cerita mbun

Cara Mengendalikan Emosi Anak 3 Tahun

Perkembangan emosi anak 3 tahun
Perkembangan emosi anak 3 tahun mungkin menguji kesabaran Bunda. Satu hal yang selalu aku tanamkan bahwa anak sedang belajar mengelola emosinya. Anak masih belum mengerti apa yang harus mereka lakukan.

Jangan terpancing dengan emosi anak, agar Bunda juga tidak menyesal. Dari mulai bayi hingga usia 3 tahun ini emosinya mengalami perkembangan. Ada tahapan emosi yang dilaluinya.

Apa saja tahapan perkembangan emosi anak 3 tahun dan bagaimana cara mengendalikannya agar ia menjadi pribadi yang baik? Baca hingga selesai ya, semoga relate dengan anak Ayah dan Bunda di rumah.


Tahapan Emosi Anak 3 Tahun

Perkembangan emosi anak 3 tahun berkaitan dengan interaksi dan komunikasinya dengan teman-teman, memahami perasaan orang lain dan mengendalikan emosinya. Hampir mirip dengan kemampuan bicara anak 3 tahun yang juga membutuhkan komunikasi. 

Anak sering berbuat semaunya dan ingin memiliki barang yang bukan miliknya. Tidak semua keinginan anak harus dituruti, apalagi barang yang diinginkan tersebut milik orang lain.

1. Berteriak untuk Menunjukkan Perasaannya

Anak sering menunjukkan emosinya dengan berteriak. Anak belajar bagaimana meregulasi emosinya. Anak yang berteriak biasanya kesal karena merasa tidak dipahami keinginannya.

Berteriak juga menjadi senjatanya jika keinginannya tidak dituruti. Berteriak tidak selalu hal negatif karena berteriak merupakan kebutuhannya dalam tumbuh kembangnya.

2. Mulai Paham Konsep Berbagi

Tadinya anak tidak mau berbagi karena merasa mainannya miliknya. Tapi di usia 3 tahun ini perlahan anak mulai mengerti untuk berbagi mainan dengan temannya.

Ya, walaupun kadang kalau mood-nya lagi jelek, mainannya tidak boleh dipinjamkan buat orang lain. Tingkah laku anak 3 tahun soal mainannya memang sering bikin drama, wkwkwk.

3. Minta Maaf Jika Melakukan Kesalahan

Mengajarkan anak untuk selalu menggunakan 4 kata ajaib seperti maaf, tolong, terima kasih dan permisi.

Membiasakan mengucapkan maaf jika melakukan kesalahan, mendidiknya untuk bersikap tanggungjawab. Secara spontan jika dia melakukan kesalahan, anak akan segera minta maaf. 

Anak belajar apa itu kesalahannya. Secara tidak langsung anak juga belajar memahami perasaan orang lain. Bahwa ada teman yang juga sedih jika tidak diberi pinjam mainan.

4. Emosi yang Tidak Stabil

Perkembangan emosi sosial anak 3 tahun

Anak usia 3 tahun ini bisa dibilang anak yang ekspresif. Anak yang langsung menunjukkan emosinya secara langsung saat itu juga. Berbeda dengan orang dewasa yang selalu menyembunyikan perasaannya, hehehe. 

Kadang ia menjadi anak yang penurut, kadang juga emosinya sungguh melelahkan. Mencari barang yang tidak ada, harus ada saat itu juga. Random tiba-tiba menginginkan sesuatu yang butuh effort untuk mendapatkannya. 

Bahkan perihal membuka kulit pisang saja anak bisa menangis. Ternyata ia menangis hanya karena ingin membuka kulit pisang sendiri, bukan dikupaskan oleh orang lain. 

Siapa sangka hal yang menurut kita sepele bisa jadi masalah besar bahkan membuatnya ia sedih? Kalau kita tahu, kita bisa lebih antisipasi lagi. Namun memang emosi anak 3 tahun ini susah ditebak. 

