Aku selalu sedih setiap kali ada yang mengomentari warna kulit Aqlan. Bukan karena aku ingin dia punya kulit putih. Tapi, kok bisa ya? Orang-orang tega berkomentar soal fisik anak kecil?
Mungkin ada yang menganggap aku terlalu sensitif. Tapi bagiku, saat seseorang mulai membandingkan fisik anak hanya karena tak sesuai standar "cantik atau tampan" versi mereka, itu sudah termasuk body shaming. Dan sedihnya, ini sering dijadikan alasan dengan dalih candaan.
Komentar seperti, "Aqlan makin hitam aja, main terus ya?" atau "Waktu kecil dijemurnya kelamaan kali, makanya jadi gelap.” Bukan hal baru buat aku mendengar komentar saat kumpul keluarga besar, yang bikin aku jadi malas kalau nggak ada hal yang urgent.
Mungkin ada yang menganggap aku terlalu sensitif. Tapi bagiku, saat seseorang mulai membandingkan fisik anak hanya karena tak sesuai standar "cantik atau tampan" versi mereka, itu sudah termasuk body shaming. Dan sedihnya, ini sering dijadikan alasan dengan dalih candaan.
Komentar seperti, "Aqlan makin hitam aja, main terus ya?" atau "Waktu kecil dijemurnya kelamaan kali, makanya jadi gelap.” Bukan hal baru buat aku mendengar komentar saat kumpul keluarga besar, yang bikin aku jadi malas kalau nggak ada hal yang urgent.
Bahkan ada yang dengan enteng berkata,
“Semoga nanti kulitnya kayak ibunya, jangan kayak ayahnya.” Bayangkan, bahkan sebelum Aqlan lahir pun, ia sudah dapat komentar soal warna kulit. Saat aku mengandungnya, ada saja yang menebak-nebak akan seperti siapa kulitnya, seolah-olah itu hal yang perlu dikhawatirkan. Padahal, sebagai ibu, satu-satunya yang kupikirkan adalah semoga bayiku lahir sehat dan selamat. Itu saja.Waktu bayi kulitnya sangat putih sampai dibilang bule. Perlahan warna kulit berubah sawo matang, masih juga dikomentari. Aqlan memang berkulit sawo matang. Dan itu bukan karena terlalu sering main di luar atau karena tidak dirawat, tapi karena genetik. Ayahnya pun berkulit sawo matang. Wajar, kan, kalau anaknya juga demikian?
Pernah, saking kesalnya aku membalas,
“Dia ikut ayahnya. Kalau dari pihak ibu, semuanya putih-putih kok.” Tapi setelah itu, aku malah merasa bersalah. Karena sejatinya, bukan itu intinya. Bukan soal putih atau gelap. Tapi soal bagaimana anak kecil harusnya dilindungi dari komentar-komentar menyakitkan yang bisa membekas sampai dewasa.
Mungkin mereka menganggap bercanda atau lucu-lucuan saja, tapi tidak bagiku yang menganggap serius meskipun anak 4 tahun belum paham maksudnya. Jika dibiarkan ini bisa berakibat fatal. Masalahnya bukan hanya komentar warna kulit, tapi juga berbagai dugaan yang mereka buat.
Istilah “nggak semua orang pantas jadi orang tua” ternyata bukan sekadar ucapan. Karena pada kenyataannya, menjadi orang tua itu bukan hanya soal melahirkan dan memberi makan, tapi juga soal mendidik, melindungi, dan menumbuhkan rasa aman bagi anak, baik anak sendiri maupun anak orang lain.
Karena sering main di luar, wajah Aqlan gampang banget kotor. Namanya juga anak kecil, keluar rumah masih wangi, pulang-pulang udah bau keringat dan matahari. Apalagi kalau udah lari-larian atau main pasir, lengkap deh!
Suatu hari, Aqlan lihat aku cuci muka dan dia langsung bilang, “Aqlan juga mau cuci muka kayak Mbun.” Aku sempat mikir, “Umur 4 tahun udah boleh belum ya pakai facial wash?” Lalu aku mulai cari-cari produk facial wash khusus anak, dan ketemu Deedee Kids Facial Wash.
Semoga anak-anak juga bisa tumbuh dengan percaya diri bagaimana pun warna kulitnya tanpa merasa ada yang salah pada dirinya. Pernah mendapatkan komentar serupa? Yuk, sharing di kolom komentar.
