Setelah lulus dan kuliah di Jakarta, jujur aja aku nggak pernah lagi menginjakkan kaki ke perpustakaan daerah sampai akhirnya sekarang Alhamdulillah ada kesempatan berkunjung, ya ampun sudah lama banget.
Langsung aja aku tanya ke suami, “Perpustakaan Karawang masih ada nggak sih?”
Katanya, “Masih kok.”
Wah, langsung aku ajak dia buat ke sana weekend nanti.
Kayaknya algoritma media sosial juga bisa baca pikiranku deh. Di saat aku lagi mikirin soal perpustakaan, eh tiba-tiba timeline rame banget bahas Perpustakaan Karawang! Banyak content creator lokal mulai nge-post, menunjukkan bagaimana sekarang perpustakaan itu sudah jauh lebih nyaman dan ramah anak.
Rasanya semesta ikut mendukung. Lagi asyik scroll, tiba-tiba muncul info acara read aloud yang bakal digelar di sana. Wah, mantap! Makin ada alasan buat ke perpustakaan, apalagi ini kegiatan buat anak. (Padahal aku juga pengen baca buku sih, hehe.) Bisa dibilang setali tiga uang, ngajak Aqlan main sambil belajar, aku pun bisa nostalgia baca buku lagi.
Tanpa pikir panjang, aku langsung daftar dan kirim buktinya ke suami. Dia langsung setuju buat nganterin kami. Aku pun excited banget nunggu hari H tiba.
Ternyata di balik acara yang terlihat sederhana ini, ada rasa senang yang hangat banget saat lihat tawa dan ekspresi Aqlan selama kegiatan. Meski dia lebih sering main perosotan dibanding dengerin buku dibaca, tapi nggak apa-apa, pengalaman pertamanya ke perpustakaan ini udah jadi mood booster seharian.
Sayangnya, kami nggak bisa berlama-lama. Suami harus kerja di weekend yang cerah itu. Sekitar 10 menit sebelum acara selesai, dengan berat hati aku izin pulang duluan. Tapi Alhamdulillah semua rangkaian acara sudah kami ikuti sampai akhir.
Ada banyak manfaat yang aku rasakan dari kunjungan ini. Yuk, simak terus cerita lengkapnya!
Pertama Kali Aqlan Berkunjung ke Perpustakaan Daerah
Bukan kami namanya kalau mau pergi nggak riweuh duluan. Dari zaman belum punya anak pun, setiap mau bepergian pasti ada aja yang harus disiapkan dan seringnya jadi “ribut kecil” dulu.Lupa nyimpen kunci motor, bangun kesiangan, tiba-tiba mules dan lain sebagainya. Nah, karena udah tahu polanya begini, aku mulai mengondisikan anak dan suami dari jauh-jauh hari, haha.
Aku pastikan ke suami biar hari itu nggak bentrok sama agenda lain, plus aku ingatkan juga untuk nggak kesiangan bangun atau terlalu lama di kamar mandi, biar nggak buru-buru sendiri nantinya. Heran kenapa betah banget di kamar mandi ya?
Sementara Aqlan, sudah aku sounding dari beberapa hari sebelumnya kalau dia akan ikut acara read aloud di perpustakaan. Menjaga kesehatan biar nggak tiba-tiba sakit. Segitunya ya? Iya soalnya pernah acara gagal karena tiba-tiba salah satu dari kami sakit. Aku juga cerita bahwa akan ada banyak buku yang bisa dia lihat, dan dia bisa bertemu teman-teman baru.
Aku juga sempat wanti-wanti sama Aqlan,
“Tolong ya sayang, jaga sikap di sana.”
(Read: please banget jangan ngambek-ngambek atau ngereog di perpustakaan, wkwkwk.)
Untungnya, Aqlan nurut dan terlihat antusias. Ya, semoga aja bisa kondusif sampai acara selesai, pikirku waktu itu. Walaupun malamnya udah overthinking Aqlan badannya panas karena kehujanan waktu sore.