Maka dari itu posisikan kita sebagai anak, bukan anak yang harus selalu mengikuti keinginan kita. Sedih kalau tahu bagaimana anak juga sedang belajar mengelola emosinya. 

5. Tantrum Berkurang

Meski anak suka berteriak, namun tantrumnya tidak seperti waktu usia 1 tahun. Tantrumnya mulai berkurang. 

Perkembangan emosinya sudah bisa menunjukkan kalau ia menangis dan marah karena ada yang membuatnya kesal, bukan karena hal yang tidak jelas.

Ada yang menjadi penyebab tantrum dan bisa pahami itu sebagai alasannya. Kalau tadinya tantrum dengan tidak ada alasan yang bisa dipahami orang tua, kalau sekarang jarang tantrum karena bisa membantu mengelola emosinya.

Cara Mengendalikan Emosi Anak 3 Tahun

Cara mengendalikan emosi anak bukan hanya saat dia menangis. Namun, kita bisa bantu ia mengelola emosinya agar lebih stabil. 

Membantu meregulasi emosinya dengan memberikan kesempatan pada anak untuk menunjukkan emosinya. 

1. Berikan Pujian pada Anak


Bila anak sudah berhasil mengendalikan emosinya dan mau berempati pada orang lain, maka jangan ragu utuk memujinya.

Beri pujian pada anak ketika dia berhasil menyelesaikan sesuatu. "Bagus ya gambarnya" atau "Terima kasih ya sudah membantu Bunda hari ini."

Memberi pujian pada anak juga bisa menjadi bonding loh. Kita semakin mengerti apa yang anak mau. Namun jika anak berulah, berhenti melabeli anak dengan sebutan yang tidak pantas. Orang lain akan memperlakukan anak dengan label yang orang tua berikan sendiri. Tidak mau kan itu terjadi?

2.  Memberikan Tugas Sederhana 

Ketika anak sedang bermain, berikan ia pemahaman kalau membersihkan mainannya setelah bermain. Ada yang mungkin menolaknya dan ada yang segera membersihkan mainan ketika diperintahkan.

Beri anak rasa tanggungjawab, maka ia akan belajar disiplin. Jika anak punya kedua hal ini, membentuknya memiliki karakter yang baik.

3. Ajarkan untuk Meregulasi Emosinya

Regulasi emosi merupakan kemampuan anak untuk mengevaluasi dan mengkomunikasikan perasaan emosionalnya. Anak bisa lebih tenang dalam menghadapi emosinya. 

Saat anak tidak diberi pinjaman mainan oleh temannya, biasanya anak akan menangis. Lalu tanyakan, bagaimana perasaannya. Apakah anak sedih atau marah?

Berikan penjelasan terkait ini. Bahwa merasa sedih itu tidak apa-apa. Anak juga berhak marah jika mainannya direbut. Sehingga anak tahu bagaiman ia harus bersikap ketika dalam keadaan sedih, marah, kecewa, senang, dan lain-lain.

4. Ajak untuk Selalu Berinteraksi

Interaksi sosial anak 3 tahun
Ajak anak untuk selalu berinteraksi sosial dengan temannya. Meskipun anak sekolah bertengkar dengan temannya, berebut mainan, atau menangis itu adalah sebuah proses ia mengendalikan emosinya.

Interaksi sosial bersama temannya itulah yang membuatnya mengerti bagaimana ia harus bersikap. Adanya teman membantu dia untuk menerima emosinya. 

5. Membiarkan Anak Memvalidasi Emosinya

Validasi emosi anak. Benar bahwa anak sedang marah dan sedih. Kita tidak usah segera menghilangkan perasaannya itu. Biarkan anak merasakan semua emosi yang ia rasakan.

Orang tua tidak harus selalu ingin anaknya bahagia. Biarkan dia mengalami perasaan yang tidak menyenangkan, karena dari situ dia akan belajar banyak hal.