Pernah, saking kesalnya aku membalas,
“Dia ikut ayahnya. Kalau dari pihak ibu, semuanya putih-putih kok.” Tapi setelah itu, aku malah merasa bersalah. Karena sejatinya, bukan itu intinya. Bukan soal putih atau gelap. Tapi soal bagaimana anak kecil harusnya dilindungi dari komentar-komentar menyakitkan yang bisa membekas sampai dewasa.
Aqlan sekarang sedang semangat belajar cuci muka sendiri. Ia sedang mencoba facial wash khusus anak-anak. Baginya, ini hal yang menyenangkan, merawat diri seperti orang dewasa. Tapi, kebahagiaannya seketika bisa luntur hanya karena komentar:
“Udah cuci muka, tapi masih hitam aja ya.” Pengen tak "hiiiiih" mulutnya, haha. Ah sudahlah sampai saat tulisan ini ditulis, aku masih termasuk kategori wanita tersabar versi on the spot, wkwkwk.
Dan saat itulah aku sadar, ini bukan tentang facial wash. Ini tentang bagaimana kita, orang dewasa, harus lebih bijak menjaga kata-kata terutama di hadapan anak-anak.
“Udah cuci muka, tapi masih hitam aja ya.” Pengen tak "hiiiiih" mulutnya, haha. Ah sudahlah sampai saat tulisan ini ditulis, aku masih termasuk kategori wanita tersabar versi on the spot, wkwkwk.
Dan saat itulah aku sadar, ini bukan tentang facial wash. Ini tentang bagaimana kita, orang dewasa, harus lebih bijak menjaga kata-kata terutama di hadapan anak-anak.
Mungkin mereka menganggap bercanda atau lucu-lucuan saja, tapi tidak bagiku yang menganggap serius meskipun anak 4 tahun belum paham maksudnya. Jika dibiarkan ini bisa berakibat fatal. Masalahnya bukan hanya komentar warna kulit, tapi juga berbagai dugaan yang mereka buat.
Anak-anak Butuh Diterima, Bukan Dibebani
Tidak ada satu pun anak yang meminta untuk dilahirkan. Mereka hadir ke dunia sebagai amanah yang dititipkan Allah kepada orang tuanya. Tapi sayangnya, tidak semua orang tua memahami betapa besar tanggung jawab itu. Ada yang hanya baik pada anak kandungnya sendiri, tapi abai atau bahkan menyakiti anak-anak lain di sekitarnya.Istilah “nggak semua orang pantas jadi orang tua” ternyata bukan sekadar ucapan. Karena pada kenyataannya, menjadi orang tua itu bukan hanya soal melahirkan dan memberi makan, tapi juga soal mendidik, melindungi, dan menumbuhkan rasa aman bagi anak, baik anak sendiri maupun anak orang lain.
Anak-anak adalah makhluk yang masih polos. Mereka belum bisa membedakan mana perlakuan yang pantas dan tidak. Maka sebagai orang dewasa, tugas kita bukan hanya membesarkan, tapi juga menjaga, agar anak-anak tumbuh tanpa beban luka yang tidak seharusnya mereka tanggung.
Lucunya, kadang yang menyakiti anak bukan orang asing, tapi justru orang dewasa di sekitarnya. Komentar-komentar yang dianggap sepele, lelucon fisik, hingga tekanan sosial dari lingkungan, semuanya bisa meninggalkan luka yang dalam di hati anak. Padahal yang mereka butuhkan hanya cinta, penerimaan, dan ruang untuk menjadi diri sendiri.
Mari jadi lingkungan yang lebih ramah untuk anak-anak. Mereka bukan hanya tanggung jawab orang tuanya, tapi juga tanggung jawab kita semua sebagai masyarakat. Jangan sampai kita menjadi penyebab luka yang mereka ingat seumur hidup.
Akhirnya, aku izinkan Aqlan main di luar, dengan satu syarat, kalau ada kata-kata yang nggak pantas dia bawa pulang, aku langsung kasih tahu. Benar aja, dia sampai tahu lagu "stecu" astagaaaa. Untungnya, Aqlan cukup nurut dan lebih mendengarkan aku dibanding omongan-omongan yang dia dengar di luar. Yang penting tetap tahu waktu tidur siang supaya badannya bisa istirahat dan punya energi lagi.
