cerita mbun

Perencanaan Keuangan Keluarga Muslim

24 komentar
Merencanakan keuangan rumah tangga


Dalam berkeluarga, urusan keuangan menjadi hal yang urgent untuk diaplikasikan. Keuangan juga menjadi hal yang sangat penting dibahas bersama pasangan demi masa depan keluarga. Untuk itu, penting bagi kita melakukan perencanaan keuangan bagi keluarga muslim.

Karena dalam rumah tangga ada istri yang berhak menerima nafkah, baik yang bekerja di rumah atau di luar rumah. Pendapatan keduanya mesti dikelola agar menjadi manfaat bagi keluarga, apalagi jika sudah ada anak dalam keluarga tersebut.

Tidak hanya komunikasi yang mempererat hubungan keluarga, tapi juga masalah finansial. Pasalnya, jika salah satu pasangan suami istri tidak terbuka satu sama lain tentang keuangan di rumah bisa memantik perang dunia, hehe.

Perencanaan keuangan keluarga muslim yang tertulis dapat membantu tujuan kehidupan pernikahan yang sakinah mawadah wa rahmah. Wah kok bisa? Bagaimana perencanaan keuangan keluarga muslim seharusnya? Simak caraku dan suami mengelola keuangan rumah tangga yuk.

Memperkenalkan Konsep Uang


Uang mempunyai nilai penting untuk memenuhi kebutuhan kita sehari-hari. Untuk itu, keberadaannya sangat dicari. Kita rela bekerja keras demi bisa mendapatkan uang agar bisa membeli segala kebutuhan rumah tangga.

Uang kini bukan hanya berbentuk kertas atau logam, tapi juga berkembang menjadi bentuk elektronik. Fungsinya tetap sama uang sebagai alat tukar/alat pembayaran.

Uang tidak asing bagi kita. Karena sehari-hari kita transaksi menggunakan uang. Namun, uang tidak boleh diperjual belikan. Biasanya ini terjadi ketika menjelang hari Raya Idul Fitri untuk penukaran uang yang akan digunakan saat lebaran. Sebaiknya, jika kita ingin menukarkan uang langsung kepada bank saja, lebih aman.

Uang juga secara tidak langsung melatih kita apakah kita bisa bijak menggunakan uang atau bersifat konsumtif. Uang juga sebagai latihan mengelola keuangan pribadi. Mengelola keuangan dari hasil pendapatan yang kita terima. Dari hasil gaji atau usaha yang lainnya diluar sumber utama keluarga.

Cara Mengelola Keuangan Keluarga Muslim

Mencatat pengeluaran, menabung, investasi

Keuangan harus selau direncanakan dengan harta kekayaan saat ini. Sehingga kita tahu tujuannya untuk apa. Untuk rumah tangga, pendidikan anak, kesehatan, pernikahan dan yang lainnya. 

  • Mengatur rencana pengeluaran


Suami istri sebaiknya berdiskusi dalam mengatur rencana pengeluaran (budgeting). Menyiapkan dana untuk berbagai pos-pos yang sudah di list. Rencana pengeluaran bisa dibuat berdasarkan bulanan/jangka pendek, tahunan dan beberapa tahun. Disesuaikan saja sesuai  nyamannya kita untuk mencatatnya.

Pernah dengar gak istilah “uang istri milik istri, uang suami ada hak istri di dalamnya”? karena nafkah keluarga dan uang jajan istri adalah tanggung jawab suami. Dalam Islam, jika istri berkontribusi atau ikut bekerja membantu kebutuhan keluarga, jikalau uangnya juga digunakan untuk kebutuhan keluarga, itu namanya sedekah. Berikut pembagian harta dalam Islam.

  • Zakat/shodaqoh: 2%-10%
  • Tabungan: 10%
  • Hutang/cicilan: 0%-30%
  • Kebutuhan rutin: 10%-20%
  • Konsumsi: 20%-30%
  • Pendidikan: 10%-20%
  • Kesehatan: 5%-10%
  • Lain-lain: 5%-10%
Membagi pos-pos keuangan keluarga
Sumber: WAG Parents Academy Series


Aku dan suami sepakat jika kita menginginkan sesuatu itu harus memberi tahu satu sama lian, agar uang yang kita keluarkan jelas digunakan untuk apa. Karena merasa uang habis tapi tidak ada “bukti” nyatanya dalam wujud barang, akhirnya aku dan suami sepakat untuk mencatat setiap pengeluaran. Dengan begitu terlihat uang masuk dan uang keluar digunakan untuk apa.

Untuk pengelolaan pos-pos yang di anggarkan setiap bulannya, aku serahkan kepada suami. Kalau untuk pengelolaan kebutuhan sehari-hari itu aku yang kelola. Aku gak mau mengelola semuanya, gak mau pusing, hehe. Jadi aku terima uang nafkah aja untuk aku kelola dan jangan diganggu gugat.
 
