cerita mbun

Refleksi Tahun 2021



Perjalanan hidup di tahun 2021 ini sangat singkat menurutku. Saking gak berasanya, tiba-tiba aku merasa “loh, besok udah tahun 2022 ya?”. Aqlan juga gak berasa udah mau satu tahun aja. Cepet banget rasanya. Padahal seperti baru kemarin aku merasakan kontraksi. Mungkin karena punya kesibukan baru mengurus anak ya, jadi waktu berputar gitu aja. Status baru sebagai ibu juga bikin aku manage semuanya dari awal dan adaptasi dengan kondisi yang baru.

Tahun ini banyak sekali emosi yang dirasakan, terlebih terhadap mental. Rasanya naik turun. Tapi, bersyukur juga karena banyak diberi nikmat. Maka dari itu, untuk merefleksikannya aku rangkum apa saja yang aku alami di tahun 2021. Fase yang paling aku nikmati sih hari-harinya.


1. Lahirnya bayi laki-laki yang kami nanti

Aku melahirkan sesuai HPL yaitu dibulan Januari. Melahirkan anak laki-laki inilah menjadi awal perjalanan aku berikutnya. Bayi laki-laki yang kami beri nama Aqlan Harith Ilaanbadruddin.

Setelah melahirkan, kaget banget karena gak sesuai ekspektasi dan ga tau caranya mengurus bayi. Fokusnya sama kehamilan dan saat melahirkan nanti aja. Hanya belajar teorinya sekilas dari media sosial. Sedangkan prakteknya cukup bikin kaget. Gak kebayang bahwa bakal seperti ini mengurus bayi. Dulu mikirnya ya "gimana nanti aja" yang penting bisa melahirkan minim trauma dan menyenangkan.

Banyak komentar yang tidak ingin aku dengar. Hingga aku mengalami Baby Blues yang cukup mengusik mentalku. Aku gak nyangka ini terjadi dalam hidupku. Untungnya aku punya support system yang bagus, jadi aku bisa berangsur pulih, meski belum total. Sampai saat ini pun aku masih bergelut dengan ego dalam menjaga bayi. Kayanya sampai anak dewasa pun masih banyak khawatirnya ya, dalam pembelajarannya seumur hidup.

 2. Mulai aktif kembali di blog

Aku senang menulis dari kecil. Dan aku punya blog saat aku SMA. Tiba-tiba aku teringat, kalau cuman aku aja yang punya blog, temen sebayaku gak ada yang punya blog saat itu. Dan emang sampai sekarang gak punya teman yang sama-sama suka nulis di blog.

Akhirnya aku gabung komunitas menulis 1 Minggu 1 Cerita. Dari situlah jadi punya teman yang suka menulis, tapi gak pernah ketemu. Alias teman maya, hehe. Gabung komunitas ini memicu aku untuk semakin semangat menulis dan jadi punya target "harus menulis" setiap minggunya.

3. Terbitkan buku Antologi

Semenjak ada wifi di rumah, udah gak takut lagi kuota abis tiba-tiba. Jadinya lebih leluasa untuk akses internet. Dari sering akses itulah, aku semakin explore Instagram, yang sebelumnya aku jarang banget explore. Tentu aku memanfaatkan akun ini bukan hanya sekedar haha-hihi lihat story orang-orang, tapi belajar dari sana. Karena sudah banyak ya sekarang, profesional yang membagikan ilmunya melalui media ini.

Dari explore inilah, aku ketemu sama akun NulisYuk. Dan mulai mencoba menulis buku antalogi bersama teman-teman penulis lainnya yang aku juga gak kenal dan belum pernah ketemu. Alias teman maya lagi, hehe. Seneng banget bisa ada nama sendiri di buku yang di cetak. Walaupun masih nulis rame-rame, tapi jadi semakin semangat untuk menerbitkan buku-buku yang lain, aamiin. (aamiinkan ramai-ramai yaa, hehe)

 4. Menjadi Relawan JaRi

Meski masih pandemi dan jadi membatasi aktivitas keluar rumah, tidak menghambat semangat para calon Relawan JaRi. Awalnya aku juga bingung sih, apa nantinya akan offline atau online. Tapi kalau online bingung juga ya gimana aktivitasnya. Gimana cara bantuinnya, segala macem. Tapi ternyata bisa juga melewati pembekalannya via zoom.