Lucunya, kadang yang menyakiti anak bukan orang asing, tapi justru orang dewasa di sekitarnya. Komentar-komentar yang dianggap sepele, lelucon fisik, hingga tekanan sosial dari lingkungan, semuanya bisa meninggalkan luka yang dalam di hati anak. Padahal yang mereka butuhkan hanya cinta, penerimaan, dan ruang untuk menjadi diri sendiri.
Mari jadi lingkungan yang lebih ramah untuk anak-anak. Mereka bukan hanya tanggung jawab orang tuanya, tapi juga tanggung jawab kita semua sebagai masyarakat. Jangan sampai kita menjadi penyebab luka yang mereka ingat seumur hidup.
Facial Wash Deedee: Perawatan Kulit Anak yang Aman dan Lembut
Aqlan termasuk anak yang senang banget main di luar rumah. Sebenarnya ini jadi salah satu kekhawatiran aku juga. Di satu sisi, aku pengen dia di rumah aja karena kalau di luar, ada aja hal yang belum pantas dia dengar atau tiru. Tapi di sisi lain, aku juga sadar kalau interaksi sosial itu penting. Anak-anak belajar banyak dari bermain bersama teman sebayanya.Akhirnya, aku izinkan Aqlan main di luar, dengan satu syarat, kalau ada kata-kata yang nggak pantas dia bawa pulang, aku langsung kasih tahu. Benar aja, dia sampai tahu lagu "stecu" astagaaaa. Untungnya, Aqlan cukup nurut dan lebih mendengarkan aku dibanding omongan-omongan yang dia dengar di luar. Yang penting tetap tahu waktu tidur siang supaya badannya bisa istirahat dan punya energi lagi.
Karena sering main di luar, wajah Aqlan gampang banget kotor. Namanya juga anak kecil, keluar rumah masih wangi, pulang-pulang udah bau keringat dan matahari. Apalagi kalau udah lari-larian atau main pasir, lengkap deh!
Suatu hari, Aqlan lihat aku cuci muka dan dia langsung bilang, “Aqlan juga mau cuci muka kayak Mbun.” Aku sempat mikir, “Umur 4 tahun udah boleh belum ya pakai facial wash?” Lalu aku mulai cari-cari produk facial wash khusus anak, dan ketemu Deedee Kids Facial Wash.
Waktu lihat produknya, aku jadi nostalgia. Dulu waktu kecil aku juga pakai sabun dan sampo Deedee, wanginya khas banget, aroma buah-buahan yang manis dan segar. Ternyata sekarang Deedee punya facial wash untuk anak juga. Senang rasanya tahu produk lokal legendaris ini terus berinovasi.
Dari berbagai pilihan, aku memang cenderung pilih produk lokal. Selain harganya lebih terjangkau, biasanya juga sudah disesuaikan dengan kulit anak-anak Indonesia. Aku tanya dulu ke Aqlan sambil menunjukkan gambar produknya, “Mau coba cuci muka kayak Mbun nggak? Biar wajahnya halus dan segar.” Dia langsung jawab, “Mau Mbun! Aqlan mau yang strawberry!”
Akhirnya aku beli yang ukuran kecil 50gr dulu dari official store-nya. Takutnya kalau nggak cocok, nggak mubazir. Emak-emak kan ya, mikir hemat juga, hehe. Tapi ternyata Aqlan suka banget. Dia bilang nggak perih di mata, dan aku memang udah wanti-wanti, kalau perih harus langsung bilang.
Teksturnya lembut, busanya nggak berlebihan, dan aromanya enak, anak-anak pasti suka. Bahkan pakai sedikit aja udah cukup bikin wajah bersih dan lembap. Oh iya, ada tiga varian, strawberry, grape, dan orange. Awalnya aku beli yang strawberry, tapi baru seminggu udah habis.
Kenapa? Karena Aqlan iseng mainin facial wash-nya waktu nunggu bak mandi penuh. Kukira dia nggak mainin sabun lagi karena sebelumnya udah aku larang. Eh, kali ini malah facial wash-nya yang jadi korban. Habis sebotol, tumpah semua ke dalam bak. Ya ampun, ada-ada aja gimana ini nggak pusing kepala lihat facial wash berceceran di lantai.