Sebagai orang tua, aku tahu banget kalau naluri anak kecil itu memang nggak bisa diam. Dan ternyata benar, panitia sempat mengingatkan bahwa di dalam ruang baca anak ada perosotan yang nggak bisa dipindah ke luar ruangan. Mereka berharap anak-anak bisa tetap tertib dan fokus selama acara berlangsung. Wah, ini tantangan sih buat Aqlan yang pasti lebih tergoda dengan perosotan dibanding buku.
Karena lokasi perpustakaan cukup jauh dari rumah, kami berangkat pukul 09.00 WIB untuk mengejar acara yang dimulai pukul 10.00. Alhamdulillah, kami sampai 15 menit sebelum acara mulai. Aku sempat isi absen dulu, dan Aqlan langsung lari ke perosotan dengan semangat.
Di sekitar kami, sudah terlihat banyak ibu dan anak yang juga datang untuk acara read aloud. Langsung terasa ramai dan hangat. Aku pun masuk ke ruangan sambil senyum-senyum sendiri. Hari Sabtu itu bukan cuma jadi harinya Aqlan, tapi juga semacam ajang nostalgia buat aku. Dulu, aku ke perpustakaan bareng teman sepulang sekolah. Sekarang, datang bareng suami dan anak. Rasanya aneh, tapi juga menyenangkan banget.
Perpustakaan Karawang ini berlokasi di Jl. Jenderal Ahmad Yani, tepat di depan Karang Pawitan. Letaknya ada di kompleks Masjid Al Jihad, paling pojok sebelah kanan. Bangunannya sih masih terlihat sama seperti dulu, tapi nuansanya berbeda. Lebih hidup dan nyaman. Entah karena ada ruang anak, atau karena memoriku soal dulu sudah samar. Aku bahkan lupa dulu ada ruang anak atau nggak, dan seperti apa suasananya waktu itu.
Yang jelas sekarang terasa lebih rapi, bersih, dan pengunjungnya juga lumayan banyak. Suasananya bikin betah. Kalau aja lokasinya dekat dari rumah, mungkin aku bakal sering-sering ajak Aqlan ke sini. Seru juga ya baca buku sambil ditemani anak.
Aku juga sempat wanti-wanti sama Aqlan,
“Tolong ya sayang, jaga sikap di sana.”
(Read: please banget jangan ngambek-ngambek atau ngereog di perpustakaan, wkwkwk.)
Untungnya, Aqlan nurut dan terlihat antusias. Ya, semoga aja bisa kondusif sampai acara selesai, pikirku waktu itu. Walaupun malamnya udah overthinking Aqlan badannya panas karena kehujanan waktu sore.
Sebagai orang tua, aku tahu banget kalau naluri anak kecil itu memang nggak bisa diam. Dan ternyata benar, panitia sempat mengingatkan bahwa di dalam ruang baca anak ada perosotan yang nggak bisa dipindah ke luar ruangan. Mereka berharap anak-anak bisa tetap tertib dan fokus selama acara berlangsung. Wah, ini tantangan sih buat Aqlan yang pasti lebih tergoda dengan perosotan dibanding buku.
Karena lokasi perpustakaan cukup jauh dari rumah, kami berangkat pukul 09.00 WIB untuk mengejar acara yang dimulai pukul 10.00. Alhamdulillah, kami sampai 15 menit sebelum acara mulai. Aku sempat isi absen dulu, dan Aqlan langsung lari ke perosotan dengan semangat.
Di sekitar kami, sudah terlihat banyak ibu dan anak yang juga datang untuk acara read aloud. Langsung terasa ramai dan hangat. Aku pun masuk ke ruangan sambil senyum-senyum sendiri. Hari Sabtu itu bukan cuma jadi harinya Aqlan, tapi juga semacam ajang nostalgia buat aku. Dulu, aku ke perpustakaan bareng teman sepulang sekolah. Sekarang, datang bareng suami dan anak. Rasanya aneh, tapi juga menyenangkan banget.
