cerita mbun

Terbang Bersama Elang Biru Dalam Prosa Budaya Beri Aku Cerita yang Tak Biasa

                                               
Terbang bersama Elang Biru


“Dewa, lelaki pemilik cakra jantung bumi dan cakra mahkota langit itu, ingin menyatukan yang dulu terpisah. Demi Nuswantara bangkit dan kesejatian jalan menuju Tuhan. (“Totopong Hanjuang Kakek”)- Hedi Rahadian & Kirana Kejora


Salah satu kutipan dalam buku Beri Aku Cerita yang Tak Biasa. Dimentori oleh Kirana Kejora seorang Writerpreneur dan pendiri Elang Nuswantara beserta 28 penulis keren lainnya yang disebut dengan Elang Biru. Tidak banyak buku antologi yang berisi cerita pendek bertemakan budaya. Tapi, Kirana Kejora dengan berani mengangkat tema budaya yang menurutnya tema yang sangat seksi dan menarik.

Indonesia sangat beragam budayanya yang harus kita jaga warisan leluhurnya. Salah satunya dengan menjaga lewat aksara. Menuliskan fiksi bertema budaya adalah salah satu cara untuk menyampaikan pesan budaya di nusantara yang tidak banyak orang tahu dan bahkan hampir hilang.

Gak salah kalau buku Beri Aku Cerita yang Tak Biasa pantas disebut Adikarya Nuswantara. Karena para penulisnya mampu mengangkat budaya dan menyampaikan dengan begitu nyata secara based on data.

Mengapa Menulis Dengan Tema Budaya Nuswantara?


Widyanti Wulandari sebagai salah satu Elang Biru yang juga ketua komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis menuturkan bahwa menulis buku fiksi adalah sebuah panggilan. Tersentuh untuk menulis budaya dalam kemasan yang berbeda. Pasalnya, Mbak Widyanti ini belum pernah menulis fiksi.

Dengan berkarir sebagai lifestyle blogger dari tahun 2008 dan sudah terbiasa menulis buku non fiksi. Tapi, mbak Widyanti merasa tidak boleh melabeli dirinya hanya sebatas penulis non fiksi. Ia harus membuka kesempatan dan mencoba hal yang baru bagi dirinya.

Apalagi dengan pendidikan teknik yang notabene terbiasa dengan angka, bersifat logika dan terbiasa dengan analisis. Ibu dari dua anak remaja ini mengaku mengalami kesulitan untuk menulis fiksi apalagi bertema budaya.

Meski tema budaya bukan hal yang baru bagi IIDN, tapi ini pertama kali IIDN melakukan kepenulisan bertema budaya. Tentunya ini merupakan output dari kelas menulis yang diselengngarakan oleh IIDN dan dimentori oleh Mbak Kirana Kejora yang akrab disapa Buk'e.

Mungkin bagi sebagian orang tema budaya tidak menarik, tapi bagi IIDN tema budaya merupakan tema yang sangat menarik. Apalagi IIDN terbiasa mengangkat tema yang belum banyak dibicarakan. Seperti mengangkat tema mental helth yang dulu belum banyak dibicarakan tapi IIDN sudah mulai menyuarakan itu dan kini sudah banyak dibicarakan banyak orang.

Menulis tema budaya juga bagian dari membawa pesan penting. Banyak hal disekeliling kita yang terlupa termasuk dalam melestarikan warisan budaya. Menulis Cerpen Beri Aku Cerita yang Tak Biasa merupakan bentuk mensyukuri, menjaga juga turut merayakan budaya luhur nuswantara.


Siapa Saja yang Bisa Menulis Fiksi?


Buk'e Kirana Kejora selalu percaya bahwa semesta yang menyatukan setiap keinginan kita termasuk mengumpulkan para penulis pada webinar malam tanggal 7 Oktober 2022. Semesta tidak sembarangan memilih kita untuk menjadi penulis.

Maka tak heran, penulis banyak dilakukan oleh perempuan. Selain dari penduduk Indonesia mayoritas perempuan, juga perempuan adalah makhluk perasa dan sensitif. Penulis harus mampu merangkai setiap kata agar menjadi makna yang akan diingat oleh orang lain.

"Siapun bisa menulis fiksi, apapun lulusannya. Penulis itu manusia yang cerdas." - Kirana Kejora

Karena ia mampu menyampaikan pesan lewat kata dan membuat gambar menjadi hidup. 

