cerita mbun

KAPAAAAAAANNN???



Jangan keseringan basa-basi ya, nanti kamu jadi terlihat makin basi didepan orang, hehe makanan kali ah. Sebel banget gak sih kalau ada orang yang nanya terus? Apalagi pakai tanya “kapan”. Kata tanya yang horror banget dan rasanya pengen memusnahkan orang yang nanya begitu, whoaaaaa..

Apalagi yang nanya itu orang terdekat, saudara sendiri. Kalau lagi acara kumpul keluarga atau pas hari raya ditanya kapan wisuda? Kapan kerja? Kapan nikah? Lagi kumpul gitu jadi badmood seketika. Mau langsung cabut, tapi gak enak nanti dibilang gak sopan atau sombong. Tapi, lama-lama disitu juga buat gak nyaman. Mau gak mau kita harus menghadapi serangan fajar tersebut. Meski rasanya kita ingin langsung kabur aja dari situ. Kalau begitu bisa-bisa kita udah dipecat jadi anggota keluarga.

Pertanyaan kapan gak akan pernah ada habisnya. Selama kita hidup mungkin akan selalu ditanya ”kapan” oleh orang lain. Pasalnya, yang nanya itu entah beneran peduli atau mereka hanya ingin tahu saja. Kita juga gak bisa menyalahkan sepenuhnya karena mereka juga berhak berbicara dan bertanya. Bisa juga orang tersebut memang tidak sadar kalau pertanyaannya sudah menyinggung. Kita juga gak boleh langsung menyalahkan ya.

Karena mereka hanya melihat dari luar. Tidak tahu prosesnya seperti apa untuk mendapatkannya. Terkesan kita malas dan tidak sungguh-sungguh hanya karena waktu mendapatkannya tidak sama dengan orang lain. Yang pada ujungnya kita merasa tertekan oleh pertanyaan-pertanyaan seperti itu. Orang yang bertanya akan lupa dengan apa yang diucapkannya, tapi akan diingat oleh orang yang ditanya. Lantas apakah kita harus hidup berdasarkan penilaian orang lain?

Oh tentu tidak. Rugi banget kalu kita harus menjalani hidup berdasarkan ekspektasi orang lain. Hidup kita, kita sendiri sebagai bosnya. Bukan orang lain yang menjadi bosnya. Artinya, kita yang merencanakan hidup kita ingin seperti apa, dan kita pula yang menjalaninya. Asalkan tetap dijalan yang benar. Karena, sebaik apapun kita menjalani hidup, akan terus ada orang yang berkomentar. Cara kita menyikapinya, tetap fokus dengan apa yang kita rencanakan. Jangan sampai komentar orang lain membuatmu kehilangan fokus ya.

Kebahagiaan setiap orang itu berbeda, kita tidak bisa mengukur kebahagian seseorang karena kita belum mendapatkannya. Bukan tugas kita membuat orang lain bahagia dengan ekspektasinya. Bukankah jauh lebih bahagia jika kita mendapatkanya diwaktu yang tepat?

Daripada kita memaksakan diri karena ingin lulus cepat, akhirnya skripsinya tidak memuaskan. Bisa jadi yang skripsinya belum selesai, karena masih magang disebuah perusahaan, sedang melakukan hobi, travelling atau menambah pengalaman yang lainnya. Yang belum bekerja juga, bisa jadi karena memang belum ada tempat yang cocok sesuai kualifikasinya atau sudah mencoba tapi belum ada panggilan lebih jauh lagi. Jangan sampai pertanyaan kapan meruntuhkan semangat berkarya kamu ya.

Begitu pula yang belum menikah, apalagi perihal menikah harus benar-benar matang mempersiapkannya. Jodoh adalah pendamping kita seumur hidup. Gak mau kan menghabiskan sisa hidup dengan orang yang gak tepat? Gak mau kan gak bahagia sepanjang pernikahan? Menikah hanya karena umur dianggap sudah lewat bagi sebagian orang, tekanan dari orang terdekat, atau hanya karena ikut-ikutan teman yang sudah menikah, duh jangan ya. Menikahlah karena memang dia orangnya.

Karena setelah menikah pun kamu masih akan dihadapkan dengan pertanyaan kapan. Kapan punya anak? Pertannyaan yang jawabannya hanya Tuhan yang tahu. Yang tidak habis pikir adalah pertanyaan itu diajukan oleh sesama perempuan. Mboh ya, gak bisa merasakan apa ya? Memang sangat mengganggu, tapi kamu gak usah langsung membenci setiap yang bertanya begitu.

Kamu harus banyak bersyukur. karena kamu masih punya banyak waktu untuk memantaskan diri menjadi orang tua yang baik untuk anakmu kelak. Juga bisa mempersiapkan financial kamu lebih baik. Kamu pasti ingin kan memberikan yang terbaik untuk anakmu kelak? Gak mau kan sampai jadi orang tua yang dzalim sama anak? Hanya karena tidak bisa memenuhi kebutuhannya. Memang benar anak memiliki rezekinya sendiri, namun kita juga harus mempunyai ukuran dalam masalah financial tersebut. Masih banyak kegiatan positif yang bisa dilakukan bersama.

Jadi, untuk yang suka nanya-nanya, stop nanya kapan lulus, kerja, nikah, anak. Kalaupun mereka butuh bantuan, mereka juga akan minta tolong sama kamu kok. Dan untuk yang suka ditanya, kamu gak usah dengerin kata orang ya, itu hanya akan mengganggu rencana kamu. Yuk, daripada hanya mengeluh meratapi setiap pertanyaan yang memborbardir, lebih baik kita mempersiapkan dan selalu memantaskan diri menjadi lebih baik dan banyak menebar manfaat untuk sekitar. Berdamai dengan pertanyaan tersebut juga bisa menenangkan loh, jangan langsung kabur ya kalau ditanya kapan hihi.


Related Posts

Posting Komentar