cerita mbun

Manusia Bertopeng


Begitu merasa tinggi atas apa yang ia miliki, hingga lupa bahkan dirinya saja bukan miliknya.

Menjadi manusia memang rumit. Pasalnya, banyak sekali keinginan yang mengikuti hidupnya. Sesuatu yang sebenarnya tidak betul-betul ia butuhkan hanya sekedar ingin terlihat “baik” di mata manusia lainnya. Menjadi baik versi mereka. Begitu merasa tinggi atas apa yang ia miliki, hingga lupa bahkan dirinya saja bukan miliknya. Merasa rendah jika tak memiliki apa-apa. Menginginkan apa yang orang lain miliki, padahal orang lain menginginkan apa yang ia miliki. Kata kepemilikan ini yang sering kali membelenggu.

Seolah tak bisa lepas dari persoalan kepemilikan, manusia seperti tempat sumber permasalahan. Begitu banyak macam-macam masalah yang pasti dialami oleh manusia. Manusia bergelar apapun. Namun, yang penting bukan masalahnya, tapi cara memandangnya menjadi sesederhana mungkin. Sesederhana kita memandang rendah orang lain yang dianggap ada dibawah kita. Padahal keduanya punya kesamaan cara pandang. Sederhana.

Sebegitu kerasnya manusia berusaha untuk disenangi orang lain. Melakukan berbagai macam cara untuk menarik perhatian. Rela mengeluarkan uangnya agar ia disenangi. Menjadi sering mengikuti acara sosial hanya untuk mengharapkan simpati orang lain. Satu hal yang ia tak sadar, yang membenici akan tetap membencinya, yang menyukainya akan tetap sama, atau jika berlebihan akankah berubah? Padahal ia cukup hanya menjadi dirinya.

Berhenti berpura-pura karena itu hanya akan menyakitimu saja. Lakukan saja sebisamu, semampumu, maka mereka akan datang untuk menyukaimu. Sekadar menawarkan bantuan padamu. Bukan karena kamu bukan siapa-siapa tapi karena dirimu siapa.

Begitulah, tak semua pandai mengolah perasaan. Tak semua harus mengerti dirimu. Jangan khawatir orang lain tak menyukaimu, khawatirlah jika setiap kata yang keluar akan menyakitinya. Tetap berbuat baik versi dirimu meski sering kali kau dikecewakan, meski semua hasil tak sesuai rencana. Karena kau tak akan mampu menyenangkan semua orang.

Kau tahu? Hati yang kuat adalah hati yang mau menerima. Menerima setiap kejadian dan membuatnya menjadi sederhana mungkin. Manusia yang katanya makhluk sosial, harus mampu bersosialisasi dengan semua karakter. Tidak memilih suatu karakter tertentu saja, yang membuatmu nyaman. Cukup tahu saja jika ada yang tak sesuai denganmu, bukan tugasmu untuk merubahnya.

Sekarang, bukalah topengmu! Lihatlah, parasmu lebih indah jika tak memakainya, lebih natural. Kau akan bisa menikmati hidup dengan tenang yang katamu ringkih. Semesta pasti berpihak padamu.

Tak sedikit yang tak kenal dirinya, tak sedikit pula yang tak tahu apa keinginannya. Tapi, waktu terus berputar, hari berganti hari. Yang masih sama adalah keegoisan.


Related Posts

Posting Komentar