cerita mbun

Kekerasan Anak dalam Keluarga. Salah Siapa?


 

Anak adalah anugerah terindah yang Allah beri. Beruntunglah mereka yang diberi amanah tersebut. Karena tidak semua orang tua diberikan kepercayaan untuk menjaganya. Tapi, ada saja orang tua yang menyiakannya. Seringkali anak menjadi pelampiasan kemarahan orang tuanya. Karena dianggap "nakal" oleh orang tuanya. 

Tidak ada anak yang nakal, yang ada anak yang aktif. Bagaimana bisa mereka disebut nakal, sedangkan mereka lahir ke dunia saja dalam keadaan suci dan tidak tahu apa-apa. Kalaupun mereka melakukan hal yang tidak kita sukai, itu hanya mereka belum mengerti. Tugas kita lah sebagai orang tua untuk membuatnya mengerti. Bukan mereka yang harus mengerti kita, tapi kita yang harus mengerti mereka.

Itulah mengapa kita disebut manusia dewasa. Bukankah dewasa itu mengesampingkan ego? Tapi kenapa yang terjadi kita terus mengikuti hawa nafsu hingga berujung kemarahan.

Orang tua yang seharusnya menjadi rumah bagi anak, justru malah menjadi penjara. Anak tidak lagi bebas mengatakan keinginananya, takut mengekspresikan perasaannya. Anak yang harusnya diasah sejak dini kreatifitasnya, menjadi takut untuk melakukan sesuatu. Takut dimarahi atau bahkan dipukuli.

Jarak pun tercipta antara anak dan orang tuanya. Orang tua yang lelah dan merasa punya beban banyak, akan sering melampiaskan kemarahannya pada anak. Padahal anak terlahir karena cinta, tapi bagaimana kemarahan dapat mengalahkan cinta?

 

Bentuk Kekerasan terhadap Anak

Anak juga merupakan generasi penerus bangsa nantinya. Bagaimana negara ini dapat maju, jika generasinya terus disakiti dengan berbagai cara. Fatalnya ada yang sampai dibunuh. Sungguh diluar naluri, jiwa dihilangkan oleh jiwa. 

Marah pada anak hanya akan menimbulkan luka ketika dia dewasa nanti. Dan dia akan melakukan hal yang sama pada keturunannya jika lukanya belum sembuh. Anak tantrum, bertengkar dengan temannya, tidak nurut, melakukan kesalahan, apa pun yang dianggap salah dimata orang tuanya dimarahi hingga dipukul.

Bukan hanya dimarahi, bahkan sampai diancam. Belum lagi dimarahinya didepan umum atau teman-temannya, itu membuat dia merasa dipermalukan. Ini justru membuat cap "nakal" yang dilabeli terhadapnya akan membuatnya semakin menjadi karena dia ingin diperhatikan. Otak anak akan merekam memori saat dimarahi. Label nakal akan diingatnya sampai dia dewasa.

Tidak peduli apa yang sedang dilakukan anak, yang penting anak tumbuh besar dan tidak mengacau kegiatan orang tua. Padahal anak perlu dipantau kegiatannya dan diarahkan keinginannya. Apalagi masa anak-anak, masa yang keingintahuannya tinggi. Tapi keingintahuan tersebut bisa terpendam jika orang tua selalu memarahi.

Merasa terus diacuhkan oleh keluarganya sendiri, ia akan mencari perhatian dari orang lain. Ini yang bahaya. Karena orang lain belum tentu punya niat baik.


Sikap sebagai Orang Tua

Tugas orang tua bukan hanya membesarkan anak dengan hanya memberinya makan, tapi juga sebagai pendidik. Mendidik anaknya untuk punya karakter. Bukan menuntut apalagi melampiaskan kemarahan. Mendidiknya agar tumbuh dengan baik. Termasuk yang sesuai dengan agamanya. 

Orang tua juga sebagai pelindung anak. Jangan sampai anak, apalagi anak perempuan sampai disentuh tubuhnya apalagi dilecehkan kemaluannya. Baik anak perempuan dan laki-laki punya hak untuk dilindungi. Jelaskan hak dan kewajiban pada anak. Beritahu apa saja yang tidak boleh disentuh oleh orang lain.

Anak adalah prioritas utama. Utamakan anak baru mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Kalau kita terlalu sibuk, maka energi kita akan habis duluan ketika anak rewel. Jadinya, ketika anak rewel kita emosi pada anak karena kelelahan. Pekerjaan rumah tangga tidak akan pernah ada habisnya, tapi masa anak-anak akan cepat berlalu. Bersikap lemah lembut dan tidak berteriak terhadap anak membuatnya merasa aman.

Terkadang orang tua tidak sadar kalau memarahi anak termasuk kekerasan kepada anak. Memarahi dianggap cara yang baik untuk mendidik anak. Justru ini yang keliru, bukannya terdidik malah jadi berontak.

Anak yang sering dimarahi, akan mempengaruhi hidupnya. Karena kebutuhan psikisnya tidak terpenuhi dengan baik. Anak menjadi pendiam dan tidak peduli dengan sekitar. Ini yang harus kita pelajari sebagai orang tua. Peran orang tua sangatlah penting. Orang tua yang tidak peduli, akan mengubur harapan mereka.

Memang tidak mudah mendidik anak, karena setiap anak punya kebutuhan yang berbeda. Tidak bisa disamakan kebutuhan anak yang satu dengan anak yang lain. Berhenti memarahi anak. Sekarang sudah banyak buku dan media sosial yang membahas parenting. Perbanyak wawasan tentang cara mendidik anak. Sayangi anak-anak kita. Jaga dan rawat dengan baik karena dia adalah amanah dari yang Kuasa.

 

Related Posts

Posting Komentar