cerita mbun

Pesona Gunung Rinjani: Gunung Favorit Para Pendaki

25 komentar
Gunung favorit pendaki

Dulu suka pengen ikut liat teman kuliah pada naik gunung. Tapi, aku sadar diri nggak akan sanggup fisiknya kalau naik gunung. Terlihat kuat di luar padahal daya tahan tubuh nggak sekuat yang lain. Apalagi lihat teman-teman yang kuliah setelah naik gunung, mereka jalannya pada pincang.

Paha dan kaki kesentuh kursi aja udah meringis. Duh nggak deh buat aku yang anak rebahan ini. Dari kecil sering rawat inap, nggak bisa kecapean sedikit, langsung demam. Tapi, aku bisa ikut merasakan euforia naik gunung karena ada suamiku juga aktif naik gunung sebelum menikah.

Dia nggak pernah ngajakin aku mendaki bareng karena tahu kondisi fisikku. Hmmm padahal kalau diajak juga nggak bakal ikut sih, cuman seneng ya kalau diajak basa basi doang, wkwk ahh ya sudahlah.

Semenjak nikah nggak seaktif dulu lagi. Hanya beberapa kali saja. Terakhir itu saat aku hamil hingga kini belum naik gunung lagi. Sudah mah lagi hamil, bikin aku jadi overthinking.

Makanya untuk pertama kali aku nggak izinin, tapi dia tetap berangkat dengan alasan jaraknya dekat di Purwakarta. Hasilnya? Ya aku perengat perengut lah! Wkwk. Takut gimana-gimana, nanti kalau aku kesakitan dalam kondisi sendirian gimana?

Terus sebaliknya jika dia yang kesakitan gimana? Walaupun akhirnya Alhamdulillah aku bisa bernafas lega saat dia nyampe rumah dengan selamat.


Diajak Teman ke Gunung Rinjani

Nah, tahun lalu ada temannya yang ngajak mendaki ke Gunung Rinjani! Wah aku ikut excited dong. Padahal yang diajak suamiku bukan aku, haha. Ehh di luar ekpektasi, dia yang diajak malah ogah-ogahan.

“Kok malah nggak mau ikut sih? Rinjani indah banget loh, kayaknya semua pendaki pengen ke sana deh! Aku aja pengen ke sana kalau udah pengalaman naik gunung. Aku izinin kok gapapa kalau mau naik Rinjani. Biar bisa foto-foto indah dan kasih liat Aqlan!”

Hmm nggak deh kayaknya aku nggak ikut.”

“Loh kenapa sih?” (maksa banget aku ya).

“Kamu nggak lihat perut aku makin maju aja? Aku nafas aja eungap sekarang kayaknya nggak sanggup naik lagi, apalagi ke Rinjani, gunung merapi kedua tertinggi di Indonesia. Duh harus sering push up lagi nih aku." (Wacana yang sering dia bilang).

Hahaha spontan aku ngakak. Iya juga sih, ke Rinjani itu bukan tempat wisata seperti kita ke laut atau naik perahu liat pemandangan sekitar. Nggak cuman itu, tapi menurutku perlu kekuatan fisik dan mental. Bahkan Rinjani nggak disarankan untuk pemula. 

Kalau dari awal udah nggak yakin hmm mending jangan deh. Kalau tetep mau ikut, ya harus siapkan segala sesuatunya dengan rapi dan terstruktur agar aman terhindari dari hal yang tidak diinginkan.

Sahabat suami ini berkali kali menghubungi suami untuk meyakinkan apakah dia yakin nggak ikut. Secara Rinjani ini mimpi mereka berdua. Aku pun turut mendukungnya untuk ikut. Kan bisa olahraga dari jauh-jauh hari, masih ada waktu.

“Lu yakin. Gak ikut? Besok gua berangkat loh” tanya sahabatnya.

"Iya yakin. Hati-hati yaa."

