Saat itu ponselku kehabisan data. Sengaja tak aku isi, karena ceritanya memang pengen detox media sosial selama satu hari. Rencananya aku akan menghabiskan buku yang belum selesai aku baca. Besok saja aku isi datanya, pikirku dalam hati.
Namun ternyata aku nggak kuat juga, haha. Saat suami pulang, aku segera mengaktifkan data karena penasaran juga dengan notifikasi yang masuk, padahal nggak ada yang nyariin juga sih, wkwk.
Betapa kagetnya aku saat mengaktifkan data, banyak pesan bermunculan dan notifikasi Instagram ramai dengan unggahan fotoku di mana-mana.
“Fida”
"Kamu kenapa?"
"Ini kamu? Aku kaget banget lihat postingan ini."
Kurang lebih pesan seperti itu yang aku dapat. Ini pada kenapa sih? Unggahan apa?
Aku segera melihat unggahan yang dimaksud.
Saat aku lihat isi pesannya, jantungku seperti berhenti berdetak sesaat. Banyak pertanyaan di kepalaku. Kok bisa sih aku difitnah gitu? Aku selalu online, baru sehari aja aku matikan dataku udah chaos begini.
Wajahku terpampang jelas di sebuah unggahan. Bukan di akunku, tapi di akun tak dikenal yang menuliskan kata-kata kasar, tuduhan yang tak benar, dan bahkan menandai beberapa temanku.
Aku marah, mataku panas. Bukan hanya karena unggahan itu tidak benar, tapi karena aku tahu banyak orang bisa langsung menelan mentah-mentah apa yang mereka lihat di media sosial. Tanpa verifikasi dan tanpa bertanya dulu.
Aku berusaha tenang, meskipun pengen membalas dengan berkata kasar juga, tapi aku tahan. Sebagai lulusan hukum, aku mencoba mencerna apa yang terjadi, tarik nafas dan berpikir apa yang harus aku lakukan.
Mata kuliah yang dulu diajarkan saat di bangku kuliah membantuku untuk bisa mengendalikan emosi dan mengambil sikap. Bersyukur orang yang kenal aku tak akan mudah percaya begitu saja, apalagi aku dikenal dengan orang yang “lempeng-lempeng” aja anaknya dari dulu nggak neko-neko, mereka segera tahu bahwa ini bukan diriku dan aku korban dari kejahatan di media sosial.
Ngalamin juga aku kayak gini, batinku. Entah maksudnya apa, tapi ini sudah termasuk pencemaran nama baik. Nama aku jadi jelek bagi yang melihatnya. Padahal aku nggak melakukan apapun yang merugikan orang lain.
Maka dari itu aku tulis sebagai pengingat kita lebih hati-hati dan bijak dalam berperilaku di media sosial. Tindakan apa saja sih yang termasuk ke dalam pencemaran nama baik dan bagaimana hukum memandang ini? Simak tulisan lengkapnya hingga akhir ya.
Apa Itu Pencemaran Nama Baik?
Pencemaran nama baik adalah tindakan menyampaikan informasi palsu, menyebarkan fitnah, atau menyerang reputasi seseorang secara langsung maupun tidak langsung.Di era digital, ini bisa terjadi dalam hitungan detik, cukup dengan satu postingan yang menyertakan foto, nama, atau bahkan nomor kontak pribadi.
Dulu, kita mengenal pencemaran nama baik lewat media cetak atau omongan tetangga. Tapi sekarang, penyebarannya lebih cepat dan masif. Ketika satu postingan muncul di media sosial, ia bisa dibagikan ratusan kali. Parahnya, meski akhirnya dihapus, jejaknya tak bisa benar-benar hilang.
Dalam kasusku, foto wajahku dan nama lengkap digunakan untuk menyudutkanku. Tanpa izin dan tidak ada kebenaran. Tapi, aku yakin bukan aku satu-satunya yang mengalami ini. Apa kamu pernah mengalami hal serupa juga?
Bagaimana Hukum Melihat Ini?