Perpustakaan Karawang ini berlokasi di Jl. Jenderal Ahmad Yani, tepat di depan Karang Pawitan. Letaknya ada di kompleks Masjid Al Jihad, paling pojok sebelah kanan. Bangunannya sih masih terlihat sama seperti dulu, tapi nuansanya berbeda. Lebih hidup dan nyaman. Entah karena ada ruang anak, atau karena memoriku soal dulu sudah samar. Aku bahkan lupa dulu ada ruang anak atau nggak, dan seperti apa suasananya waktu itu.
Yang jelas sekarang terasa lebih rapi, bersih, dan pengunjungnya juga lumayan banyak. Suasananya bikin betah. Kalau aja lokasinya dekat dari rumah, mungkin aku bakal sering-sering ajak Aqlan ke sini. Seru juga ya baca buku sambil ditemani anak.
Sebelum masuk absen dulu. Absennya dengan cara digital mengikuti perkembangan zaman. Nggak ribet tulis manual lagi.
Aku sempat mencoba mengondisikan Aqlan agar duduk manis dan membaca buku, tapi kata panitia, nggak usah dipaksakan kalau anak memang belum mau. Ya sudah, aku biarkan saja. Toh, dia tetap mengikuti seluruh rangkaian acara, hanya saja tidak bisa duduk lama. Kalau dipanggil panitia, dia duduk sebentar, lalu balik lagi ke perosotan, begitu terus sampai acara selesai. Lucu dan gemas banget liat polahnya.
Sambil menunggu, aku memilihkan beberapa buku yang mungkin disukainya, cerita tentang keseharian anak dan juga buku tentang kapal laut. Aqlan sempat melihat-lihat, tapi akhirnya kembali juga ke... perosotan lagi, hehe.
Ruang Buku Anak Perpustakaan Daerah Karawang
Ruang buku khusus anak di Perpustakaan Karawang ternyata sangat nyaman. Bukunya lumayan banyak dan beragam. Ruangannya juga ber-AC, sejuk banget, dan dilengkapi dengan perosotan yang langsung mencuri perhatian anak-anak. Di hadapan buku dan perosotan, ia tanpa ragu langsung memilih perosotan. Tuh kan bener apa yang aku khawatirkan, haha.Aku sempat mencoba mengondisikan Aqlan agar duduk manis dan membaca buku, tapi kata panitia, nggak usah dipaksakan kalau anak memang belum mau. Ya sudah, aku biarkan saja. Toh, dia tetap mengikuti seluruh rangkaian acara, hanya saja tidak bisa duduk lama. Kalau dipanggil panitia, dia duduk sebentar, lalu balik lagi ke perosotan, begitu terus sampai acara selesai. Lucu dan gemas banget liat polahnya.
Sambil menunggu, aku memilihkan beberapa buku yang mungkin disukainya, cerita tentang keseharian anak dan juga buku tentang kapal laut. Aqlan sempat melihat-lihat, tapi akhirnya kembali juga ke... perosotan lagi, hehe.
Buku anak lumayan lengkap. Buku anak 0-6 bulan juga ada. Tapi kalau bisa ditambah lagi biar lebih banyak, hehe.
Jalannya Acara Read Aloud
Acara read aloud ini diselenggarakan oleh Komunitas Read Aloud Karawang dan Stasiun Main Anak. Ternyata dua komunitas ini cukup aktif dan sudah sering mengadakan acara seperti ini. Keren banget, ya. Aku baru tahu dan rasanya menyesal kenapa nggak dari dulu. Semoga ke depan bisa ikut acara seru lainnya juga.Sebelum acara utama dimulai, ada sambutan dulu dari ketua Komunitas Read Aloud Karawang, perwakilan dari Stasiun Main Anak, dan juga staf dari Perpustakaan Karawang.
Salah satu pesannya adalah ajakan yang sangat menginspirasi:
Salah satu pesannya adalah ajakan yang sangat menginspirasi:
"Yuk, bacakan anak buku minimal 15 menit sehari."