Nah untuk metodenya bebas saja ya, tergantung kenyamanan masing-masing. Yang penting tujuannya adalah untuk mengatur pengeluaran agar tidak menjadi minus.

Caranya, setiap pembelanjaan aku catat setiap hari pada waktu malam. Di akhir bulan pada saat gajian bulan berikutnya, baru aku total semua jumlahnya. Atau, jika tidak ingat berapa pos yang dibelanjakan setiap hari cukup anggarkan saja konsumtifnya berapa. Misalkan satu bulan uang nafkahnya 2 juta, ya harus bisa sampai 2 juta, jangan sampai minus.

Jadi gak akan ada pertanyaan “kok uangnya udah habis?” atau “uangnya dipake apa aja?”. Untungnya juga punya suami yang gak pernah nanya kaya gitu, karena udah ada catatannya (meski jarang dicek juga), jadi gak bisa protes. Justru malah aku yang perhitungan, satu rupiah pun harus tahu larinya kemana, hehe.

Kalau misalkan ada suami yang bertanya demikian, tinggal kasih lihat deh "Buku Besar" tersebut (anyway, aku menulisnya manual di buku besar pembukuan itu loh, wkwkwk). Kalau suami, menulisnya dalam aplikasi Microsoft Excel, lalu print out catatan tersebut hingga menjadi sebuah berkas.

Kalau ternyata kebutuhan kita bertambahsudah tidka sesuai budgeting, kita punya dua pilihan. Mengurangi pengeluaran atau menambah income?

  • Persediaan/Menabung

Kalau pendapatan kita lebih besar daripada pengeluaran, maka kita bisa menyisihkan uang kita untuk ditabung. Kalau sebaliknya itu minus yang memungkin kita berhutang. 

Kadang kita gak sadar kalau berhutang. Misalkan penghasilan kita 1 juta 500 ribu, terus kita butuh uang sebesar 500 ribu. Karena kita mikirnya "ahh kan ada gaji aku 1 juta 500, 1 jutanya untuk sehari-hari ada sisa 500 ribu untuk bayar hutang nanti." Dia lupa kalau gajinya aja kurang untuk keperluan tersebut sampai harus pinjam, jadi malah hutang lagi-hutang lagi untuk menutupi hutang berikutnya. 

Apalagi sekarang berhutang gampang banget ya, banyak aplikasi yang menawarkan pinjaman uang. Bahkan sampai belanja pun bisa berhutang, hehe. 

Rasul bersabda: “Allah akan memberikan rahmat kepada seseorang yang berusaha dari yang baik, membelanjakan dengan pertengahan dan dapat menyisihkan kelebihan untuk menjaga pada hari ia miskin dan membutuhkannya.”HR. Ahmad dan Muslim)

  • Investasi/Pengembangan Harta

Daripada harus nahan-nahan untuk tidak jajan seblak, aku mending memilih menambah income, hehe. Secara aku Seblak Lovers, jadi daripada aku lemes karena harus nahan makan seblak yakaaann.

Banyak caranya ya untuk berwirausaha sekarang. Banyak yang bisa kita lakukan untuk menambah income. Kita bisa memulai dengan mengelola bahan menjadi sebuah makanan yang bisa kita jual dan ide bisnis yang lain.

Hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan harta adalah menghindari penimbunan, harus dengan cara yang halal, Ilmu sebelum praktek.

Jenis-jenis investasi juga banyak macamnya tinggal kita sesuaikan dengan yang kita butuhkan. Ada investasi emas batangan, properti, saham dan valas, reksadana, sukuk dan bisnis langsung. 

Investasi emas batangan, properti, saham dan valas
Sumber: dokumen pribadi

Jenis investasi yang paling banyak digunakan biasanya investasi emas. Karena emas bisa dijual lagi dengan kelengkapan suratnya. Kita juga harus teliti dan update harga emas agar tak rugi ketika menjualnya. 

Memang ada potongan saat menjual emas, tapi setidaknya kita masih punya harta berbentuk emas daripada uangnya habis sama sekali karena kita pakai saat itu juga.

Kesimpulan


Memang sulit merencanakan keuangan keluarga, apalagi pasti ada ego masing-masing pasangan. Tapi, pengelolaan ini sangat penting untuk menentukan skala prioritas dan anggaran nafkah dalam keluarga.

Dalam islam juga diatur bagaimana kita mengelola harta kita. Bagaimana kita mendapatkannya apakah dengan cara yang halal atau haram.

Jika sudah punya kelebihan harta kita bisa menabung atau investasi. Tulisan ini terinspirasi dari kegiatan webinar Parents Academy Series yang diagendakan dalam zoom meeting dalam periode 11 Februari-25 Maret 2023.