Di Indonesia, pencemaran nama baik sebenarnya telah diatur cukup jelas dalam hukum. Kita nggak usah takut apalagi membalasnya.Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP):
- Pasal 310: Menghina secara lisan atau tulisan bisa dikenakan pidana.
- Pasal 311: Jika penghinaan dilakukan dengan maksud menuduh dan tidak bisa dibuktikan kebenarannya, pelaku bisa dijerat lebih berat.
Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE):
Pasal 27 ayat (3):
“Setiap orang dilarang mendistribusikan dan/atau mentransmisikan informasi elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik.”
Dengan kata lain, menyebarkan foto, informasi pribadi, atau kata-kata yang merusak reputasi seseorang melalui media sosial bisa dipidana. Bukan hanya pelaku utama, tapi juga mereka yang membantu menyebarkannya.
Sayangnya, banyak korban yang tidak tahu harus ke mana melapor, atau merasa tidak punya kekuatan untuk melawan.
Tips Menghadapi Fitnah Online
Aku marah banget bahkan rasanya pengen jambak aja kalau tahu siapa orangnya, haha. Tapi, jangan yaa nggak boleh secara hukum.
1. Simpan Semua Bukti
Screenshot semua unggahan, komentar, nama akun, tanggal, bahkan pesan pribadi yang mengandung fitnah. Simpan dalam folder khusus untuk bukti agar tidak tercecer. Jangan dihapus meskipun emosi sedang tinggi.2. Jangan Membalas dengan Emosi
Aku sempat tergoda untuk membalas dengan kata-kata kasar. Tapi untungnya aku bisa menahan diri. Karena saat kita terpancing, bisa-bisa justru kita yang dituduh mencemarkan nama baik balik.3. Laporkan Akun Pelaku
Begitu aku liat unggahan fotoku, aku segera memberi tahu suami. Dia langsung report akun menggunakan akun media sosial miliknya. Begitu pun aku juga ikut melaporkan akun tersebut.Jika memungkinkan, minta bantuan teman-teman untuk ramai-ramai melaporkan juga agar akun segera ditindak.
4. Laporkan ke Lembaga Resmi
Laporkan ke lembaga resmi sesuai fitnah yang kita alami.- OJK jika berkaitan dengan keuangan
- Kominfo lewat situs lapor.go.id
- Polisi Siber dengan membawa bukti lengkap
Awalnya aku ragu untuk melaporkan kasus ku ini. Buat apa? Emang langsung bakal di proses? Apalagi tidak ada kerugian material yang aku dapatkan.
Mungkin kasus ku termasuk yang “sepele” dibanding ribuan kasus yang masuk. Tapi, dengan laporan kita itu akan menjadi catatan semakin banyaknya kejahatan di media sosial.
Walaupun aku pengennya pelaku segera ditemukan dan di hukum. Tapi, hmmm rasanya nggak semudah itu ya. Akhirnya aku putuskan tetap melapor melalui email. Dan benar saja, aku nggak puas dengan jawabannya. Tapi, gapapa itu artinya aku sudah menjadi warga yang taat hukum.
Memang prosesnya bisa terasa panjang dan melelahkan, tapi ini penting untuk menciptakan efek jera bagi pelaku dan menjaga reputasi kita.
5. Dapatkan Dukungan Emosional
Ceritakan pada orang terdekat yang kamu percaya. Jangan memendam semua sendirian. Rasa malu, takut, dan sedih itu wajar, tapi kamu tidak sendiri.Kejahatan cyber ini juga pernah dialami adik iparku di Instagram dengan mengirim pesan meminjam uang. Untungnya aku nggak segera mempercayainya karena saat itu kebetulan ia sedang ada di sebelahku, haha. Syukurlah akunnya kembali berhasil di selamatkan.
Oh iya aku juga baru ingat kalau tenyata aku mengalami dua kali hack facebook. Selama ini belum ada kejahatan yang aku ketahui sih, tapi semoga memang tidak disalahgunakan. Semenjak itu aku melakukan langkah protect untuk melindungi semua media sosial. Ehh malah kecolongan juga ini.
