cerita mbun

Merasa Perfeksionis? Begini Cara Mengatasinya!

Cara mengatasi karakter perfeksionis


Setiap orang memiliki kepribadiannya masing-masing. Untuk mencapai tujuannya setiap orang juga punya caranya sendiri. Dalam mencapai tujuan tersebut apakah kamu termasuk orang yang semuanya harus dikerjakan dengan sempurna? Merasa kalau kamu tidak boleh gagal?

Jika kamu merasa itu semua ada pada dirimu, berarti kamu adalah orang yang perfeksionis. Perfeksionisme selalu punya standar yang tinggi untuk mencapai tujuannya. Begitupun dengan aku yang merasa stres sendiri jika aku ada “kekurangan” mengerjakan sesuatu yang padahal itu bukan suatu masalah.

Ciri-Ciri Karakter Perfeksionis

Dilansir dari kanal youtobenya Greatmind, Marissa Anita menjelaskan bahwa Perfeksionisme adalah standar pribadi, sikap atau cara berpikir yang mengharapkan dan menuntut kesempurnaan, sehingga menolak segala sesuatu yang dianggap kurang.

Kalau takarannya pas, perfeksionis bisa menjadi motivasi kita untuk mencapai tujuan. Tapi, kalau tidak, ini akan membuat sengsara dan melelahkan. Sangat tidak menyenangkan punya karakter seperi ini. Aku sendiri merasa terbebani punya karakter seperti ini. Apa aja ya ciri-ciri karakter perfeksionis?

1. Punya Standar yang Tidak realistis

Karakter perfeksionis punya standar yang tinggi dan kuat. Punya standar untuk mencapai tujuan bagus, tapi jika standarnya tidak realistis sesuai dengan kemampuan itu akan membuat kita merasa lelah dan justru malah jauh dari tujuan tersebut. Punya standar yang realistis dan sehat lebih memudahkan mencapai tujuan daripada yang tidak realistis.

2. Menghindari Kegagalan

Orang dengan karakter perfeksionis notabene menghindari kegagalan karena punya standar yang sangat kuat. Pengennya merasa berhasil terus. Merasa bahagia dan berharga jika berhasil dan mendapatkan pengakuan dari orang lain. Orang yang seperti ini senang dipuji atas keberhasilannya.

Karakter seperti ini adalah hasil dari pengasuhan yang menuntut hasil yang sempurna. Tidak dianggap jika mendapat nilai jelek. Apakah kamu punya inner child yang belum sembuh?

3. Baginya Kegagalan adalah Bencana

Menyempurnakan diri yang tidak sempurna. Orang yang perfeksionis jika dia dihadapkan dalam kondisi yang gagal, dia akan berkata, “Aku gagal secara keseluruhan. Gak ada hal baik sama sekali dalam diriku”. Pola pikir yang sangat tidak membangun tersebut bisa berdampak negatif pada diri kita. Bukannya bangkit, kita malah merenungi sesuatu diluar kendali kita.

Tapi, jika orang yang punya standar sehat, jika dia gagal dia akan berkata, "Aku sudah berusaha sebaik mungkin meski hasilnya tidak sempurna, aku dapat kepuasan". Pola pikir seperti ini sangat membantu memperbaiki apa yang harus diperbaiki. Usaha tetap bermanfaat meski tidak sempurna.

4. Selalu Ingin Memberikan Image yang Baik

Dilansir dari kejarmimpi.id, orang yang perfeksionis tidak ingin terlihat jelek di mata orang lain. Ia selalu ingin berusaha memberikan image yang baik pada sesuatu yang sedang ia kerjakan. 

Sehingga orang yang perfeksionis seringkali mengerjakan sesuatu yang tidak perlu. Terlalu melakukan hal yang detail padahal tidak dibutuhkan. Emang seneng bikin cape sendiri kayanya, hehe.

5. Semua Ingin Berjalan Lancar

Karakter perfeksionis selalu ingin terlihat sempurna. Makanya ia bekerja lebih keras dibanding yang lain, padahal ia sendiri tidak mampu. Pada akhirnya ia jadi mudah depresi sama apa yang ia kerjakan. Padahal yang perlu kita perhatikan adalah berusaha semaksimal mungkin.

6. Tidak Mudah Percaya Pada Orang Lain

Karena selalu ingin sempurna dan hasil yang baik, orang yang perfeksionis cenderung tidak mempercayai orang lain dapat mengerjakan hasil yang sempurna.

Tapi, jika sudah percaya orang lain 
dapat mengerjakan dengan sempurna, maka ia akan bekerja sama terus dengan orang tersebut. Aku selalu gini juga sulit percaya sama orang lain, yang akhirnya merugikan diriku sendiri. Pelan-pelan mulai mengurangi sifat perfeksionis.  

Cara Mengatasi Karakter Perfeksionis

Memang tidak akan mudah hilang seketika, tapi perlahan-lahan mulai membiasakan diri agar perfeksionis tidak membuat kita semakin lelah. 

1.Kompromi dengan Diri Sendiri

Menerima diri sendiri apa adanya dan menghargai diri sendiri. Niatkan dalam diri untuk melakukan sesuatu bukan untuk dilihat orang lain. Jadi diri sendiri membuat kita lebih sadar dengan apa yang kita lakukan. Kalau Marissa Anita memberi mantra "Saya cukup baik dan itu cukup".

2. Terima Kegagalan 

Dalam hidup adakalanya kita tidak berhasil melakukan sesuatu. Namun, itu bukan berarti kita gagal secara keseluruhan. Kita bisa belajar dari kegagalan tersebut dan bangkit lagi mengerjakan apa yamg harus kita kerjakan lagi. 

3. Punya Standar yang Sehat

Ambisi bagus, tapi kita harus punya standar yang sehat dalam arti sesuai dengan keadaan kita. Agar kita bisa menentukan langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan kedepannya.

4. Hargai Pencapaian

Hargai pencapaian meski terlihat kecil. Gapapa kok kalau gak sempurna. Memang gak harus sempurna. Pencapaian yang sudah kamu dapatkan juga hasil kerja keras kamu selama ini. Kamu gak sepenuhnya gagal.

5. Delegasikan Pekerjaan

Perfeksionis ingin semuanya dikerjakan sendiri padahal kita sendiri juga kewalahan dan gak mampu. Untuk itu, delegasikan pekerjaan yang memang jadi tupoksinya. Gak perlu harus kita semuanya yang kerjakan dan percayakan kalau orang lain juga bisa mengerjakannya. Itu akan lebih mudah untuk membantu pekerjaan kita yang selalu dituntut ingin sempurna.

Penutup


Aku sendiri termasuk yang perfeksionis dan sering merasa kelelahan. Pelan-pelan aku sedang mengurangi sifat perfeksionis ini.

Perfeksionis punya kelebihan dan kekurangannya. Akan lebih baik jika sesuai tempatnya. Merugikan jika sudah berlebihan. 

Related Posts

Posting Komentar