cerita mbun

Melahirkan: Normal vs Sesar

2 komentar


Melahirkan adalah proses yang paling ditunggu oleh ibu hamil. Antara bahagia menyambut buah hati selama sembilan bulan, tapi disisi lain khawatir akan rasa sakit yang dirasakan nanti. Apalagi jika ini termasuk pengalaman pertama. Deg-degannya gak karuan. 

Membayangkan bagaimana nanti prosesnya, apa yang akan terjadi nanti, apa yang harus dilakukan memenuhi pikiran ibu yang akan melahirkan.

Melahirkan juga proses yang paling beresiko. Apalagi di zaman sekarang, operasi Sectio Caesarea (SC) atau yang biasa dikenal dengan operasi sesar sudah tidak asing lagi. Ada 2 proses melahirkan, kalau tidak normal (melalui vagina) atau operasi sesar. Ya iyalah, masa mau dilepehin? Hehe.

Melahirkan secara Normal

Siapa sih yang tidak menginginkan proses melahirkan dengan normal? Aku rasa, hampir semua ibu ingin melahirkan dengan normal. Melahirkan normal adalah hal yang lumrah dimasyarakat dan dianggap "sukses melahirkan" disebagian adat tertentu.

Padahal seseorang bisa melahirkan normal tergantung dengan kondisinya. Kita tidak bisa memaksakan ingin melahirkan normal jika kondisinya tidak memungkinkan. Malah lebih beresiko jika dipaksakan. Untuk hal ini tenaga medis lebih tahu dibanding kita yang awam tentang proses melahirkan dalam dunia medis.

Untuk itu, para ibu sejak mengandung mulai mempersiapkan segala sesuatunya agar bisa melahirkan dengan normal. Dari mulai makan yang bergizi, buah-buahan yang segar, minum susu hamil dan berbagai suplemen hamil lainnya.

Memeriksakan kondisi kandungannya setiap bulan ke bidan, dokter atau posyandu. Untuk mengetahui apakah kondisi ibu dan janin sehat. Tidak lupa, USG (Ultrasonografi) untuk lebih jelas melihat perkembangannya. Aku melakukan USG pada tiap trimester dan terakhir saat akan melahirkan untuk diobservasi. Aku rasa USG minimal 3 kali cukup karena tiap trimester akan mengalami fase perkembangan yang berbeda.

Semua usaha sudah dilakukan. Selain mempersiapkan fisik, psikis juga perlu diperhatikan. Mental menjadi penting untuk mensugestikan diri agar bisa melahirkan dengan nyaman dan aman. Agar terhindar dari rasa trauma yang berkepanjangan. 

Aku mengafirmasikan diriku untuk itu. Bahwa aku harus tetap tenang apapun yang terjadi. Aku harus tetap santai jika terjadi kontraksi agar aku tidak kehabisan tenaga, juga tidak mempengaruhi kesehatanku nanti. Aku berpikir positif. Aku memikirkan hal yang baik-baik tentang melahirkan.

Aku juga perlu mempersiapkan mental apabila aku tidak bisa melahirkan normal. Cerita pengalaman operasi sesar dari teman cukup membantuku untuk membayangkan bagaimana prosesnya. Oiya, bertanya pada teman yang sudah melahirkan juga aku lakukan untuk mempersiapkan segalanya. Bertanya bagaimana proses melahirkan normal dan operasi sesar. Sangat membantu sekali, meski pada akhirnya ceritaku juga berbeda dengan teman-temanku. Minimal aku ada gambaran untuk itu.

Olahraga juga dilakukan agar bayi cepat bergerak ke jalan lahir. Sekarang sudah banyak video senam hamil di youtube yang bisa dilakukan di rumah. Yang penting banyak gerak dan pergerakan di rumah yang paling maksimal alias beres-beres rumah, hehe.

Untuk kesehatan ibu dan bayi sudah ikhtiar, mental sudah dan perlengkapan bayi pun sudah disiapkan. Saatnya percaya diri bisa melahirkan dengan normal. Melahirkan dengan nyaman tanpa trauma.

Melahirkan melalui Operasi Sesar

Operasi sesar adalah opsi terakhir jika melahirkan secara normal tidak bisa dilakukan. Ada juga yang sudah memang divonis melahirkan secara sesar diawal karena kondisi tertentu.

Saat akan melahirkan, aku sering menonton vidoe youtube pengalaman artis yang melahirkan. Tapi yang aku lihat kebanyakan melahirkan melalui operasi sesar. Walau ada juga yang melahirkan normal, tetapi hanya sedikit. Aku jadi berpikir kenapa ya sebagian artis memilih jalan operasi sesar? Ah, entahlah. 

Pasti ada alasan kenapa mereka memilih jalan sesar. Seperti tetanggaku yang pernah cerita padaku, "saya mah yang ini milih sesar Teh, soalnya yang pertama normal itu sakit banget saya gak kuat sampai trauma, pas kedua saya milih sesar aja. Sesar juga sakit sih udahnya, tapi pas lahirannya kan dibius jadi ga sakit. Makanya yang ketiga saya sesar lagi aja."

