cerita mbun

Gak usah sekolah tinggi, perempuan ujungnya di dapur!

Posting Komentar

“Gak usah sekolah tinggi-tinggi, perempuan ujung-ujungnya juga di dapur, ngurusin suami sama anak.”
“Cari kerja sekarang mah susah, yang sekolah tinggi aja susah nyari kerja, gak usah  kuliah sama aja.”

Sering banget kan kita dengar kaya gitu di masyarakat? Sedih gak sih dengarnya? Memang sih setiap orang punya opini masing-masing. Dan gak salah juga jika seseorang memilih untuk tidak melanjutkan sekolahnya ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Tapi, dalam hidup ini kita selalu di hadapkan oleh dua pilihan bukan? Ada hitam dan putih, ada baik dan buruk, ada gelap dan terang. Tentu kita selalu ingin memilih yang baik bukan?
Seiring perkembangan zaman dan teknologi yang semakin luas, seharusnya pola pikir kita pun ikut meluas. Karena zaman sekarang tidak ada alasan lagi untuk tidak belajar. Memang betul, perempuan yang memutuskan unuk menikah pada akhirnya dia akan mempunyai kewajiban, yaitu melayani suaminya. Dan jika sudah punya anak, maka semakin bertambah kewajibannya mengurus anaknya. Terlihat mudah, padahal semua itu terasa lelah dijalani. Memang tidak ada mata kuliah yang mengajarkan bagaimana cara rumah tangga yang baik, tapi istri yang banyak belajar akan lebih siap mengatasai masalah yang kompleks dalam rumah tangga.
Membesarkan anak tidak cukup hanya memberinya makan hingga ia terus tumbuh. Tidak hanya asal makan, juga memperhatikan asupan yang dimakannya. Tapi juga mendidiknya, membentuk karakter dan akhlaknya. Dengan akhlak yang baik, anak tersebut kelak akan menjaga orang tuanya di hari tua nanti. Ibu yang cerdas akan melahirkan anak yang cerdas pula.
Kuliah itu penting. Memang tidak banyak yang bisa punya kesempatan kuliah, terlepas dari keinginan dan keadaan. Setiap orang mempunyai alasan masing-masing. Kuliah adalah tempat yang cocok untuk kita belajar. Belajar dari segi akademik, maupun dari pergaulan. Karena di kampus banyak teman dari berbagai daerah yang bisa kita pelajari kebudayaannya, kebiasaannya dan cara pandangnya. Semakin kita banyak berteman, semakin kita mulai membangun relasi untuk masa depan. Kita juga bisa mengembangkan diri di kampus. Karena banyak organisasi atau kegiatan untuk pengembangan diri.
Terlepas dari kerja atau tidaknya seorang istri atau ibu, ilmunya akan selalu bermanfaat untuk sekitar. Karena ilmu adalah warisan yang tak akan pernah hilang. Meski tidak diaplikasikan dilingkungan profesional, tapi bisa diaplikasikan untuk anak-anaknya. Seorang istri akan menggunakan ilmunya untuk mengurus rumah tangga.  Seorang ibu akan bisa menceritakan masa kuliahnya kelak kepada anaknya sebagai motivasi dia untuk terus belajar. Dengan bekal ilmu saat kuliah, kita juga tidak akan mudah ditipu orang lain.
Dengan pendidikan yang tinggi juga perempuan bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Bisa membantu ekonomi keluarga. Memang seringkali dikaitkan kalau zaman sekarang, sarjana susah cari kerja. Sebenarnya tidak susah, asalkan kita yakin dan niatkan untuk mendapatkan keberkahan hidup, maka kesempatan akan berdatangan. Dengan terus mengasah skill kita. Kenapa kita tidak berfikir untuk menciptakan lapangan kerja daripada mencari kerja? Karena dengan ilmu yang kita punya, perempuan bisa menciptakan lapangan pekerjaannya sendiri. Bahkan lebih menyenangkan jika bisa bekerja di rumah. Bisa punya banyak waktu untuk keluarga.
Jadi, berhenti untuk men-judge perempuan, karena setiap perempuan punya rencana dan piihannya masing-masing. Hargai setiap usahanya, karena perempuan juga sudah lelah dengan rutinitas sehari-harinya. Setiap keputusan yang diambil perempuan itu sangat sulit. Perempuan yang kuliah, bukan untuk menyaingi laki-laki atau tidak menghargai laki-laki. Tapi untuk saling melengkapi satu sama lain. Dengan keduanya akan tercipta keluarga yang harmonis. Tidak akan ada yang sia-sia dengan perempuan yang kuliah. Semua ada manfaatnya.
Apapun pendidikannya, istri atau ibu yang terus belajar itu lebih mengagumkan.

Related Posts

Posting Komentar