Sederhana, tapi penting untuk diingat, karena peran orang tua dalam menumbuhkan minat baca anak memang besar sekali dan penuh tantangan. Tapi, secara naluriah aku selalu percaya kalau anak memang suka dengan buku, tinggal kita sebagai orang tua bisa memahami kapan anak nyaman saat membaca dan saatnya ingin bermain. Tentu saja nggak boleh dipaksakan ya.
Sebelum masuk sesi read aloud, panitia mengadakan games tebak gerakan dulu supaya anak-anak lebih kondusif. Waktu sesi ini, Aqlan lucu banget ekspresi wajahnya. Dia terlihat serius mencoba menebak gerakan yang dilakukan teman-temannya, sampai bingung sendiri, tapi tetap semangat.
Sebelum masuk sesi read aloud, panitia mengadakan games tebak gerakan dulu supaya anak-anak lebih kondusif. Waktu sesi ini, Aqlan lucu banget ekspresi wajahnya. Dia terlihat serius mencoba menebak gerakan yang dilakukan teman-temannya, sampai bingung sendiri, tapi tetap semangat.
Waktu sampai rumah aku sempat tanya, "Aqlan kok diam saja saat teman-teman sedang menggerakkan tangan?"
Aqlan dengan polosnya menjawab, "Kan Aqlan nggak boleh ngomong sama petugasnya Mbun." Hahaha lucu banget sih kamu, ya memang sih nggak boleh ngomong itu yang menggerakkan badan, kalau giliran menjawab ya harusnya menjawab dong.
Setelah itu masuk ke acara inti, read aloud yang dibawakan oleh Kak Isna. Ceritanya seru banget, tentang seekor tikus. Kak Isna membacakannya dengan ekspresif, membuat anak-anak sangat antusias dan betah menyimak.
Sebagai penutup, anak-anak diajak membuat pembatas buku dari kertas origami yang sudah disediakan. Sayangnya, saat sesi ini berlangsung dan suasananya lagi seru-serunya, aku harus pamit lebih dulu karena suami sudah ditunggu oleh teman kerjanya. Meski begitu, aku merasa puas karena bisa mengikuti hampir seluruh rangkaian acara hingga akhir.
Setelah itu masuk ke acara inti, read aloud yang dibawakan oleh Kak Isna. Ceritanya seru banget, tentang seekor tikus. Kak Isna membacakannya dengan ekspresif, membuat anak-anak sangat antusias dan betah menyimak.
Sebagai penutup, anak-anak diajak membuat pembatas buku dari kertas origami yang sudah disediakan. Sayangnya, saat sesi ini berlangsung dan suasananya lagi seru-serunya, aku harus pamit lebih dulu karena suami sudah ditunggu oleh teman kerjanya. Meski begitu, aku merasa puas karena bisa mengikuti hampir seluruh rangkaian acara hingga akhir.
Manfaat Read Aloud
Read aloud adalah kegiatan membaca nyaring yang dilakukan oleh orang tua atau guru kepada anak-anak. Aku sendiri sudah mulai mengenalkan Aqlan pada kegiatan ini sejak ia masih di dalam kandungan. Bukan buku anak-anak sih, tapi aku sengaja membaca buku dengan suara nyaring agar ia bisa mendengarnya dari dalam.Setelah lahir, aku terus membacakan buku sesuai dengan usianya. Biasanya kami punya rutinitas membaca buku bersama sebelum tidur. Manfaat yang paling terasa dari kebiasaan ini adalah dalam proses Aqlan belajar bicara.
Dulu Aqlan sempat mengalami fase di mana bicaranya belum begitu lancar. Meskipun menurut standar usia belum masuk keterlambatan bicara, aku sempat merasa khawatir saat melihat teman-temannya sudah bisa berbicara dengan jelas. Saat itu, hanya aku dan suami yang bisa mengerti apa yang Aqlan katakan.