Wah ibu ini punya nyawa berapa ya? hehe. Aku yang belum pengalaman saat itu, sampai terkejut membayangkan begitu sakitnyakah lahiran normal? Bagaimana juga sakitnya saat sesar? Kenapa juga ya saat hamil selalu banyak yang cerita pengalaman lahirannya yang serem-serem aja? Hiiii apapun yang mereka ceritakan, aku tetap menjaga afirmasiku.

Sampai saatnya tiba, aku pun merasakan keduanya. Loh kok bisa dua-duanya? Aku pun tak tahu ternyata proses melahirkan sebegitu luar biasanya. Sama seperti artikel kesehatan yang kubaca proses melahirkan anak pertama akan lebih lama dibandingkan ibu yang sudah pernah melahirkan sebelumnya.

Kenapa aku bilang aku merasakan proses normal juga? Karena setelah menunggu pembukaan lengkap, proses mengejan dilakukan. Tapi kontraksi tidak cukup kuat untuk membantuku mengejan dan bayi tidak juga masuk ke jalan pembukaan meski kepalanya sudah berada dibawah. Pengalaman pertama kali bertemu Aqlan prosesnya lumayan panjang.

Karena ini berlangsung lama dan khawatir akan membahayakan, maka dirujuklah agar ditindak oleh dokter. Serta ketuban sudah pecah saat mengejan. Dan sampai tiba di rumah sakit juga oleh dokter kembali dicoba proses normal. Dan tak kunjung juga ada dorongan dari bayi. Nah dalam kondisi seperti ini apa yang kamu bayangkan?

Tentu dokter tahu yang terbaik, demi keselamatan semuanya. Maka ditempuhlah jalan operasi sesar. Sesar juga sama berjuang. Bagaimana bisa ada yang bilang sesar tidak berjuang sedangkan tubuhnya setengah dalam keadaan dibius? Bagaimana sesar tidak berjuang melawan sakit sedangkan setelahnya badan saja sulit digerakkan? Setelah gerak masih harus berjuang untuk pup. Apalagi yang di rumahnya tidak ada kloset duduk. Coba bayangkan. Jadi, kamu masih mau bilang kalau sesar juga tidak berjuang, Ferguso

Parahnya lagi, sesar juga dianggap sebagai kesalahan ibu hamil. Ibu hamil yang tidak "pantrang" ketika hamil dan malas gerak. Berkomentar pedas dan men-judge yang melahirkan sesar. Padahal saat hamil sudah semua dipersipakan. Bukankah sisanya Allah yang urus? Mereka lupa bahwa kesehatan ibu dan bayi jauh lebih penting dibandingkan hanya mempermasalahkan proses melahirkannya.

Dan anehnya yang berkomentar itu juga dikalangan sesama perempuan. Kenapa ya circle perempuan lebih banyak julidnya? Seharusnya sesama perempuan sama-sama punya keinginan maju bersama dengan mendukung satu sama lain. Bukan saling menjatuhkan.

Ada ibu hamil yang memang memilih sesar dan ada ibu hamil yang tidak memilih sesar namun harus berujung dengan sesar. Lantas kenapa? Yang penting sehat bukan? Daripada harus memaksakan sesuatu diluar kendali kita.

Semua punya alasan masing-masing dan selalu ada hikmah dibalik sebuah peristiwa. Allah ingin kita belajar dari peristiwa yang Allah beri. Ingat ya, sebuah nikmat Allah itu luas dan banyak cara untuk mensyukurinya.

Kesimpulan

Kebanyakan orang lupa tujuan utama melahirkan adalah bayi dan ibu dalam keadaan selamat dan sehat. Sebagian mudah men-judge sesuatu yang mereka tidak tahu. Lebih baik diam atau doakan agar semua dalam keadaan baik.

Tulisan ini bukan suatu pembenaran ya. Dari dulu emang resah aja lihat orang yang judge macem-macem tentang melahirkan baik normal maupun sesar. Normal saja masih ada loh yang judge aneh-aneh apalagi sesar. Karena sekarang sudah merasakan, jadi termotivasi untuk menulisnya, hehe.

Saranku banyak baca tentang proses melahirkan. Agar lebih matang menyambut buah hati, bagaimanpun prosesnya. Dari pada berkomentar yang menyakitkan lebih baik membaca untuk menambah wawasan, hehe. Masih adakah orang disekitar kamu yang menganggap sesar sebagai sebuah kesalahan atau komentar macam-macam pada ibu yang melahirkan? Share yuk!

Related Posts

2 komentar

  1. Kemarin itu istri melahirkan dengan proses caesar karena sudah memasuki 40 minggu bayinya belum mau keluar. Mau diinduksi segala macam kita menolak karena hanya menyiksa bayinya saja, karena kalau gagal tetap saja ujung2nya caesar. Semua pilihan lebih baik dikembalikan ke istrinya saja, enaknya yang mana, karena dia yang merasakan, bulan dokter, bukan suami, bukan orang tua apalagi mertua 😆

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wahh selamat ya kak atas kelahirannya.
      Betul bgt kak yg merasakan itu istrinya hehe. Emang perjuangan bgt seorang ibu tuuhh...

      Hapus

Posting Komentar