Lalu, Bagaimana Caranya Menjadi Penulis Pemula?

Tips menulis fiksi



Cukup mudah untuk menjadi penulis pemula. Asalkan ada kemauan dan mulai untuk menulis. Mbak Widyanti disini membagikan beberapa tips untuk menjadi penulis pemula.

1. Banyak Membaca Karya Fiksi Dari Berbagai Penulis yang Baik


Menulis dan membaca itu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Bagaimana bisa penulis tapi membacanya darurat? Semakin banyak buku yang kita baca, semakin kaya dengan kosa kata dan sudut pandang.

2. Lepaskan Ekspektasi


Menulis dari hati. Niatkan untuk membagikan pesan moral yang baik. Jangan menulis hanya karena ingin terlilhat “wah” dengan menyombongkan diri.

3. Gunakan Setting yang Mudah Dibayangkan


Dengan mengetahui latar tempat tersebut, lebih memudahkan kita untuk mencari data dari lokasi tersebut.

4. Gunakan Bantuan Video, Foto dan Rekaman Suara


Gunakan video, foto, rekaman suara, dan sebagainya untuk mengumpulkan data. Ketika ada hal yang menarik segera potret untuk dikumpulkan sebagai data. Jadi, ketika data sudah terkumpul semua kita tinggal menuliskannya menjadi sebuah cerita

5. Meminta Bantuan Kepada Sang Maha


Jangan lupa berdoa sebelum mulai menulis. Minta dimudahkan dan dilancarkan dalam menulis. Istigafar dan perbaiki niat. Jangan sampai menulis karena ingin terlihat "wow".

Mitos Penulisan Fiksi

Mitos yang keliru terkait fiksi


Banyak mitos yang beredar tentang menulis fiksi. Fiksi dianggap paling mudah dengan hanya berkhayal. Padahal membuat fiksi cukup sulit. Berikut beberapa mitos terkait menulis fiksi.

1. Harus Pintar Mengkhayal


Ini hanya mitos belaka. Faktanya menulis fiksi harus kuat risetnya dan banyak sumber. Meski fiksi adalah sebuah cerita tetapi datanya nyata hasil dari sebuah riset.

2. Hanya Dapat Ditulis Oleh Orang yang Berbakat

Fiksi bisa ditulis siapa saja. Kemampuan menulis fiksi perlu diasah agar menghasilkan karya yang menarik.

3. Jenis Tulisan yang Sangat Gampang Dibuat

Ini juga keliru. Faktanya menulis fiksi juga ada kesulitannya. Menulis fiksi maupun non fiksi punya challenge-nya tersendiri.

Elang Nuswantara: Menerbangkan Karya, Membuanakan Jiwa Tanpa Ketaksaan.

Launching buku beri aku cerita yang tak biasa


Pada tanggal 21 Agustus 2022 merupakan momentum bahagia bagi Elang Nuswantara karena meluncurkan prosa budaya Beri Aku Cerita yang Tak Biasa di Perpustakaan Nasional RI, Jakarta. 

"Cinta bukan hanya sekadar, namun harus berujar memiliki pijar."


Pasukan Elang Nuswantara membawa Elang Biru terbang melayang dengan Beri Aku Cerita yang Tak Biasa benar-benar cerita yang menurutku tidak biasa. Tema budaya menjadi sangat menarik untuk dibaca.

Selain launching di Perpustakaan Nasional,  pada tanggal 21 september 2022 juga terbit di harian Disway turut membawa Elang Biru terbang tinggi. Dengan cerita pendek ini semakin memajukan perempuan Indonesia melalui dunia menulis.

Kalau Bukan Kita, Siapa Lagi?

Penulis Elang Biru


Salah satu penulis buku Beri Aku Cerita yang Tak Biasa Mbak Rahmi Aziz, yang juga seorang dokter gigi berhasil menjual buku terbanyak. Berkat silaturahmi yang ia jalani selama ini.  

Beliau juga senang sekali bisa tergabung dalam Elang Biru. Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan menulis tema budaya?

"Kalaupun takdir membawaku menikah dengannya, aku tidak mau ada ketidakjujuran di dalamnya."-Rahmi C. Mangi








Related Posts

Posting Komentar