Tema Meraih Berkahnya Harta Lewat Perencanaan Keluarga dengan Narasumber Yuria Pratiwhi Cleopatra, ST, Msi selaku Pembina Beranda Quran, Praktisi Home Schooling dan Konsultan Keuangan Syariah yang diadakan minggu ke-2 tanggal 18 Februari 2023.


Sumber:

https://www.finansialku.com/perencanaan-keuangan-keluarga-syariah/

Related Posts

24 komentar

  1. Bersyukur ya sekarang informasi mengenai perencanaan keuangan mudah didapatkan oleh siapa saja ya. Jadinya ibu rumah tangga pun bisa mempelajari tentang pengelolaan keuangan yang benar dan juga pengetahuan ttg investasi yang halal

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mbak. Ibu rumah tangga juga perlu update skill tentang mengelola keuangannya, hihi.

      Hapus
  2. Keuangan dalam kehidupan rumah tangga itu penting, gak jarang juga ada banyak yang berantem gegara keuangannya tidak dikelola dengan baik.

    Sebisa mungkin untuk menghindari hutang sih benar. Lebih baik lapar sedikit daripada lapar ditambah sakit kepala mikirin cara balikin hutang..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kak, cara mengelola keuangan juga bisa menimbulkan kesalah pahaman jika tidak dikelola dengan baik dan jujur.

      Hapus
  3. Emang susah mengatur uang keluarga, butuh komitmen kerja sama dan saling terbuka antara suami istri.(gustinyeni)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin susah kalau belum punya ilmunya ya mbak. Kalau udah tau insyaa Allah lebih lancar.

      Hapus
    2. Nah iya betul mbak. Kuncinya harus saling terbuka satu sama lain.

      Hapus
  4. Mengatur keuangan setelah menikah tidak sesimpel yang aku bayangkan setelah menikah🤭 ada uang belanja, uang bayar ini itu, pantas aja uang kenapa diserahkan ke istri karena emang perempuan manage keungan bisa serapi itu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener, apalagi kalau banyak tagihan, hihi. Soalnya Istri bisa detail urusan keuangannya ya.

      Hapus
  5. Dalam lingkup "rumah tangga", manajemen keuangan itu penting. Selain bisa menabung, jika ada pengeluaran tak terduga, sudah tersedia dana cadangan. Beruntung, istriku seorang sarjana ekonomi. JAdi selama ini dialah yang mengatur keuangan keluarga

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah itu dia agar bisa punya dana cadangan untuk hal tak terduga. Alhamdulillah ya Dok, istrinya bisa mengelola keuangan dengan mudah.

      Hapus
  6. kalau sebatas perencanaan insha allah sudah mbak, cuma praktiknya ini yang kadang butuh upaya keras. Apalagi soal jajan, kadang masih kecolongan. Kalau buat nabung, sedekah insha allah semoga konsisten. Baut emak-emak ilmu keuangan penting untuk di amalkan sebaik-baiknya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Praktiknya emang lebih sulit dari teori. Huhu emang susah nahan jajan ya, wkwk.

      Hapus
  7. Dalam masalah manajemen keuangan dalam keluarga, komunikasi memang nomor satu banget, ya. Jangan sampai suami istri jadi runyam hanya karena miskomunikasi masalah finansial ini, bisa jadi runyam ya dunia persilatan

    BalasHapus
  8. Masalah keuangan memang harus dibicarakan dari sebelum awal menikah ya

    BalasHapus
  9. Masya allah rigid lho mbak. Aku tahunya tuh yang 70:30

    30 adalah kebutuhan akan hutang jika ada. Terus 70 itu kebutuhan pokok . Eh ada investasi juga sih 10-20%

    BalasHapus
  10. Nah ini penting nih... Gak semua cowok punya kesadaran buat bikin budgeting gini. Alhamdulillah baekhayi termasuk yg sangat cermat urusan beginian, lebih daripada aku hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah sama. Alhamdulillah ya mbak, pusing soalnya, wkwkwk.

      Hapus
  11. Wah reminder banget nih, apalagi emak-emak as menteri keuangan keluarga. Betul2 harus bijak mengelola uang. Thanks mba sharingnya. Untuk pos pos uang ini aku masih suka bocor sana sini :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener mbak harus bijak banget biar gak bocor, hehe.

      Hapus
  12. Terimakasih sharingnya nih, jadi bnyak belajar ketika sudah berkeluarga, perlu bangets membicarakan masalah finansial dn merencanakannya, membuat kesepakatan bersama dgn pasangan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak, sebelum menikah diskusikan ini dulu ya, hehe.

      Hapus

Posting Komentar