Ternyata hingga hari H tiba, suami tetap kekeuh nggak ikut. Yaudah deh mungkin dia punya pertimbangan yang lain. Tahun itu mungkin juga bukan waktu yang cocok untuknya. Semoga bisa mendaki Rinjani di kesempatan yang indah. 
Gunung semeru
Suami saat mendaki Gunung Semeru  
Alhamdulillah temannya juga kembali ke Karawang dengan selamat dan malah memberi kami oleh-oleh kopi dari Lombok serta memperlihatkan foto-foto ketika di sana. 

Berbicara Rinjani, aku tuh ngikutin berita yang lagi viral ada pendaki dari Brasil yang jatuh di Rinjani. Turut berduka sedalam-dalamnya untuk keluarga korban. Aku nggak ingin bahas berita duka di sini, tapi gara-gara liat ini aku jadi tertarik sama pesona gunung Rinjani. 

Aku mencari tahu pesona apa saja yang membuat para pendaki ingin pergi ke sana. Bukan hanya pendaki dari Indonesia, tapi dari luar negeri juga. 

Dari situ aku jadi malah pengen ikutan naik gunung, minimal bukit Purwakarta atau Gunung Papandayan, hehe. Sejak riset banyak tentang gunung, aku jadi tahu kenapa pendaki bisa begitu menikmati keindahan gunung dan selalu ingin kembali ke gunung seperti suamiku. 

Terima kasih pada para pendaki dengan mengabadikannya melalui video, aku jadi bisa menikmati keindahan gunung melalui footage pendaki di media sosial.

Keinginan aku ini aku sampaikan pada suami, "Aku mau naik gunung ya."

Responnya malah bikin ngakak, "Ahh, nanti kamu ilang lagi!" Wkwkwk dahlah aku mengaguminya melalui websitenya saja, hehe.   


Pesona Gunung Rinjani

Aku yang melihat dari foto saja sudah dibikin kagum melihat pesona Gunung Rinjani. Gimana kalau melihat aslinya ya? Pasti nggak akan hentinya mengucap syukur.

Berikut beberapa pesona Gunung Rinjani yang selalu membuat pendaki rindu. 


1. Danau Segara Anak


Danau Segara anak bak surga dunia, keindahannya bikin mata takjub dan tak henti mengucap syukur. Danau yang memiliki kedalaman 230 meter ini sering digunakan untuk memancing oleh para pendaki. Banyak pendaki yang beristirahat di sekitar danau untuk melihat keindahannya. 

Danau yang berada di kawasan Gunung Rinjani ini memiliki warna biru yang mengingatkan pada warna air laut, maka itu diberi nama Segara Anak.

Danau ini terletak di ketinggian 2.004 m. Suhu airnya sekitar 20-22° C karena aktivitas magma di bawahnya. 

2. Panorama Kaldera

Kaldera raksasa ini membentang seluas kurang lebih 6 x 8 kilometer, membentuk lanskap megah yang menampung Danau Segara Anak dan Gunung Barujari di tengahnya. Dari titik Plawangan Sembalun atau Plawangan Senaru, panorama ini terlihat begitu dramatis seakan-akan bumi terbuka untuk memperlihatkan isi jantungnya.

Pemandangan di sini berubah-ubah sesuai waktu. Saat pagi, cahaya matahari yang menyelinap perlahan memantul di permukaan danau. Sore hari, warna jingga senja menciptakan bayangan panjang di tebing-tebing kaldera. Malamnya? Langit gelap bertabur bintang menjadikan tempat ini seperti teater alam semesta.

3. Keanekaragaman Flora & Fauna 

Gunung Rinjani tak hanya memesona lewat puncak dan danaunya. Ia juga menyimpan kekayaan hayati yang luar biasa di setiap tingkat ketinggiannya. Di kawasan hutan hujan tropis yang lembap, kita bisa menjumpai berbagai jenis pohon besar seperti bayur, beringin, hingga rotan. Naik sedikit ke atas, suasana berubah menjadi padang rumput dan semak belukar yang dihiasi bunga edelweiss, sang bunga abadi yang menjadi favorit para pendaki.
Keragaman flora dan fauna gunung Rinjani
Tak hanya tumbuhan, Rinjani juga menjadi rumah bagi banyak satwa. Kera ekor panjang, lutung hitam, rusa timor, hingga trenggiling bisa dijumpai oleh mereka yang cukup beruntung. Berbagai jenis burung seperti kakaktua jambul kuning dan burung cikukua tanduk pun kerap terdengar kicauannya di antara dedaunan. Keanekaragaman ini membuat Rinjani bukan hanya tempat petualangan, tapi juga tempat belajar mencintai alam dalam bentuk paling murni.