Tapi karena dia suka, akhirnya aku beli lagi, kali ini yang varian grape. Dan ternyata grape juga wangi dan bikin kulit Aqlan tetap lembut.
Yang penting aku selalu tekankan pakai facial wash ini bukan untuk mengubah warna kulit, tapi untuk menjaga kebersihan dan kesehatan kulit anak. Apalagi Aqlan ini punya kulit sensitif, kalau nggak cocok bisa langsung ruam di sekitar mulut. Untungnya semua produk Deedee yang Aqlan pakai aman dan nggak menimbulkan iritasi.
Selain facial wash, Aqlan juga pakai lotion Deedee. Pernah coba yang Natural Honey & Chamomile Extract dan Natural Milk & Lavender Extract. Dua-duanya enak wanginya, tapi aku pribadi lebih suka yang honey.
Menurutku, kulit putih bukan segalanya. Yang jauh lebih penting adalah kulit sehat, anak nyaman, dan merasa diterima apa adanya, baik di rumah maupun di luar. Facial wash ini cuma salah satu bentuk perhatian kecilku pada kesehatannya. Sisanya, biar Aqlan tumbuh percaya diri dengan kulit dan dirinya sendiri.
Dari berbagai pilihan, aku memang cenderung pilih produk lokal. Selain harganya lebih terjangkau, biasanya juga sudah disesuaikan dengan kulit anak-anak Indonesia. Aku tanya dulu ke Aqlan sambil menunjukkan gambar produknya, “Mau coba cuci muka kayak Mbun nggak? Biar wajahnya halus dan segar.” Dia langsung jawab, “Mau Mbun! Aqlan mau yang strawberry!”
Akhirnya aku beli yang ukuran kecil 50gr dulu dari official store-nya. Takutnya kalau nggak cocok, nggak mubazir. Emak-emak kan ya, mikir hemat juga, hehe. Tapi ternyata Aqlan suka banget. Dia bilang nggak perih di mata, dan aku memang udah wanti-wanti, kalau perih harus langsung bilang.
Teksturnya lembut, busanya nggak berlebihan, dan aromanya enak, anak-anak pasti suka. Bahkan pakai sedikit aja udah cukup bikin wajah bersih dan lembap. Oh iya, ada tiga varian, strawberry, grape, dan orange. Awalnya aku beli yang strawberry, tapi baru seminggu udah habis.
Kenapa? Karena Aqlan iseng mainin facial wash-nya waktu nunggu bak mandi penuh. Kukira dia nggak mainin sabun lagi karena sebelumnya udah aku larang. Eh, kali ini malah facial wash-nya yang jadi korban. Habis sebotol, tumpah semua ke dalam bak. Ya ampun, ada-ada aja gimana ini nggak pusing kepala lihat facial wash berceceran di lantai.
Tapi karena dia suka, akhirnya aku beli lagi, kali ini yang varian grape. Dan ternyata grape juga wangi dan bikin kulit Aqlan tetap lembut.
Yang penting aku selalu tekankan pakai facial wash ini bukan untuk mengubah warna kulit, tapi untuk menjaga kebersihan dan kesehatan kulit anak. Apalagi Aqlan ini punya kulit sensitif, kalau nggak cocok bisa langsung ruam di sekitar mulut. Untungnya semua produk Deedee yang Aqlan pakai aman dan nggak menimbulkan iritasi.
Selain facial wash, Aqlan juga pakai lotion Deedee. Pernah coba yang Natural Honey & Chamomile Extract dan Natural Milk & Lavender Extract. Dua-duanya enak wanginya, tapi aku pribadi lebih suka yang honey.
Menurutku, kulit putih bukan segalanya. Yang jauh lebih penting adalah kulit sehat, anak nyaman, dan merasa diterima apa adanya, baik di rumah maupun di luar. Facial wash ini cuma salah satu bentuk perhatian kecilku pada kesehatannya. Sisanya, biar Aqlan tumbuh percaya diri dengan kulit dan dirinya sendiri.
Kesimpulan
Warna kulit anak kita bukan tolok ukur kasih sayang, bukan pula bahan candaan. Mereka berhak tumbuh tanpa luka dari kata-kata. Yuk, ayah dan bunda kita lebih bijak lagi berkomentar pada anak sendiri maupun anak orang lain.Bukan hanya kulit, tapi aku sering dengar juga komentar tentang gendut, kurus, jelek dan lain sebagainya. Apalagi jika anak hanya untuk dibanding-bandingkan.