Aku Sangat Marah, Tapi Harus Tetap Tenang
Setelah semua ini, aku sadar bahwa harga diri kita bukan ditentukan oleh apa yang orang lain unggah, tapi oleh bagaimana kita meresponsnya. Aku sempat marah banget, tapi aku memilih tetap tenang.
Kini aku menuliskan ini bukan untuk kembali marah, tapi untuk menunjukkan bahwa kita punya hak atas nama baik kita sendiri. Dan saat dunia maya bisa melukai, kita juga bisa menggunakannya untuk menyembuhkan dan membela diri.
Yakin dan percaya dengan hukum kita, walaupun agak pesimis, tapi dengan mengikuti aturan itu membuat kita jauh lebih baik.
Kesimpulan
Pencemaran nama baik bukan sekadar drama online. Ternyata itu nyata aku alami. Ini bisa merusak hubungan, reputasi, bahkan kesehatan mental. Jika kamu pernah mengalaminya, atau sedang berada di fase selalu ingat kalau kamu tidak sendiri.Kamu berhak diperlakukan dengan hormat, baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Jangan pernah biarkan orang bersikap semena-mena di media sosial meskipun kita tidak saling kenal.
Ada yang pernah difitnah online juga? Yuk, ceritakan pengalaman kamu di kolom komentar!
Waduh ngeri jg ya mbak. Meskipun Laporan kita mgkin nggak digubris, tp bs menjadi catatan tindak kejahatan cyber via medsos. Thank you sudah nulis tentang ini mbak. Aku jadi paham alur pelaporannya.
BalasHapusDuh, kasus serupa banyak banget terjadi. Iya, sih, kita masih santai karena kita menjadi penonton. Tapi aku bisa merasakan ketika itu terjadi sama Teh Fida. Pasti kaget banget. Kuncinya, sebelum menyelesaikan masalah terpenting tenang dulu ya, Teh. Baru setelahnya melakukan tahapan yang harus dilakukan. Thanks sudah berbagi pengalamannya, Teh.
BalasHapuswah wah wah, jadi aku aja yang baca jadi emosi, gimana Mbak Fida. Bener-bener musti dilaporkan itu yang bikin konten nggak jelas. Btw, aku baru tahu Mbak Fida ternyata lulusan hukum yah, jadi udah paham yah mbak langkah yang musti dilakukan. Penting banget buat kami yang masih awam, antisipasi jika ada kejadian serupa.
BalasHapusbiasanya suka malas ya kalau melporkan kasus hukum ke polisi karena biasanya buntutnya jadi panjang hiikkss
BalasHapusMbak terima kasih sharing ilmunya, aku jadi lebih paham jika terjadi kasus seperti ini, karena biasanya emosi yang jalan duluan. Padahal untuk kasus seperti ini kan harus tenang tidak boleh tersulut emosi dan mengumpulkan bukti
BalasHapusmenjaga emosi jika mendapati suasana begini memang sangat sulit, semoga dengan hati yang dingin bisa menyelesaikan semuanya
BalasHapusPencemaran nama baik sampai akun fake ini marak banget apalagi di era media sosial sekarang. Jujur kalau ada di posisi mbak Fida, saya udah kepancing dulu, apalagi saya tipe orang yang mudah panik. Dan bener banget, kalau udah kena kasus ini kita perlu kepala dingin. Simpan bukti itu penting biar pelaporan juga berjalan dengan baik ke pihak yang berwajib. :)
BalasHapusSabar ya mbak. Memang sakit sekali ketika kita dijelek-jelekan oleh orang padahal kita tidak seperti itu. Dan emang benar mbak, kita sebaiknya menghadapi itu dengan tenang dan jangan emosian. Saya percaya, InsyaAllah, Allah akan menunjukkan kebenaran itu.