4. Air Panas dan Gua Susu

Setelah lelah menuruni jalur curam menuju Danau Segara Anak, pendaki bisa menemukan kejutan menyenangkan, sumber air panas alami di sisi barat danau. Air Kalak, begitu masyarakat lokal menyebutnya, dipercaya memiliki khasiat menyembuhkan kelelahan dan pegal setelah pendakian. 


Tak jauh dari situ, terdapat Gua Susu, gua kecil dengan dinding lembap dan tetesan air mineral yang tampak seperti susu. Konon, air dari gua ini memiliki kandungan belerang dan dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit kulit. Baik air panas maupun gua ini menjadi bukti bahwa Rinjani bukan hanya tempat untuk menguji fisik, tapi juga menyentuh sisi spiritual dan penyembuhan alami.

5. Jalur Pendakian Savana dan Hutan

Gunung Rinjani menawarkan beberapa jalur pendakian dengan karakteristik unik. Jalur Sembalun, misalnya, dikenal dengan padang savana yang luas dan terbuka. Di sinilah pendaki bisa menyaksikan matahari terbit dari balik bukit, sambil berjalan menyusuri tanjakan panjang yang penuh tantangan. Di sisi lain, jalur Senaru memberikan pengalaman berbeda, pendakian melewati hutan tropis yang rindang dan lembap, dengan suara alam sebagai pengiring setia.

Selain dua jalur utama itu, ada juga jalur Torean yang terkenal dengan pemandangan air terjun dan aliran sungai yang menyegarkan, meski lebih ekstrem. Jalur-jalur ini membuat Rinjani bisa dinikmati dari berbagai sisi dan cocok untuk berbagai tipe pendaki, dari yang suka suasana sunyi hutan, hingga yang ingin melintasi hamparan sabana luas seperti di film petualangan.

6. Poster yang Selalu Siap Siaga

Di balik setiap pendakian yang sukses menuju puncak Rinjani, selalu ada sosok-sosok tangguh menyediakan logistik, yang bernama poter. Dengan langkah tenang dan bahu yang kuat, para porter memanggul tenda, logistik, air, dan perlengkapan pendakian lainnya, bahkan kadang dua kali lebih berat dari bawaan pendaki itu sendiri.


Mereka bukan hanya pengangkut barang. Di tengah medan yang berat dan cuaca yang tak menentu, porter sering menjadi penunjuk jalan, juru masak darurat, bahkan penyelamat dalam kondisi darurat. 

Di Instagram banyak bersebaran potret porter yang handal memasak. Katanya mereka porter yang berkedok sebagai chef juga, hehe. Meski peran mereka viral, tak banyak yang benar-benar memahami betapa beratnya tugas para porter. Ketangguhan mereka adalah bagian dari pesona Rinjani yang sering luput disorot, bahwa di balik keindahan alam yang memesona, ada kerja keras dan dedikasi luar biasa dari mereka yang menghidupi gunung dengan tenang dan rendah hati.

Kesimpulan 

Gunung Rinjani bukan hanya soal ketinggian atau jalur pendakian yang menantang. Ia adalah perpaduan sempurna antara keindahan alam, kekayaan hayati, budaya yang hidup, dan jiwa-jiwa tangguh yang setia menjaga setiap jengkalnya. 

Dari Danau Segara Anak yang memukau, savana luas, padang edelweiss, hingga kisah para porter yang tak pernah lelah, semuanya menjadikan Rinjani lebih dari sekadar tempat wisata ia adalah pengalaman yang meninggalkan jejak di hati.

Bagi siapa pun yang pernah menapakkan kaki di sana, Rinjani akan selalu menjadi panggilan untuk kembali. Bukan hanya untuk menaklukkan puncaknya, tetapi untuk kembali menyatu dengan alam dan menemukan versi terbaik dari diri sendiri.