Komentar ini sempat bikin aku sedih karena takut akan melukai hati anak. Meski begitu aku tetap menjaga kesehatan kulitnya dengan produk lokal yang legendaris dari aku kecil. Tak peduli lagi soal komentar, yang penting adalah rasa aman dan nyaman bagi anak.
Komentar ini sempat bikin aku sedih karena takut akan melukai hati anak. Meski begitu aku tetap menjaga kesehatan kulitnya dengan produk lokal yang legendaris dari aku kecil. Tak peduli lagi soal komentar, yang penting adalah rasa aman dan nyaman bagi anak.
Semoga anak-anak juga bisa tumbuh dengan percaya diri bagaimana pun warna kulitnya tanpa merasa ada yang salah pada dirinya. Pernah mendapatkan komentar serupa? Yuk, sharing di kolom komentar.
Aku juga paling kesel klo ada orang yang memberikan komentar negatif tentang fisik. Apalagi ke anak-anak. Duh nggak banget ya.
BalasHapusBeruntung sekarang makin banyak produk perawatan untuk kulit anak seperti dari Deedee ini ya
Entah kenapa orang dewasa tuh kayak guilty free aja gituu klo bisa ngasih komen basa basi busuk. Kok bisaaaaa :((
BalasHapusDan aku sepakat bahwa anak2 adalah pihak yg rentan tersakiti, kalo bolak balik dengar komen yg jahaat.
Kita kudu kuatkan anak2 yaaa.
dan berikan yg terbaik utk mereka, seperti DeeDee ini
Kayak nggak ada hal lain yang bisa dikomentarin selain fisik anak ya. Ya udah sih kalau emang nggak nemu lagi tuh ya mending mingkem.
HapusSekarang ini, produk perawatan anak sudah berkembang ya. Upgrade mereka. termasuk urusan skincare bocah.
Bahkan DeeDee udah ngeluarin facial wash untuk anak.
Setuju banget dengan bagian: “Anak-anak butuh diterima, bukan dibebani.” Kadang orang lain terlalu gampang berkomentar, tapi penyampaiannya jauh dari bijak. Padahal setiap anak itu berharga dan layak dicintai, apapun keadaannya. Termasuk soal warna kulit, nggak perlu lah dibanding-bandingkan atau dipatok harus mirip bapak atau ibunya. Yang penting diterima dan disayangi, dirawat dengan baik, termasuk menjaga kulit mereka supaya tetap bersih dan sehat. Karena kalau bersih dan sehat, otomatis juga akan terlihat cantik atau tampan ya kan? Deedee keren banget sih, bisa hadir dengan produk yang beneran ngerti kebutuhan anak-anak. Thank you for sharing ya mbak.
BalasHapusKadang orang tuh lupa, kalo sebuah ucapan sederhana bisa menyakiti dan orang lain jadi overthinking. Makanya, aku tuh selalu usahain jaga ucapan dan tindakan tiap ketemu orang. Jangan sampe, basa-basi kita malah jadi nyakitin hati.
BalasHapusTapi ya gitu, penting banget ngajarin anak biar percaya diri dan nggak terpengaruh omongan orang. Btw, jadi kepo deh sama facial wash buat anak-anak. Aqlan sampe semangat banget cuci muka, jangan-jangan nanti jadi skincare influencer cilik nih!
Nahh daku juga baruuu aja nulis tentang "mencintai anak apa adanya" yaa karena anak pada di body shaming karena kulitnya gelap dan ortunya maksain buat pakai bodycare pemutih (takutnya mengandung merkuri). Saladin juga hampir sama seperti Aqlan, waktu bayi dan balita putih (niru daku) tapi pas udah SD (di sekolah alam) sering berkegiatan di luar ruangan jadi kulitnya menggelap (niru ayahnya juga sih).
BalasHapusGemes banget sih sama orang yang suka mengomentarin warna kulit anak. Ya biarin aja gitu. Yang penting bersih dan anaknya happy. Mau bagaimna pun kondisi mereka.
BalasHapusMencintai anak apa adanya tuh perlu banget.