Seneng banget bisa gabung jadi relawan, bisa belajar banyak dan kenal teman-teman dari berbagai bidang. Belum lama kita kenal aja udah seru dan kocak banget ngobrol kesana kemari. Kenal sama teman-teman psikolog yang keren banget. Akupun jadi memberanikan cerita tentang inner child-ku. Gak kebayang kalau kita ketemu ya, pasti lebih seruuuu.

 5. Banyak emosi yang dirasakan

Ngerasanya kaya cape banget dan butuh istirahat. Gampang lelah dan mudah emosi. Kasian orang-orang disekitar jadi suka kena dampaknya. PR banget mengelola emosi nih. Apalagi sekarang Aqlan lagi aktif-aktifnya dan udah jarang tidur siang. Kadang kewalahan dan emang perlu bala bantuan.

Mood jadi sering turun naik. Solusinya kalau aku lebih banyak istirahat sekarang, meski cuman rebahan. Padahal pengennya istirahat dulu seharian terus lanjut lagi. Tapi setengah hari aja udah seneng banget. Apalagi kalau udah sabtu minggu itu sneneg banget bisa gantian sama suami. Sama mulai nonton drakor lagi sekarang. Yang penting urusan menjaga anak nomor satu dan urusan rumah mah nomor sekian deh, haha. Biar tetap waras yakaaaann.

6. Lebih mengenal pasangan

Dengan hadirnya Aqlan, benar-benar membawa berkah buat kami. Kami jadi semakin mengerti kebutuhan masing-masing dan tidak ingin menyakiti satu sama lain. Hal yang masing-masing tidak kami sukai, kami hindari agar tidak terjadi perdebatan-pertengkaran-apalagi sampai perang dunia, wkwkwk.

Oiyaaa, jadi diingatkan tahun ini kami jarang sekali berdebat. Paling hanya hal-hal yang perlu diingatkan aja. Dan lebih seringnya karena aku yang ngembak dong, hahaha. Emang dasar aku pelupa. Ditambah sekarang efek lelah, jadi sering lupa. Kami sangat menjaga komunikasi kami.

Hhmmmm apalagi ya, kayanya segitu deh dan yang menjadi “hightlight” nya itu adalah emosional. Merasakan sedih dan bahagia secara bersamaan. Tapi, tetep bersyukur sama apa yang didapat dan pencapaian meski tak seberapa.

Tahun ini gak mau banyak ekspektasi, kalau gak kesampaian jatohnya suka kecewa banget. Dan tanpa sadar bisa ngusik psikis juga. Dan mengurangi obsesi, lebih fokus sama apa yang sedang dikerjakan. Simple dan minimalis. Let it flow aja sih untuk tahun ini. Dan gak mau kebanyakan mikir, hahaha.

Kalau aku baca blog nya kak Hamim, beliau mengutip tulisan Fumio Sasaki dalam bukunya goodbye things, yang bilang kalau hidup minimalis ala orang Jepang adalah seseorang yang benar-benar mengetahui apa yang penting bagi dirinya sendiri dan tetap mempertahankan hal-hal tersebut untuk dirinya.

Semoga aku bisa tetap fokus dan gak ikut-ikutan orang lain demi penilaian dari kacamata mata orang lain. Serta tidak menjadi "sama" untuk "diakui" dalam masyarakat umum. 

Selamat tahun baru 2022! Kalau kamu, perjalanan yang paling mengesankan itu yang kaya gimana?

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Related Posts

Posting Komentar