Ada yang sudah pernah mendaki Gunung Rinjani? Yuk, share pengalaman kamu di kolom komentar!




Refrensi:
  • https://bams.jambiprov.go.id/pesona-keindahan-alam-gunung-rinjani/
  • https://indonesiakaya.com/pustaka-indonesia/gunung-rinjani-pesona-keindahan-alam-eksotis-di-atap-lombok/
  • https://www.rinjaninationalpark.id/detail/keindahan-panorama-alam-taman-nasional-gunung-rinjani-lombok

Terbaru Lebih lama

Related Posts

25 komentar

  1. pemandangannya indah banget, wishlist pengen kesana :D semoga terwujud

    BalasHapus
  2. gak pernah mendaki gunung, karena saya bisa dibilang rat mall dan lbh suka ke pantai. Tapi salut banget sama mereka yang suka mendaki gunung. Uji nyali, uji konsistensi ketika melakukan persiapan mendaki, jaga kondisi. Dan semuanya terbayar dengan pemandangan yang indah serta keragaman flora dan fauna. Tentunya turut berduka dengan meninggalnya turis tsb di gunung Rinjani. Semoga yang terbaik bagi dirinya dan semua orang yg terlibat upaya penyelamatan.

    BalasHapus
  3. Aku belum pernah ke Rinjani, tapi udah pernah ke Gunung tertinggi di Jawa barat : Ciremai. Dulu aku kesana gambling juga, berangkat sama temen-temen yang rada ndableh.. tapi untungnya bisa pulang dengan selamat, hehehe.

    Kalo ke gunung emang baiknya mesti fit si. Jangan sampe berangkat sukacita, eh pulang cuma sisa nama aja. Apalagi kalau ada insiden, proses evakuasi di gunung tuh sulit banget euy.

    BalasHapus
  4. Saya pernah terseok-seok menaiki anak tangga yang menuju kawah Bromo. Tidak terbayangkan oleh saya yang anak rumahan sejati ini bagaimana beratnya pendakian gunung sesungguhnya....

    BalasHapus
  5. Ga deh mba, kalo mendaki gunung skip 😂😂😂. Dulu mantan pacarku pendaki gunung pro. Dia dan team nya pernah mendaki 7 summits, termasuk everest. Dan skr buka trip khusus utk para pendaki gunung pro, utk mendaki Carsten pyramid di Papua.

    Lemeees kalo udh denger cerita nya pas naik gunung yg tinggi dan berat. Udahlah, aku tau Diri aja, ga bakal sanggub dengan rintangannya 🤣🤣🤣.

    Cuma mendengar cerita dan melihat foto2nya aja, udah cukup seneng 😄👍. LGS kebayang semua kesulitannya 🤣

    BalasHapus
  6. Waaahh, rinjani ini salah satu gunung yang sering di daki sama kakak sepupuku. Bahkan beliau tuh dapat orang tua angkat orang australi gara-gara jadi langganan nganterin orang tua angkatnya ke Rinjani. Dan satu katanya waktu itu, stamina itu kudu nomor satu kalau mendaki rinjani, karena medannya juga lumayan ekstreem.

    Aku sendiri pengen mendaki ke sini, cuma belum dapat izin dari mertua di sana. Hahahaha.. Ahh, semoga bisa ke sini lah. Meskipun nggak sampai puncak tapi cukup menapakinya saja sudah bersyukur. :D

    BalasHapus
  7. Pengen banget dari dulu mendaki tapi secara fisik takut gk kuat mentok bukit doang yang tinggi 1500-2000 mdpl ketinggiannya ckck, tapi terlepas dari kasus yang lagi hangat di pemberitaan memang gunung rinjani itu kelewat bahaya krn itu gunung berapi beda rutenya kalau dibandindigin kayak naik prau berbantuan pasir. saya lihat video amatirnya ngeri-ngeri gemetar track jalannya

    BalasHapus
  8. Sepertinya kita sealiran mbaa...aku juga bukan anak gunung jadi gak pernah merasakan beratnya naik gunung..tapi suamiku suka kegiatan alam karena dl waktu sekolah aktif di pramuka..kalo sekarang aku lebih suka menikmati keindahan pegunungan dari para utuper itu hehe...ngomong2 soal porter aku juga salut sama mereka bawaan mereka cukup berat namun kadang pakaian yg mereka gunakan juga seadanya saja gak seperti pendaki2 itu brarti mereka sebenarnya lebih andal yaa drpd para pendakinya sendiri hehe

    BalasHapus
  9. Mau paksu itu basa-basi ngajakin Mbak Fida naik gunung ya. Kan endingnya juga ketahuan, Mbak Fida ga bakal mau ikut hehehe.