Kesimpulan

Perkembangan emosi anak 3 tahun memang sangat beragam. Ada yang mungkin sudah lebih mengerti tentang emosinya atau malah semakin menjadi. 

Semua ada tahapannya, tugas kitalah yang membantu emosi itu jadi sesuatu hal yang memang harus kita terima dan rasakan.

Tidak selalu emosi itu buruk, emosi sosial membuat anak belajar banyak hal bahkan berinteraksi dengan lingkungannya. Biarkan anak memvalidasi emosinya dan bantu ia untuk mengelola emosinya. 


Referensi:

https://id.theasianparent.com/perkembangan-emosi-anak. Diakses pada 2 Mei 2024.

https://kumparan.com/info-psikologi/tahapan-emosi-anak-3-tahun-beserta-cara-mengendalikannya-21N2rSzB5G4/full. Diakses pada 2 Mei 2024.

Related Posts

11 komentar

  1. Masih sering terjadi dilingkungan orang terdekat bahkan keluarga, yg sering nyuruh anak diem saat nangis dg cara d bujuk apapun caranya. Mungkin maksud hati ga tega lihat anak sedih dan menangis, tp jadinya emosi tdk tervalidasi ya, mb.

    BalasHapus
  2. Alhamdulillah anakku nggak tipe anak tantrum. Trus aku bukan tipe yang suka kasih pujian, tapi lebih kasih gift klo ada uang, biar Dia merasa diperdulikan

    BalasHapus
  3. Anak ke dua ku nih emosinya tidak bisa ditebak setiap harinya. Awalnya ketika dia tantrum saya jauh lebih tantrum. Tapi lama-lama saya perhatikan dan kenali, ternyata dia butuh waktu untuk meregulasi emosinya. Jadi biasanya kalau dia tantrum saya biarkan dulu, sampai dia berhasil meregulasi emosinya. kalau sudah lumayan tenang, saya dekati, peluk dan puji.

    BalasHapus
  4. Menghadapi anak-anak tuh susah-susah gampang. Dan seringkali kita sebagai orang dewasa nggak memahami apa yang di mau. Harus belajar lagi nih buat bekal kelak hehe.

    BalasHapus
  5. Anakku banget ini mbak..asli melatih kesabaran banget

    BalasHapus
  6. Anaku udah di atas 3 tahun mbaa, tapi kayaknya tipsnya bisa diterapkan juga sih..

    BalasHapus
  7. Anak usia 3 tahun masih berproses mengenal emosinya kemudian meregulasinya, dia butuh bantuan untuk meregulasinya, sampai saat ini pun saya masih berproses karena emosi itu banyak macamnya dan dikenalkan bertahap, padahal anakku sudah di atas 3 tahun
    paling tidak dengan mereka mengenal dan meregulasi emosinya, dia bisa mengendalikan emosinya

    BalasHapus
  8. Bener mba menghadapi emosi anak itu masyaallah... Harus sadar ibunya. Tapi memang iya dia masih belajar menghadapi emosi jd biarkan dia mevalidasi emosi tersebut. Nangis gpp ngga harus diburu² suruh diem. Meski ini susah sekali

    BalasHapus
  9. Lagi di fase bocil yang tiba-tiba nangis nggak jelas, entah masalahnya apa. Dan nggak paham apa yang dia mau 😂 Kadang pengen makan sendiri, la kok disuapin. Ya marah dong. Wkwk

    BalasHapus
  10. Sungguh anak bungsuku melatih kesabaran hahaha tapi lebih sering emaknya kepancing emosi 🥲 terimakasih mba memberikan solusi emak yang suka kepancing ini hahaha

    BalasHapus
  11. anak berusia 3 tahun bisa dibilang masih belum tahu cara mengendalikan emosi dan mengontrolnya. Bener banget mbak, peran orang tua dan cara edukasi pelan-pelan akan bikin anak teringat terus. Nggak harus diatasi dengan marah marah juga kepada si anak, yang mungkin bisa aja membekas sampe gede

    BalasHapus

Posting Komentar