cerita mbun

Prinsip Parenting Positif dalam Mendidik Anak


Dalam mendidik anak

Mendidik anak memang bukan perkara yang mudah. Bukan hanya dari dalam keluarga, namun lingkungan dan usia anak yang terus bertumbuh juga turut mempengaruhi.
 
Belum lagi kesibukkan orang tua yang sering menyita perhatian dalam mendidik anak. Meski sibuk, setidaknya kita meluangkan waktu untuk hadir dalam kehidupan anak. 

Sejujurnya ini juga yang aku khawatirkan, meski di rumah setiap hari, namun semoga bukan hanya ragaku yang hadir menemani setiap momen tumbuh kembang Aqlan, namun juga jiwaku. 

Aku selalu percaya kalau anak dengan parenting yang positif akan tumbuh menjadi anak yang baik, cerdas serta jauh dari rasa cemas dan takut. Anak tumbuh dengan berani dan mandiri.

Bingung bagaimana cara mendidik anak? Harus menggunakan metode apa dalam mendidiknya? Apakah ragu pola parenting sudah benar atau belum? Yuk, simak artikel ini yang semoga relate dengan para orang tua yang sedang mendidik anak dalam fase tumbuh kembang. 

Apa Itu Parenting?

Parenting adalah proses mengasuh anak dari semenjak ia dalam kandungan, hingga ia lahir dan tumbuh dewasa. Parenting berhubungan dengan bagaimana cara kita mendidik anak dan meresponnya.

Cara mendidik anak ala Abi Quraish Shihab yang bisa kita jadikan teladan yang baik. Adakah pegiat parenting atau artis yang menjadi inspirasi Ayah dan Bunda?

Kalau dulu mungkin kita hanya mengenal pola pengasuhan biasa. Semakin berkembang, dan istilah parenting ini mulai banyak dikampanyaken untuk menemani perjalanan ibu milenial dalam mendidik anak.

Apakah pola asuh zaman dahulu masih relevan dengan sekarang? Pola asuh zaman dulu tidak bisa dikatakan salah seratus persen, bagaimanapun kita adalah produk dari pola asuh zaman dulu. 

Hal baik dan aku rasakan sendiri manfaatnya bagaimana orang tua mendidikku dulu, aku terapkan juga pada Aqlan. Namun, jika tidak relevan tentu aku juga tidak mengaplikasikannya pada Aqlan. 

Paling penting dari itu semua adalah bagaimana kita mempunyai prinsip dalam mendidik anak. Sehingga kita tidak merasa terbebani apalagi sampai overwhelmed dalam mengasuh atau sekedar ikutan yang sedang trend

Setidaknya ada hal-hal yang menjadi patokan dalam mendidiknya. Dampaknya bukan hanya kepada anak, namun bagi orang tua sendiri. Mau juga kan menjadi orang tua dambaan anak?

6 Prinsip Parenting Positif Mendidik Anak

Orang tua seringkali bilang ingin anaknya menjadi ini dan itu. Namun, pernah tidak sih orang tua berpikir kalau anak juga menginginkan orang tua dengan pola asuh yang baik?

Prinsip parenting positif ini sejatinya juga hal yang disukai anak. Anak suka diperlakukan dengan baik oleh orang tuanya. Bukan hanya anak, tapi semua orang juga pengen diperlakukan dengan baik. 

1. Terlibat dalam Aktivitas Anak

Prinsip positif parenting

Bukan hanya ada di sampingnya, tapi larut ke dalam dunianya. Ikut bermain dengan anak dan turut serta membangun proyek anak, wkwkwk.

Tidak harus selalu setiap bermain anak, kita selalu hadir. Bentuklah quality time bersama anak setiap harinya, agar anak merasa kalau kita selalu ada untuknya dan mereka merasa dicintai oleh kita. 

Sekalipun Bunda bekerja dari pagi hingga sore, saat sudah di rumah, Bunda harus menyempatkan untuk hadir dalam aktivitas anak untuk mendengarkan keluh kesah anak. 

2. Jangan Terlalu Memanjakan Anak

Ini hal yang sulit bagiku. Rasanya ingin selalu memberikan apa yang Aqlan minta saat itu juga. Tidak mau sampai Aqlan merasakan rasa prihatin ketika aku kecil dulu, yang mau apa-apa mesti nabung baru bisa mendapatkan apa yang aku mau.

Tapi, kalai begitu sama saja aku menjerumuskan Aqlan untuk menjadi anak yang manja dan tidak sabar. Dari mana dia akan belajar mandiri jika tidak aku tegas untuk memberlakukan aturan bahwa apa yang ia mau tidak harus ada saat itu juga. 