    Saya juga suka nonton. YouTube orang naik gunung. Kayaknya seru karena menyatu dengan alam. Ada keinginan sih naik gunung. Tapi langsung sadar diri hahahha.

    Dan Gunung Rinjani ini memang memikat. Makanya jadi tujuan para pendaki.

    BalasHapus
  10. Putri Cantik (aku menyebut Rinjani begitu) karena dia seperti yang dijelaskan tulisan diatas, banyak pesonanya. Aku dan teman pernah ingin mendakinya. Tetapi sampai saat ini usia semakin senja belum juga kesampaian.

    Mungkin nanti jika waktu berkenan sampai dikakinya (Sembalun) sudah cukup. Kalau ada keajaiban dan memang hak, bukan tidak mungkin juga bertemu puncaknya. Ah tulisan ini bikin rindu dengan Lombok.

    BalasHapus
  11. Tim ogah daki gunung hadiiiirrr :)
    Secantik2nya gunung Nusantara, akutu nyadar diri kalo di usia segini, daku beserrrr, trus agak sensitif kalo kudu pipis di tempat yg kurang proper.
    Dah gitu, lutut, kaki, punggung semua udah otw lansia prematur :)
    Jadi ya sudahlaaaaa, bagus kalo nyadar diri seperti dakuuuu hahahahah

    BalasHapus
  12. Gunung Rinjani memang sangat mempesona banget, dari masa kuliah aku tuh sebenernya pengen mendaki kesana tapi emang biayanya lumayan terus harus siapin fisik yang beneran kuat karena medannya nggak mudah. Ya secara aku sih mendakinya gunung-gunung Jawa Barat doang, jadi belum ada nyali buat mendaki Rinjani.

    Nah, kalau ke Rinjani butuh waktu yang lumayan panjang juga. Banyak sekali yang harus di persiapkan. Beruntunglah orang-orang yang sudah mendaki dengan selamat ke Rinjani selalu salut dan takjub. Syukurnya kita semua bisa melihat betapa indahnya Rinjani lewat konten-konten epic para pendaki ya mba. Banyak area yang bisa disambangi. Semoga saja suatu saat nanti bisa kesana, aamiin paling serius juga nih.

    BalasHapus
  13. Mungkin ada feeling lain kali ya suaminya Mbak Fida belum berkeinginan untuk Rinjani saat itu, sehingga malah hiking ke gunung lain.
    Lain waktu bisa dah pada ke sana, sekalian honeymoon sesi selanjutnya hehe

    BalasHapus
  14. Aku tuh sama seperti kakak. Selalu ingin merasakan euforia naik gunung. Tapi kondisi fisik yang nggak memungkinkan.

    Pernah coba latihan fisik sebulan. Habis itu, naik bukit saja, nyampek bukitnya langsung tepar.

    Padahal udah latihan fisik secara intensif sebulan di TNI.

    BalasHapus
  15. Saya belum pernah mendaki Gunung Rinjani, tapi pernah main sampai kaki gunungnya, waktu itu ke Sembalun dan mampir ke air terjun Tiu Kelep dan Sendang Gile. Suasananya udah bikin takjub duluan. Dari tulisan ini, makin paham deh kenapa Rinjani jadi impian banyak pendaki, bukan cuma karena panoramanya, tapi juga karena pengalaman utuh yang ditawarkan dari alam, budaya, sampai kisah para porternya. Rasanya Rinjani memang bukan sekadar tujuan, ya, tapi perjalanan untuk lebih kenal diri sendiri lewat pelukan alam yang luar biasa.