Suami menyarankan agar aku lebih intens membacakan buku, dengan fokus mengulang kosakata dari buku-buku tersebut. Kami juga mulai membiasakan berbicara dengan bahasa baku sehari-hari. Alhamdulillah, hasilnya luar biasa, bicaranya jadi jelas. Malah keterusan bicara terus sampai sekarang nggak berhenti, hahaha.
Dulu Aqlan sempat mengalami fase di mana bicaranya belum begitu lancar. Meskipun menurut standar usia belum masuk keterlambatan bicara, aku sempat merasa khawatir saat melihat teman-temannya sudah bisa berbicara dengan jelas. Saat itu, hanya aku dan suami yang bisa mengerti apa yang Aqlan katakan.
Suami menyarankan agar aku lebih intens membacakan buku, dengan fokus mengulang kosakata dari buku-buku tersebut. Kami juga mulai membiasakan berbicara dengan bahasa baku sehari-hari. Alhamdulillah, hasilnya luar biasa, bicaranya jadi jelas. Malah keterusan bicara terus sampai sekarang nggak berhenti, hahaha.
Bahkan saat di lokasi acara, Aqlan terus berceloteh tanpa henti. Sampai ada salah satu orang tua yang mengingatkan, “Nggak apa-apa, Teh, bagus anaknya cerewet, jangan dilarang ya.” Ya bagus sih, tapi dia nggak capek ya ngomong terus? Wkwkwk.
Waktu Aqlan sulit makan, aku juga menggunakan buku untuk membantunya. Aku pilih buku tentang makanan dan sayuran. Alhamdulillah, sejak itu dia jadi lebih lahap makan. Wortel dan brokoli bahkan jadi favoritnya. Sekarang, setiap melihat sesuatu di sekitarnya, ia sering bilang, “Seperti di buku ya, Mbun.”
Manfaat read aloud dan membiasakan anak membaca buku dampaknya begitu besar. Berikut manfaatnya yang lain adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan Kemampuan Bahasa dan Kosakata
Membaca buku dengan suara nyaring membantu anak mengenal kata-kata baru seperti yang Aqlan alami. Memahami kalimat dengan baik dan menjadi pondasi penting untuk kemampuan dalam berbicara dan menulis.
2. Melatih Keterampilan Mendengar dan Konsentrasi
Saat anak mendengarkan cerita, mereka belajar fokus mendengarkan isi dari cerita tersebut. Berusaha memahami maksud dari cerita tersebut.
3. Membangun Bonding Antara Orang Tua dan Anak
Aku merasakan sekali bagaimana ikatan emosi terjalin saat aku membacakan Aqlan buku. Aqlan lebih bisa aku kondisikan. Anak juga merasa diperhatikan dan dicintai.
4. Membantu Perkembangan Sosial dan Emosional
Selain membangun bonding, membacakan anak buku juga membantu anak belajar tentang empati, berinteraksi dengan orang lain dan memahami perasaan karena di dalam buku banyak cerita inspiratif yang bisa diambil pelajarannya. Penulis buku anak selalu menyelipkan pesan moral di dalamnya dan itu baik untuk anak.
5. Menstimulasi Imajinasi dan Kreativitas
Membacakan anak buku juga menstimulasi kognitifnya dengan memahami konsep cerita. Anak juga berimajinasi dengan membayangkan karakter, suasana dan alur yang membuat kreatifnya berkembang.
Refleksi Kegiatan Membaca Nyaring
Senang sekali bisa ikut acara ini. Selain Aqlan bisa bertemu teman-teman baru, aku juga belajar banyak dari para ibu yang berbagi pengalaman tentang membacakan buku untuk anak.Salah satu cerita yang menginspirasi datang dari salah satu orang tua peserta, Kak Sarah, yang bercerita bahwa dengan membacakan buku, ia bisa menyapih anaknya dengan lebih mudah. Anak jadi paham bahwa ia sedang masuk ke fase baru, lebih mandiri. Buku ternyata bisa jadi jembatan komunikasi yang lembut tapi efektif.