BalasHapusPeluk dari jauh mbak, gemes deh sama pelakunya, kok bisa gitu lho melakukan hal yang keji seperti itu. Seenaknya saja menjelekkan orang lain, tapi namanya juga manusia tersulut emosi juga akhirnya. Tapi kalau membalas malah jadi panjang urusannya
BalasHapusNah sama, aku juga penasaran haha..tapi terlepas dari itu semua, kita mesti waspada dan melengkapi diri dengan pengetahuan kayak gini. Supaya kalau kejadian sama kita (semoga jangan sampe ya) kita jadi tahu arahnya, harus lapor kemana. Sekali lagi bijaklah bersosial media. Kalau dulu.. mulutmu harimaumu, sekarang..jempolmu, bisa memasukkanmu ke penjara haha
BalasHapusBaru juga off sehari, sudah ada drama. Ini kemungkinannya ulah orang yang dikenal, ya? Nggak berani di dunia nyata, jadi beralih nyerang di dunia maya. Kalau difitnah gini, sih, nggak ada pengalaman. Pernah juga akun IG di-hack, sampai sekarang nggak kembali.
BalasHapusAkun IG mengalami hack berkali-kali bahkan meskipun fitur auntetifikasi diaktifkan, tetap saja notif yang seharusnya masuk ke dalam hp malah tidak muncul. Tentu saja, tindakan hack ini sudah mencari nama baik, tapi, mau lapor ke pihak yang berwenang juga, rasanya percuma. Lama lapor saja, palingan ujung-ujungnya kita yang disalahin. "Kenapa gak diamankan akunnya". Cape
BalasHapusYa Allah mbaa.. aku ga bisa kuat kayaknya kalau menimpa diriku soalnya aku gampang panik. Memang ketika mendapati fitnah, kita harus tetap tenang dulu ya jangan terburu buru. Cuma aku kan males kalau sudah melapor gitu soalnya kok agak trauma. Kalau yang paham hukum seperti mba bisa tahu langkah yang akan diambil ya
BalasHapusMemang kunci menghadapi peristiwa apapun: HARUS TENANG.
BalasHapusMau itu kejadian yg super bikin fun... termasuk kejadian yg bikin kezel maksimal.
Makasi banyak udah sharing tentang ini mba
Ngerinya sekarang tuh, berbagai hal yang bersifat privasi bisa dishare sama siapapun, dan dengan cara apapun. Apalagi udah ada AI pula, yang bisa bikin fitnah-fitnahan jadi makin gampang.
BalasHapusHarusnya kalo untuk hal-hal seperti ini, kumpulan bapack berseragam abu itu bisa sat set membantu kita yaa. Jangan apa-apa duit mulu, heuheu. Masa iya si semua hal mesti ditumpahin ke damkar mulu. *eh
Aiiih jadi tahu langkah2 ya 👍👍👍. Aku blm pernah ngerasain, tp amit2 jangan sampe. Sbnrnya yg bikin males itu, saat melaporkan sih. Krn memang ga yakin bakal terbantu. Takutnya malah kita yg dibuat repot Ama aparat2 itu 😞.
BalasHapusTapi setidaknya jadi tahu kalo hukuman utk pencemaran nama baik ini lumayan berat juga. JD berhati2 dalam menulis apapun
Siapa yang nggak marah ketika mendapati dirinya menjadi objek pencemaran nama baik oleh orang lain di media sosial. Aku pun juga akan sangat marah kalau mendapatkan hal yang sama.
BalasHapusduh, amit2 jangan sampai lah kena pencemaran nama baik di medsos. Berasa sih geram-nya. Bbrp thn lalu akun IG saya kena hacked dan smp skrg saya gak bisa lagi akses akun tsb. Yg hacked akun tsb sempat menghubungi teman2 dkt dan minta ditransfer sejumlah uang :(
BalasHapusApakah ada kelanjutannya dari hasil pelaporan tersebut?
Terkait Pencemaran nama baik ini memang harus di tangani secara benar ya mba. Langkah-langkah yang mba lakukan sangat jelas dan terarah. Meskipun emosi dan kesal, salutnya bisa tetap berpikir jernih dan mengambil langkah-langkah preventif sekali. Sehingga bisa lebih ngena dan selesai secara lebih bermartabat juga. Maklum sekarang ini pengguna socmed banyak yang asal dalam bertindak dan berkomentar, jadi kita yang waras mesti berhati-hati banget ya.
BalasHapus