Dia harus tahu apa yang dia inginkan dan yang dibutuhkan. Seperti perihal mainan. Mainan di rumah sudah banyak, kalau ada penjual mainan yang lewat selalu aja minta dibelikan mainan lagi. 

Tentu aku tidak mengikuti keinginannya membeli mainan karena baru saja ia membelinya kemarin. Walau hati kecil berkata bahwa aku ingin membelikan mainan yang harganya juga tidak seberapa. 

Rasanya setiap anak menginginkan sesuatu, hati ini ingin langsung mengabulkannya. Apakah Bunda juga merasakan hal yang sama? Semoga hanya aku saja ya, hehe.  

Di sisi lain juga karena tidak mau dianggap pelit atau tega sama orang lain, malu kalau anak menangis karena keinginannya tidak kita turuti. Lebih pilih mana malu sama tetangga atau anak yang manja nantinya?

Memang terasa sekali pengaruh lingkungan dalam mendidik anak. Mengikuti keinginan anak tanpa aturan dan batasan yang jelas akan menimbulkan masalah nantinya. 

3. Ajarkan Anak Mandiri

Stimulasi anak sedari dini agar anak terbiasa melakukan sesuatu dengan baik. Walau anak tidak langsung bisa.

Jangan terlalu banyak melarang anak, anak jadi tidak mau mencoba hal yang baru. Terapkan kemandirian anak pada saat mau makan, sesuai dengan feeding rules-nya. 

Aqlan selalu ingin cuci tangan sendiri, terlihat seperti ingin main air saja dibanding dengan cuci tangan. Tapi, aku mencoba untuk memberinya kesempatan. Kadang kita juga salah paham sama anak. Anak maksudnya apa, kita nangkapnya lain. 

Sekarang, ia sudah bisa cuci tangan sendiri tanpa bantuanku. Meski sulit untuk melepas anak membuat keputusan sendiri dan belajar dari kesalahannya, namun ini penting untuk tumbuh kembangnya agar ia bisa belajar mandiri. 

Memudahkan orang tua juga jadinya, hehe. Meski sudah bisa sendiri, tetap saja ada kalanya anak ingin dimanja.

4. Menghindari Kekerasan

Seringkali anak tidak sesuai dengan ekspektasi kita. Pengennya anak itu baik, nurut dan mudah diatur. Itu anak atau robot ya? Hehe

Suami sering bilang, anak kecil juga manusia. Perlakukan ia selayaknya manusia, bukan dengan terlalu memberi banyak aturan apalagi sampai memarahi habis-habisan karena tidak mentaati peraturan tersebut.

Faktanya alih-alih nurut, tingkah laku anak 3 tahun sering bikin kita emosi walaupun niatnya hanya ingin membantu kita. 

Apa sih yang kita harapkan dari anak 3 tahun? Semuanya ada tahapan perkembangannya. Melakukan kekerasan pada anak banyak akan menyimpan luka mendalam dan trauma dalam jangka waktu yang panjang. 

Anak semakin tidak menurut dan tidak mau mendengarkan jika orang tua melakukan parenting dengan cara kekerasan. Bukan hanya fisiknya yang akan terluka namun psikisnya juga terganggu. 

5. Perlakukan Anak dengan Baik

Prinsip parenting positif
Hargai pendapat anak dan menghormatinya. Menghormati anak akan membuat anak belajar cara menghormati orang lain saat ia dewasa.

Cara kita memperlakukan anak akan mereka contoh untuk memperlakukan temannya dan orang lain. Hati-hati dalam bersikap, karena anak akan mencontoh setiap apa yang kita lakukan. 

6. Konsisten Melakukan Pengasuhan

Konsisten melakukan prinsip parenting positif pada anak, agar anak tidak bingung bagaimana ia harus bersikap. 

Bersikap konsisten dengan peraturan yang kita buat karena kita sedang membangun kepercayaan dengan anak. Jangan sampai anak sudah tidak percaya lagi dengan orang tuanya, akibatnya anak tidak akan mau mendengarkan apalagi mengikuti perintah orang tua.


Kesimpulan

Prinsip parenting positif setiap orang tua mungkin berbeda. Tidak apa-apa selama dilakukan dengan konsisten, karena itu yang terpenting. Percuma jika prinsipnya sudah oke namun tidak dilakukan dengan konsisten.

Prinsip mengasuh tersebut bagiku sebagai patokan ketika anak sedang tidak kondusif. Setidaknya hal-hal tersebut yang membuat aku lebih santai dalam mendidik anak.

Apakah Bunda punya prinsip yang sama? Boleh share di kolom komentar yaaa bagaimana prinsip mendidik anak yang Bunda lakukan.

Related Posts

Posting Komentar