Saya baru kali ini melihay foto Aqlan dari dekat dan jelas, Mbak Fida. Dan Aqlan ini hitam manis kok. Dan pada dasarnya, setiap orang tua selalu menerima anak apa adanya. Yang reseh, mulut comberan, dan maha benar segalanya adalah tetangga. Apa di rumahnya tidak ada kaca, ya? Jadi tidka melihat kekurangan sendiri hahaha. Jadi lebih baik memang dicuekin mbak. Justru alau tidka digubris mereka keki. yang penting Aqlan sehat dan menjalani perkembangannya dengan baik.
BalasHapusKira-kira orang-orang yang berkomentar seperti itu sama Aqlan, membaca artikel ini nggak ya? Seharusnya jadi sadar ya, bagian tubuh seseorang itu bukan untuk dibuat candaan, karena sudah mengarah ke body shaming. Atau mereka juga kayaknya nggak tau apa itu body shaming. Hahaha 🤣...
BalasHapusmeski konteksnya candaan, tapi bercanda tentang bagian tubuh seseorang itu sudah mengarah ke body shaming. dan ini bisa memengaruhi kondisi mental si anak yang biasanya akan jadi minder kalo berkumpul sama orang. jadi sebaiknya perlu ditegur itu orang yg bercandaan seperti itu, apalagi ke anak kecil.
BalasHapusDan seharusnya becandaan begini memang distop ya. Enak bagi yang becanda. tapi sakit yang dibecandain. Lagipula memang orang lain jangan terlalu maha tahu dengan urusan orang lain. Lebih baik mengurus urusan sendiri saja hehehe.
HapusKalau ada orang yang suka njulid 'warna kulit' anak atau siapapun itu, kadang pengen banget dikaretin deh mulutnya. Wkwkwkw.. Anakku dulu juga dicandaain sama tetangga, "kok kulitnya warnanya a,b,c sih kan papa mamamu kulitnya a,b,c. Jangan-jangan kamu bukan anak papa mamamu." Langsung dah kusamperin tetanggaku, aku luruskan dengan tenang (meski agak esmosi). Hehehe...
BalasHapusDan aku setuju kalau bercanda bisa kok dilakukan tanpa menyentuh ranah privasi seperti warna kulit. :D
memang akan ada aja orang yg mulutnya gak ada rem-nya dan mereka gak akan merasa salah sih. Ini nanti setelah menggunakan facial wash buat anak dan kulitnya terlihat bersih cerah dan sehat pun akan dinyinyirin... Dibilang ibunya boros... Mudah2an sih gak ya. Padahal ya namanya anak2, kulit pasti ngikutin gen keluarganya dong. Kalaupun item gak apa, yang penting abis main tetap membersihkan diri, menjaga kesehatan tubuh dan pastinya kulit. Cemungud mamanya Aqlan :)
BalasHapusSering banget dapat ucapan seperti itu apalagi kalau kami baru turun dari pendakian.
BalasHapusSeperti saat turun dari Rinjani atau Kerinci, ada aja yg nyeletuk ke anak saya, ih Fahmi kok hitam banget sih, ih Fahmi kok gosong sih ...
Yaelah, saya aja emaknya tahu diam. kenapa mereka kepo banget ya. Udah tau baru turun gunung juga. Dasar ga ada piomongeun aja itu mah orangnya
Dih komentar anak2 skrg pada pedes2 ya bun. Entah didikan orangtuanya atau karena tontonan anak skrg yg tanpa pengawasan org tua. Atau emg yang komentar pedes tuh biasanya emak2 tuh. Suka ngatain meski sebenarnya pgn becandain. Tp kan kalo dimasukin hati kan jadi berabe tuh ya.
BalasHapusUntung aja ada facial wash yg bisa bersihin muka. Minimal ga buluk2 amat lah. Ntar kalo putih2 amat malah lbh sensitif terhadap cahaya. Lbh enak bersih, enak dipandang. Hehe. Semangat dedek Aqlan. Ga usah masukin hati omongan org yak.
Becanda memang tidak boleh berlebihan, tetap harus bisa mengontrol ucapan-ucapan yang keluar dari mulut. Jangan sampai niatnya becanda, malah nyakitin orang, ya, apalagi anak-anak yang polos, trus tersakiti, kita sebagai orang tua mana tega, ya.