    BalasHapus
  16. Aku penyuka gunung yang nggak pernah naik gunung, ahahahaa.... sedih sih memang, tapi aku memang terlambat untuk bisa mengeksplor gunung. Sampai hari ini, entah waktunya bakal sempat atau enggak tuh buat naik gunung.

    Rinjani buatku gagah dan megah banget, apalagi tahu cerita asal mula terbentuknya gunung ini yang sejatinya merupakan bagian dari meletusnya gunung Samalas di masa purba. Sangat misterius, indah, dan sakral.

    BalasHapus
  17. Dalam banget yaa Danau Segara Anak sampai 230 meter gak kebayang itu dalamnya segimana. Banyak Rinjani memang indah tapi ternyata bukan jalur pendakian biasa yaa, alias harus memiliki pengalaman dan persiapan yang matang saat igin menuju puncak. Apalagi saat melewati jalur leter E, saya lihatnya aja udah geri geri sedap. kalau kepeleset bisa membahayakan nyawa. Tapi pengalaman berkunjung ke Rinjani pasti akan menjadi kenangan terindah dalam hidup.

    BalasHapus
  18. Kalau aku sependapat sama sebagian besar anak geng Punggung Dinosaurus di Hospital Playlist mbak, kalau gunung tu sebaiknya dilihatin aja, bukan didaki haha :p
    Emang kalau mau naik gunung, kudu nyiapin banyak hal termasuk mental dan fisik. Jangan newbie tiba2 langsung mendaki gunung yang emang sulit. Soalnya gak cuma menyulitkan diri sendiri tetapi juga bakal ngrepotin orang lain kalau kejadian krn maksain naik gunung demi FOMO.
    Kalaupun mendaki ya aku pribadi cukup lha di kaki2nya aja, asal bisa liat ijo2nya dah puas =))

    BalasHapus
  19. Kereen sekaliii yaa.. para pecinta alam ini.
    Apalah aku yang cuma terkagum-kagum tanpa bisa ikutan mendaki gunung.
    Ingin siih.. tapiii melihat pengalamanku yang cuma pernah mendaki Tangkuban Prahu sama Bromo, rasanya jiper banget sama yang beneraaan gunung kayak Rinjani ini..

    Kereen, mashaAllaa~

    BalasHapus
  20. Ah Rinjani lagi rame ya
    Memang Rinjani punya banyak pesona yang memukau ya
    Pantes banyak pendaki ingin menjejalkan kaki di gunung ini

    BalasHapus
  21. Aku menyerah kalau mendaki gunung, apalagi ke Rinjani yang tinggi seperti itu, curam banget di sana. Lihat videonya cukup mengerikan. Salut deh bagi pendaki yang berhasil menaklukan Rinjani, aku cukup melihat dari kejauhan saja.
    Namun, aku masih menginginkan kemping sebagai salah satu cara untuk mendekat dengan alam

    BalasHapus
  22. Sebab musibah kemarin, aku jadi baca baca soal Rinjani
    Saya memang bukan pendaki tapi punya sodara yang suka mendaki
    Kalau denger ceritanya jadi pengen ikutan tapi fisik dan jarak tak memungkinkan
    Ternyata banyak hal bagus yang bisa ditemukan di Rinjani selain pengalaman pastinya

    BalasHapus
  23. Kalau emang pengen banget naik gunung, bisa coba gunung-gunung kecil yang medannya mudah, mbak. Aku juga dulu naik gunung sebelum married, yang tertinggi Gunung Merbabu.

    Memang kalau feeling nggak bagus, nggak usah diturutin meski dulunya pengen ke Rinjani, mbak.

    BalasHapus
  24. Wah keren sudah sampai Rinjani, jadi inget kasus Bule yg kmrn ke Rinjani, emang medannya sesulit itu kah ?

    BalasHapus
  25. Aku banget sih itu, pengen ikutan tapi sadar diri fisik nggak nyampe. Untung ada Pak Su yang bisa jadi "wakil" ya, hehe. Rinjani emang juara banget pesonanya, bikin pengen walau cuma liat dari foto. Salut buat para pendaki dan porter yang tangguh! Semoga bisa terus terjaga dan aman yah

    BalasHapus

Posting Komentar