Kegiatan seperti ini menurutku penting banget untuk terus dilaksanakan. Anak jadi lebih akrab dengan buku, mengenal banyak jenis cerita, dan juga tahu bahwa ada tempat seperti perpustakaan yang menyimpan begitu banyak buku seru. Semoga kegiatan read aloud seperti ini bisa diadakan lagi, ya.
Walaupun Aqlan nggak sepenuhnya fokus sepanjang acara, aku tetap berharap dia menyimpan kenangan manis bahwa sejak kecil, ia sudah dikenalkan dengan buku. Dulu, waktu kecil, momen paling berkesan buatku adalah saat diajak ke toko buku oleh orang tua. Semoga Aqlan juga merasakan hal yang sama. Dengan melihat kami, orang tuanya, yang juga senang membaca, mudah-mudahan kebiasaan baik ini bisa menular dan melekat dalam dirinya.
Kesimpulan
Membacakan buku untuk anak bukan cuma soal mengenalkan cerita, tapi juga soal membangun kedekatan, mengasah kemampuan bicara, dan memperkenalkan dunia luar secara perlahan. Dari pengalaman sederhana ini, aku belajar bahwa read aloud punya manfaat besar untuk tumbuh kembang anak.Membiasakan anak membaca buku menang tidak mudah. Yang terpenting, membaca bisa jadi kenangan indah bukan hanya buat anak, tapi juga untuk kita sebagai orang tua.
Yuk, ajak anak ke perpustakaan! Sharing di kolom komentar ya, bagaimana pengalaman ayah dan bunda mengenalkan buku pada anak.
Perpustakaan Daerah banyak program kegiatannya yaa...seru ..apalagi program read Aloud...pasti anak-anak seneng soalnya dibacakan cerita dari buku. Dengerin dongeng hehe..s.eru laah. Semoga sering-sering yaa Diarpus disana mengadakan acara Read Aloud ini.
BalasHapusIyaaa seru banget, Teh. Semoga aja yaaa sering acara gini.
HapusWalah, ini positif dan menarik banget kegiatannya mbak. Baru tau aku ada acara read aloud gini, yang jadi angin segar agar anak-anak makin pintar membaca. Apalagi di zaman sekarang, dimana anak selaliu diberikan video singkat yang random.
BalasHapusIya, Mas. Dan acara seperti ini harus diadakan rutin di perpustakaan ya. jadi semakin menambah minat anak untuk membaca yang merupakan jendela dunia.
HapusIyaa komunitas read aloud bagus banget mengenalkan anak untuk mencintai buku. Setidaknya nggak melulu gadget ya.
HapusWaini nih. Sangat jarang ada orang tua ajak anaknya ke perpustakaan ngenalin buku. Padahal bnyak manfaatnya ya. Aku sendiri blm pernah sih ajak anak ke perpus. Dulu waktu anak² masih kecil paling aku ajak ke toko buku, n di rujtjg langganan Bobo untuk mereka baca..
BalasHapusKeren acaranya perpus Karawang ya, semoga bnyk juga acara² serupa di perpus daerah lain.
Aqlan lucu banget lebih fokus ke perosotan yaa.. namanya jg bocah. Acara positif seperti Read Aloud ini semoga juga lebih sering dipromosikan, agar lebih bnyk yg tau/hadir
HapusAku juga baru pertama kali ajak ke perpus mbak. Iyaaa semoga banyak yang pengen ikutan juga acara read aloud ini.
HapusKeren sih Mba, begitu peduli dengan masa depan anak untuk rajin membaca. Mengenalkan aktivitas membaca buku sejak usia dini di era digital. Dan itu nggak mudah. Pasti ada begitu banyak tantangannya. Hebat!!
BalasHapusBTW, perpustakaan Karawang kece juga ya masih bisa bertahan hingga sekarang tetap eksis. Ini menandakan bahwa semakin banyak masyarakat yang mungkin saja sadar terhadap pentingnya membaca buku.
