cerita mbun
Jerit Tangis
                *) Alfida Husna



"TIDAK! TIDAK! TIDAK!"
Suara itu terus menggema
semakin keras semakin jelas
memecahkan kesunyian
hening. . .

Tapi. . .
Tapi dimana suara itu?
Suara yang selalu mengikuti setiap langkah ku
Dimana? Dimana suara itu?
Mengapa begitu jelas, semakin jelas
Tapi dimana?

Itu dia!
Dia!
Dia yang ada di sudut ruangan itu
Dia yang duduk memeluk lutut nya!
Kenapa dia menangis?
Kenapa?
Kenapa?


Wajahnya. . .
Wajahnya penuh dengan kebohongan
kebencian
penuh dengan dendam

Matanya. . .
Matanya melukiskan amarah yang begitu dalam

Tubuhnya. . .
Tubuhnya melambangkan penyesalan 
begitu rapuh

tidak ada cinta, tidak ada harapan
yang ada hanya runtuhan kejahatan

Sebenarnya apa yang terjadi?
JERIT TANGIS di ruangan itu?
Siapa dia?
Siapa?
Lebih baru Terlama

Related Posts

Posting Komentar