok yang lembut dan pengertian. Pemalu tapi selalu ceria tidak pernah menunjukkan kesedihannya. Enerjik dan penuh semangat. Sangat menyayangi suaminya dan anak yang dikandungnya.

2. Leli (27 tahun)

Ibu muda yang punya anak berusia 12 bulan. Bekerja di sebuah bank swasta. Tinggi 155cm. Ia berkacamata, pintar dan mudah bergaul. Meski sibuk bekerja dan mengasuh anak, ia tetap menyempatkan waktu luangnya dan jalan-jalan bersama suami. Bunda Leli menganggap hubungannya dengan suami itu penting. Maka dia melipir ke blogku mencari tentang sebuah hubungan yang harmonis dan parenting bagaimana menanamkan pola asuh untuk ibu yang bekerja.

Dia berkacamata dan berpenampilan kasual dengan hijabnya. Gaya berhijabnya ketika gadis dan sudah menikah tidak berubah. Dengan celana jeans, kemeja panjang dan kerudung segi empatnya yang kadang terurai kedepan atau kebelakang sesuai kondisi yang ia mau.

Bunda Leli sangat pemberani, ingin belajar banyak dan kompetitif. Dia logis dan sering punya perasaan tidak enakan. Mendahulukan logikanya bukan perasaannya. Orangnya ramah dan tidak suka dibohongi. Sekali ia dibohongi, maka ia tidak ingin melihat orang itu lagi.

3. Rina (29 tahun)

Ibu muda yang punya anak usia 2 tahun. Tingginya 158cm. Meski anaknya sudah lumayan besar, Bunda Rina selalu update dengan dunia parenting dan hal-hal di luar parenting. Sebagai ibu rumah tangga, ia ingin berdaya tidak hanya mengerjakan pekerjaan domestik. Belajar hal yang disukainya meski disibukkan sebagai seorang Ibu.

Tidak suka dasteran, pakai baju panjang dan celana panjang. Kadang pakai kerudung segi empat, pashmina atau instan. Kadang gamisan, kadang juga pakai celana. Tapi celananya celana yang tidak ketat.

Sosok yang keibuan yang selalu ceria dan sayang keluarga. Baginya keluarga nomor satu, pekerjaan rumah bisa kapan saja dikerjakan karena tidak pernah ada habisnya. Lelah bukan hambatan baginya untuk terus berdaya. Membaca terus ia lakukan agar tetap produktif meski tidak kerja diluar rumah.


Empatiku kepada Bunda Ceria

Empati dan maping


Sebelumnya aku mau mengucapkan terima kasih kepada Bunda Ceria, berkat komentarnya di tulisanku aku sekarang ada di titik ini. Tanpa sadar sudah motivasiku untuk terus belajar.

Cara Berpikir dan Perasaan Bunda Ceria

Bunda ceria ini seorang Ibu muda yang introvert. Senang membaca buku dan menonton drama korea. Hidupnya lebih banyak dihabiskan didalam rumah daripada diluar rumah. Meski begitu dia tetap senang jalan-jalan, ngemall atau sekedar minum kopi di kedai kopi.

Ia memandang sebuah hambatan adalah tantangan. Sehingga ia bisa berpikir logis untuk menyelesaikannnya. Berjiwa kompetitif dan tidak mudah menyerah jika ingin mendapatkan sesuatu. Ramah tapi tidak mudah percaya dengan orang lain.

Ia mudah sekali bosan. Tapi rumah selalu jadi tempat ternyaman. Sayang dengan keluarga. Penurut kepada orang tua. Meski mudah terbawa perasaan, Bunda Ceria masih bisa berpikir jernih untuk menyelesaikan sebuah masalah. Tetap ceria disetiap keadaan.

"Bagaimanapun keadaannya, harus selalu ceria."

Sisi negatifnya ia mudah tersinggung dan mudah  marah. Untuk mengatasinya dia mengalihkan perhatiannya untuk membaca tulisan di blog Cerita Mbun.

Aktivitas Bunda Ceria

Bunda Ceria disibukkan dengan menjaga keluarga. Memastikan bahwa anak dan suaminya tetap sehat dan bahagia. Tak cukup disitu, Bunda Ceria ingin mempunyai kesibukan untuk dirinya sendiri.

Dari ketiga orang tersebut memberdayakan dirinya dengan bekerja di perusahaan atau dirumah. Ketiganya ingin berkarya dan berdaya. Untuk menjaga kewarasannya dan menjaga kondisi keuangannya, hehe.

Karen semasa gadis sudah  senang berkegiatan yang super sibuk. Jadi ketika menikah harus tetap punya kesibukan diluar kewajiban mengurus rumah tangga. Mereka bertiga sama-sama ingin berdaya.

Sebab Menyusuri Blog Cerita Mbun

Kesejahteraan keluarga nomor satu tapi tetap kritis terhadap suatu hal. Mengomentari sesuatu yang terjadi. Melihat sesuatu dengan sudut pandang yang berbeda.

Meski sosok yang ceria, dari ketiganya ada rasa jenuh terhadap rutinitas yang ada. Diluar dari kegiatan mereka tersebut, kadang mereka menelusuri mesin pencari untuk mencari tahu sesuatu.

Karena mereka aktif di media sosial dan aku pun membagikan tulisanku. Merasa relate dengan kehidupan mereka, akhirnya mereka mengklik tautan yang aku bagikan. Disela-sela kesibukan mereka, mereka mencari tahu tentang opini, relationship, pengalaman dan parenting.

Ada yang relate juga seperti mereka?

 

 

Related Posts

17 komentar

  1. Meskipun karakter saya jauh dari Bunda Ceria, tapi aku akan menantikan tulisanmu tentang parenting, tetap semangat menulis karena kita semua pasti bisa🥰

    BalasHapus
  2. Related. Kadang suka capek sendiri karena sibuk ngurus rumah, tapi tetep aja nyari kesibukan lain. Ya ikut kelas ini lah itu lah 😅😅

    BalasHapus
  3. Mantap mbk tulisannya... Bagaimanapun pokoknya sebagai bunda harus tetap ceria. Semangat bunda ceria.

    BalasHapus
  4. "Dibalik satu artikel, ternyata ada gagasan yang mahal, proses belajar panjang dan jam tidur yang berkurang." Wah kata-kata ini keren banget sih kak. Semangat nulisnya :)

    BalasHapus
  5. Belum jadi bunda...tapi boleh yaaa gabung jadi bunda ceria

    BalasHapus
  6. Senang ya mba sdh mendapat user peeaona yg bisa kita kenali. Yeay semoga terus bertambah bunda2 nan cerianya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah mbak, hehe aamiin makasih mbak.

      Hapus
  7. Kayaknya aku termasuk bunda Ceria deh. Banyak kesamaannya 😁
    Yuk, mari kita jadi ibu yang berdaya 💪😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hayuu semangat mbak, jadi bunda ceria yg berkarya dan berdaya, hhe 😘

      Hapus
  8. Aku belum jadi bunda, tapi apa aku bisa disebut sebagai mbak ceria? 😂

    BalasHapus

Posting Komentar