BalasHapusSayangnya ucapan-ucapan menyakitkan tentang fisik dengan dalih becanda itu biasanya datangnya dari orang-orang terdekat. Miris memang, karena sejatinya keluarga dan orang terdekat dapat menjadi pelindung dan memberi rasa nyaman untuk anak-anak, ini malah sebaliknya
Sabar yaaa Mbun, mulut orang lain tidak bisa kita kontrol. Semoga Aqlan jadi anak yg lebih memperhatikan hal2 lain yg lebih penting dibandingkan omongan orang2 tentang kulitnya. Ganteng gitu koq. Pada lambe turah deeeh astaghfirullah...
BalasHapusDulu waktu anak2 masih kecil, DeeDee ini juga andalanku loh. Tapi kayaknya facial wash belum ada. Jadi pakainya shampoo, body wash dan pasta giginya aja waktu itu, sekitar 20 tahun yg lalu heheehee
Kemariiin aku juga dapet komentar yang sama.
BalasHapus"Wah, adeknya ternyata lebih gelap kulitnya yaa.. gak kayak kakaknya.."
Tus ngomongnya di depan si adek.
Pin tak pithesss aja!!
Tapi aku lagi lagiii sadar.
Bahwa kita gak selamanya bisa melindungi anak dari komentar jahat orang. Jadiii, aku tekankan ke anak-anak kalau namanya orang lain, boleh aja berkomentar apapun. Yang penting adalah kendali ((respon)) kita terhadap perkataan orang.
Alhamdulillah,
Kaka sejak di pesantren kalo dapet omongan buruk tentang tubuhnya, sebisa mungkin diperbaiki ((kalau memang bisa dibantu dengan skincare dan bodycare yaa..))
Selebihnya, yaa.. mau gimana..
Allaah menciptakan segala kelebihan dan keunikan masing-masing.
Aqlaan mashaAllaa.. ganteeeng..
Tadi hampir nebak, "Apa ada keturunan Arab?" Soalnya hidungnya mancung dan matanya besaarr.. mashaAllaa~
Jaman aku iya nih.. belum ada Facial Wash Deedee.
Suka banget sama produk DeeDee karena mempertahankan kemasannya dan wanginyaa... sukkaa.. ga giung.
Duluu.. hobi banget pakai bodywash DeeDee yang wanginya segeerrr.
Sampai anak-anak gede juga masih setia pakai produk DeeDee.
Komen orang basa basi kek gitu sebenernya beneran basi. Pingin buka pembicaraan tp gak tau mau ngomong apa, jadilah ngomongin fisik, prestasi, kapan ini kapan itu, dsb yg mereka gak sadar kalau itu bisa nyinggung orang. Klo sy atau anak sy dikomen warna kulit, dicengirin aja n bilang: warna eksotis dong..
BalasHapusBerhubung aku pas zaman sekolah dulu juga suka dikomentarin hitam lah, gelap, dan perkataan body shaming lainnya, jadi aku tahu sakitnya dikatain begitu. Bikin ga PD, trus jadi malu dengan warna kulit sendiri. Aku inget banget baru mulai confident, pas dosen ku ada 1 orang ras India tp warga negara malaysia. Dan dia eksotik banget, tapi cantiiik , sexy dan kliatan PD. Dari situ mba, aku jadi berubah mindset ttg warna kulit.
BalasHapusNah anakku juga yg bungsu kulitnya gelap. Tp laki2. Dan bbrp kluarga sama aja komentarnya, dibilang kok gelap lah dll. Memang pengen diplintir tuh mulut. Kayak kulit dia putih aja.
Tp aku selalu tekanin ke anak2, yg penting kulit terawat. Mau putih tapi dekil sama aja boong.
Aqlan bulumatanya panjang yaaa, kliatan di foto. Maniiis deh 😍👍👍. Lucu pas dia mainin facial wash ya, malah dibuat mainan pas mandi ya mba 😄. Anakku juga udh aku beliin facial wash khusus anak. Biar mukanya ttp terawat.
Setiap pribadi memiliki keindahan dan kekuatan yang dilengkapi oleh pencipta, buktinya Aglan mungkin terlihat kulit kurang sesuai standar umum ( putih katanya, kalau aku sih, lebih suka cowok sawo matang, eh gimana wkkw )
BalasHapusPaling penting bagaimana merawatnya, seh deh tahu Aglan suka dengan DeeDee facial wash, product bagus untuk anak.
