cerita mbun

Hai diriku, maafkan aku yang selalu bersikap perfeksionis yaaa! #SelfLove

Posting Komentar

Terus berusaha melakukan yang terbaik, bukan yang sempurna. Karena sudah manusiawi untuk tidak menjadi yang sempurna.



Kali ini aku mau bahas Self Love. Self Love itu apa sih? Pasti udah sering banget dengar kata Self Love ya. Self Love yang berarti mencintai diri sendiri, menerima kelebihan dan kekurangan pada diri sendiri dengan mencintainya bukan untuk menjadi insecure bahkan sampai tidak bersyukur. Ada banyak cara untuk mencintai diri sendiri, misalkan mengatakan pada diri sendiri bahwa kita baik-baik saja dan masalah yang kita hadapi sifatnya hanya sementara. Kadang ketika kita dihadapkan pada sebuah masalah kita selalu menyalahkan diri sendiri.

“Coba ya dulu aku gak begini, mungkin semua ini gak akan terjadi”

“Andai dulu aku gak ambil pilihan yang ini, mungkin gak akan begini jadinya”

“Ini semua gara-gara aku yang bersikap ceroboh semua jadi berantakan”

Semua kata-kata serapah pun keluar dari mulut hanya untuk menyalahkan diri sendiri. Padahal dari dirimulah yang akan membentukmu menjadi pribadi yang lebih baik. Justru dari segala ujian yang kita hadapi kita jadi gak mengambil kesalahan yang sama, kita jadi lebih hati-hati dalam memilih atau memutuskan sesuatu.

Kalau aku dikasih kesempatan untuk bilang sesuatu sama diriku, aku mau bilang, “Hai diriku, maafkan aku yang selalu bersikap perfeksionis yaaa”. Aku yang selalu terlihat ingin sempurna dalam mengerjakan apapaun. Tidak boleh ada kesalahan sedikit pun, padahal tidak ada manusia yang sempurna. Sikap perfeksionis itulah yang malah menghambat suatu pencapaianku. Bersikap menunda-nunda pekerjaan karena ingin hasil yang memuaskan. Yang ujung-ujungnya malah bikin pusing diri sendiri. Pelan-pelan aku belajar bahwa hasil gak harus sempurna, meski kita sudah melakukan yang terbaik. Cara berpikirnya dirubah menjadi terus berusaha melakukan yang terbaik, bukan yang sempurna. Karena sudah manusiawi untuk tidak menjadi yang sempurna. Kalau kamu dikasih kesempatan, kamu mau bilang apa sama diri kamu?

Selain perfeksionis, aku juga mudah tersinggung dengan perkataan orang lain. Tapi aku tidak bisa menyalahkan orang lain. Hak mereka untuk menyampaikan pendapatnya. Bukan tugasku juga untuk membahagiakan semua orang. Setiap hal yang tidak aku suka memberi ruang untukku mengenal diri sendiri dengan mengintropeksinya. Sesuatu yang mungkin aku salah menerima maksudnya. Atau mungkin aku sendiri yang pernah membuat mereka tidak suka, sehingga melakukannya kembali kepadaku. Hal-hal seperti itulah yang kadang sering menyalahkan diri sendiri daripada mencintainya.

Kita pasti pernah memuji orang lain, tapi apakah pujian itu tulus? Sebelum memberikan pujian kepada orang lain, alangkah baiknya kita mencintai diri kita sendiri dulu. Jika cinta kepada diri sendiri sudah penuh, kita akan selalu menerima bagaimana orang lain melihat kita. Menerima bagaimana mereka memandang kita. Tentu saja ini harus dilatih. Bisa dilatih dengan kegiatan yang menyenangkan kita. Karena Self Love melatih pikiran kita untuk terus positif. Agar tetap positif, lakukan kebiasaan yang kita suka.

Misalkan dengan berolahraga. Selain menjaga kesahatan, olahraga bisa membuat kita kembali berenergi dan terus positif. Atau kalau sekarang zamannya gadget dan media sosial, bisa istirahat dulu untuk tidak melihat media sosial yang membuat kita merasa insecure. Kadang insecure muncul ketika kita lihat postingan orang lain, yang dimana tentu orang lain selalu menampilkan kebahagiannya daripada kesedihan. Padahal di dunia ini gak mungkin banget kan orang tidak pernah merasa sedih. Akan timbul perasaan seperti ini,

“Kok enak yaa dia fotonya travelling terus”

“Enak yaa tiap hari dia makan enak terus”

“Dia kelihatan bahagia banget ya sama pasangannya, kayanya hidupnya harmonis terus”

Dan klimaksnya ketika kita mulai membandingkan dengan kehidupan kita. “Gak seperti aku yaa, begini-begini saja”. Itu udah mulai bahaya sih buat hidup kita, makanya berhenti untuk melihat story orang lain dulu. Kalau isi tangki cinta untuk dirimu sudah penuh, baru deh kamu bisa melihatnya lagi. Jika ketika melihatnya kamu sudah mulai biasa saja, berarti kamu sudah mencintai diri kamu dengan penuh. Berhenti dulu deh pegang handphonenya. Kamu juga bisa berkomitmen sama pasangan ketika sedang bersama, simpan dulu yuk handphonenya selama 2 jam misalkan, kamu tidak harus mulai sekaligus, kamu bisa mulai pelan-pelan. Kamu bisa menikmati waktu bersama pasangan. Apalagi handphone, sesuatu yang sangat sulit untuk kita tinggalkan bukan?

Selain itu, bisa juga dengan melakukan hobi yang kamu suka atau mempelajari hal-hal yang baru. Bisa dengan mencoba menu baru dalam memasak, merawat tanaman-tanaman kamu atau membaca buku yang belum kamu baca. Kalau aku, biasa melakukan olahraga dengan skipping dan menuliskan keresahanku di laptop. Menulis membuatku kembali memenuhi energiku. Kalau kamu, mau mencoba dengan apa?

Karena mencintai diri sendiri bukan berarti menerima apa adanya diri kita. Tapi, mengembangkan potensi yang kita punya. Tidak pasrah saja dengan apa yang kita punya, tapi terus memperbaiki diri. Juga bukan mementingkan diri sendiri, tapi juga tetap peduli dengan sesama. Maksudnya, kita terima diri kita meski akhirnya kita melakukan kesalahan, itu gapapa wajar dalam fase berjuang atau melakukan sesuatu. Misalkan kita punya bakat dalam suatu hal, teruslah gali bakat tersebut. Atau jika belum menemukan, teruslah mempelajari. Belajar, belajar dan terus belajar melatih diri.

Self Love juga bagian dari mencintai diri dan Sang Pencipta. Makanya kita jangan pernah menggantungkan atau berharap kebahagiaan kita kepada suatu benda atau orang lain, karena sifatnya hanya sementara. Semakin kita bersyukur kepada Tuhan, kita tidak mudah menyalahkan diri sendiri dan semakin mudah untuk mencintai diri kita sendiri. Maafkanlah kesalahan di masa lalu, seberat apapun itu. Karena kita sudah tidak hidup di masa lalu, kita hidup di masa kini.

Sekarang, coba peluk diri kamu dan katakan hal yang baik meski sekarang kamu sedang tidak baik.

Sudahkah kamu Self Love?

 

 

Related Posts

Posting Komentar