Very nice story 👍👍
Seneng deh saat ini banyak perpustakaan yang ramah anak, jadi anak-anak betah, sayangnya saya belum bisa mengantar anak-anak ke perpustakaan lagi. Selain itu ada beberapa perubahan sepertinya ya, saya lihat di perpustkaan Karawang tidak tampak kusam, perpustakaan yang di daerah sekitar sini juga sudah tampak lebih 'fresh' jauh dari kesan membosankan
BalasHapusbagus nih aktivitasnya mba Fida, ajak anak ke perpustakaan buat ngenalin buku dan mengajarkan anak agar gemar baca buku. wajib dicontoh nih oleh para ortu untuk mengisi waktu liburan / waktu luang dengan tetap mengedukasi si anak
BalasHapusKeren sekali acaranya ini, Mba. Dan acara seperti ini memangb harus sering diadakan. Karena anak mengenal buku, menyukai buku, akhirnya suka membaca buku karena memang harus diberi contoh. Dan keren ini mbakk fida sudah mulai mengajak Aqlan ke perpustakaan. Nanti kalau sudah sering, malah pengin ke sana terus. Nanti pulangnya bisa pinjam 2 buku buat dibaca di rumah. Apalagi sekarang ruang baca anak sudah jauh bagus dan nyaman. Buku-buku juga lengkap
BalasHapussaya juga ngerasa algoritma baca pikiran saya mbak lagi ingat tempat wisata yang sudah gk beroperasi lagi malah muncul, maksutnya yang udah lama peluang di bahas di timeline kan kecil ya tapi dalam menit selanjutnya malah muncul. jadi curiga saya. Btw baca tulisan mbak bikin saya nostalgia waktu kecil juga bapak saya suka racuni ke tempat yang kaya buku, bukan perpus sih toko buku loak dan boleh pilih sesukanya, saya merasa itu adalah hadiah ultah terbaik waktu itu saking banyaknya jenis majalah anak2 yang bisa saya serbu. Alhamdulillah skrng perlakuan bpak gk sia2 skrng saya jadi gemar baca.
BalasHapusPerpustakaan itu dr aku kecil udh kayak rumah kedua mba. Apalagi papa membiasakan kami dr bayi membacakan cerita, trus rutin beli buku. Di rumah pun memang ada perpustakaan pribadi.
BalasHapusNah aku sama, pake cara papa utk membuat anak2 terbiasa suka buku. Dr kecil aku rutin bacain cerita. Sampe skr si bungsu walau udh 9 THN msh suka dibacain cerita 😄
Manfaatnya memang banyak, salah satunya imaginasi mereka JD berkembang. Berpikirnya lebih luas.
Namanya juga anak-anak ya, Mbak. Mereka tentu lebih tertarik sama perosotan. Meski begitu, masih bagus sih kalau mereka mau gitu dipaggil panitia buat duduk diam mengikuti acara. Yah meski cuma sebentar dan mereka balik lagi ke perosotan. hehehe
BalasHapusBaca artikel ini jadi ingat masa2 dimana anak2 masih kecil2 dulu mbak. Saya suka banget membacakan buku untuk mereka. Yang sulung jadi pencinta buku sampai lulus SD, klo adiknya kok enggak yaaa hehehee... padahal sama2 tiap hari dibacakan buku loh. Read aloud gitu juga sih metodenya.
BalasHapusKeren sih ini ada perpustakaan yang ramah anak. Nggak heran Perpustakaan Karawang bisa FYP dan banyak yang ngepost perpustakaannya.
BalasHapusWah, Aqlan keren. Anak-anak itu tipe yang suka learning by doing, kalau apa yang menarik buat dia dan bikin ke challenge, bocil pasti suka. Sama kayak readaloud gitu, kalau anak tahu buku itu menyenangkan, maka dia pasti lebih suka baca buku. Belum lagi banyak ketemu teman-teman seusia Aqlan di sana, doi jadi terpancing buat ikutan seneng baca. :D
BalasHapusPesan nya bener2 menginpirasi, 15 menit membacakan buku meskipun tampak sebentar tapi buat anak itu bisa jadi sudah termasuk lama yaa apalagi buat anak yg tidak terbiasa membaca buku...