Anw aku malah lihat Aglan ini cakep banget loh, alis matanya tebal, mata bulet, bulu mata lentik dan rautnyanya ini seh bakal jadi bahaya buat cewek-cewek hihi.
Sehat selalu yaa semuanya.
Setujuu..
Hapuskarena cowo itu pastinya memiliki tekstur kulit yang lebih kuat. Karena memang mereka diciptakan untuk kelak bisa menghadapi dunia.
Sukses selalu, Aqlaan shaliiih...
Kalau sudah urusan sama body shaming, khususnya bahas warna kulit bawaanya mau getok, hehe. Soalnya ngapain juga sih dibahas, lah wong gak ada kepetingannya pula, memang ngikut kontribusi merawat dan kasih skincare hehe. Suka bingung sama yang kayak gitu
BalasHapusAku pun semasa kecil sampe sekarang masih suka mba dapet komentar terkait warna kulit. Sebetulnya wajar saja jika kita orang Indonesia berkulit sawo matang. Namun ntah kenapa bagi banyak orang hal kayak gini masih tega dijadikan candaan 😭😭😭 sedih kalau sudah mulai ngatain warna kulit apalagi ke anak-anak, kok mulut orang dewasa pada nggak dijaga sekali ya.
BalasHapusBtw Deedee zaman kita masih shampoo ya. Dan emang legend banget, ternyata sekarang ada facial wash juga, sangat menarik dan syukurnya anak mba suka nih serta cocok juga.
Aku langsung inget dengan brand Deedee, kayaknyawaktu aku SD sudah ada brand ini. Zaman masih bocah, rasanya memang pengen cobain beragam produk anak anak
BalasHapusdi rumah juga keponakan pakai produk ini mba Fida, ini merek legend dari aya kecil dan suka dengan wangi dan desain packagingnya, cocok banget buat anak-anak
BalasHapusNah ini yang sering terjadi. Kulit anak jadi bahan candaan. Dari warnanya hingga gangguan yang terjadi di kulitnya. Bikin mereka jadi gak percaya diri ya. Padahal jika ada gangguan, segera tangani. Biar masalahnya bisa segera teratasi. Anak pun diberi apresiasi. Biar bisa percaya diri.
BalasHapusWaaahhh ternyata dee dee longlasting juga yaaa..masih ada sampe sekarang dan makin banyak produknya...
BalasHapusBtw baca ini aku juga jadi refleksi diri, kira2 suka ngomong gt gak ya..perkataan yang secara gak sengaja ternyata menyakitkan padahal kita tidak berniat seperti itu...semoga semuanya bisa lebih bijak lagi dalam berkata2 agar tidak menyakiti hati orang lain
Hiks hiks sedih sih kalau sampai orang-orang dewasa yang harusnya ngasih contoh benar ke anak-anak malah jadi orang yang ngajarin "rasis" sejak dini -.- Orang tua benar-benar harus menanamkan rasa percaya diri ke anak-anak dan afirmasi lah kalau warna kulit itu bukan sesuatu yang harus didebatin dan dijadikan bahan candaan.
BalasHapusBtw, Deedee masih awet sampai sekarang yaa. Yaampun, bodycare sejak saya kecil dan sekarang anak saya pun saya "brainwash" buat milih Deedee buat sabun dan shampoonya. Wkwk..
betul sekali mba Fida, kulit anak itu kan give dari Tuhan udah gitu setiap anak kan beda-beda kulitna, jadi jangan membebani anak-anak karena kultnya yang berbeda dengan yang lainnya, btw produk ini tuh produk legnd dari saya kecil dan suka dengan desainnya yang khas banget ada warna ungu
BalasHapusIya, aku juga nggak suka klo ada orang becandain fisik. Apalagi ke anak-anak. Itu bullying verbal. Bisa mengganggu mental anak.
BalasHapusSebagai orang tua yang punya anak cewe, daku juga was-was dikomentarin begitu
BalasHapusTapi memang anak-anak sudah dikenalkan skin care sejak bayi dan jangan putus
Minimal mandi, cuci muka, gosok gigi, keramas biar ngga bau
Terus pakai sun screen biar terlindungi kalau kena panas
Dan ga bosen ingetin pakai topi di luar ruangan pas siang
Anak-anak juga pakai sabun muka Dee Dee ini enak ngga perih di mata