BalasHapusSepertinya sekarang banyak perpustakaan yang sedang berbenah deh, semakin banyak perpustakaan yg mengadakan acara khusus buat anak2 mungkin mengenalkan anak sejak dini pada dunia literasi ya
Anakku juga seneng banget diajak ke perpustakaan Mba. Dia saya ajak lari pagi dulu biasanya, pulangnya saya melipir ke Perpustakaan. Anakku excited milih buku cerita yang mau dibaca. Anak memang perlu dibiasakan sih biar suka dan seneng baca buku.
BalasHapusAh senang sekali melihat anak-anak ikut event semenarik ini
BalasHapusAnak jadi cinta buku ya mbak
Makin pintar deh nantinya
Sepertinya tidak ada kiddos yang tidak suka dengan Read aloud deh, cara ini lumayan efektif juga membangun habit anak suka buku dan suka baca, terbukti di anak-anakku terutama anak sulung dan bungsu yang suka baca
BalasHapusMain ke perpustakaan daerah mah memang menyenangkan, apalagi buat anak-anak, mereka bisa belajar sambil bermain dengan begitu bisa meningkatkan minat baca
BalasHapusGemes-gemes amat bocl-bocilnyaa. Seru banget kalo membersamai anak read aloud tuh, apalagi liat ekspresi mereka yang suka ngikutin mimik wajah pembaca bukunya. Atau ngowoh saking seriusnya. Hihi..
BalasHapusPaling senang memang kalau anaknya memiliki keinginan sendiri sehingga apapun yang dipilih bakalan dijalani dengan semangat. Termasuk anak yang suka membaca karena keinginan dan kesadarannya sendiri.
BalasHapusSenang sekali Aqlan ketemu dengan teman teman yaaah.... pada makin cinta buku lewat read aloud di Perpustakaan Karawang! Kegiatan ini memang ampuh menumbuhkan minat baca anak. Semoga semakin banyak perpustakaan yang mengadakan acara serupa. Pasti seru melihat anak-anak berinteraksi dengan buku!
BalasHapusSeru ya kalau perpustakaan aktif dengan berbagai kegiatan nggak hanya baca buku saja.. Aqlan senang nih dengar buku read aloud dan ketemu banyak teman yaa.. seru tuh ikut komunitasnya..
BalasHapusBersyukur banget saat ini tuh perpustakaan dibuat nyaman dan sangat layak untuk dikunjungi hingga betah membaca serta melakukan beragam aktivitas literasi termasuk Read Aloud di Perpustakaan Karawang.
BalasHapusRead Alound sangat memberikan banyak manfaat, bikin anak makin suka membaca 🤩. Tentu sangat positif sekali dan happy deh karen Aqlan antusias ikutan read Alound.
Perpustakaannya nyamaan..
BalasHapusBikin betah anak-anak main dan suka ada event serunya seperti Read Aloud ini.
Pastinya kudu rutin ajakin anak-anak main ke perpus siih.. selain hemat budget membeli buku untuk anak dan ortu, di perpus juga bikin suasana membaca jadi lebih fokus yaa.. Seneng deeh.. melihat anak-anak cinta membaca.
Ananda Aqlan umur berapa sekarang? Memang anak wajib diajak untuk mencintai literasi ya, salah satunya dengan diajak ke perpustakaan dan juga read aloud. Alhamdulillah kalau perpustakaannya bagus begini
BalasHapusMenjalin keakraban dengan buku adalah hal terindah yang wajib dilakukan. Apabila sudah diberikan akses yang memadai oleh pihak yang berwenang. Apalagi perpustakaan yang ramah anak, bisa jadi anak-anak tidak jadi kecanduan lagi dengan gadget
BalasHapus